Kupang, HN- Pemilihan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Sabu Raijua antara pasangan calon Nikodemus Rihi Heke–Johanes Uly Kalle (Helama Tona Ie) dan Takem Radja Pono–Herman Hegi Radja Haba (TRP–Hegi) tinggal menghitung hari.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiya Kupang, Ahmad Atang, mengatakan, politik lokal di Kabupaten Sabu Raijua cendrung tepola berdasarkan tipikal geopolitik antara Sabu Barat dan Sabu Timur.
Menurutnya, komposisi pemilih sebagai basis kultural lebih didominasi oleh pemilih di Sabu Barat. Sehingga, tiga kali Pemilihan Umum (Pemilu) sejak Marten Dira Tome hingga Orient Riwu Kore selalu dimenangkan calon dari Sabu Barat.
“Melihat dua pasangan yang akan bertarung pada pemilu ulang di Sabu pada 7 Juli mendatang dengan mengacu pada jejak politik lokal, maka peluang Taken Raja Pono lebih besar dibandingkan dengan calon petahana,” ujar Ahmad Atang, Kamis 1 Juli 2021.
Meski demikian, sebagai petahana, Nikodemus Rihi Hemke lebih memiliki modal sosial karena pernah berbuat sebagai bupati di Kabupaten Sabu Raijua.
“karena di publik petahana telah memiliki jasa politik. Pada titik ini peluang petahana masih terbuka untuk menang,” jelasnya.
Dia menjelaskan, jika menggunakan teori kemungkinan, maka keduanya tentu berharap untuk menang. Namun yang pasti hanya satu, yaitu mendapatkan kepercayaan rakyat.
Dalam banyak kasus di politik lokal Sabu Raijua, selalu beroperasi kekuatan politik identitas kedaerahan dan kesukuan akan berhadapan dengan kekuatan politik transaksional.
“Sekarang tergantung rakyat Sabu yang menentukan masa depan daerah dengan memberikan kepercayaan kepada salah satu diantara dua Paslon yang bertarung nanti,” pungkasnya. (*)