Kupang, HN – Wakil Bupati Kabupaten Kupang, Jerry Manafe meletakan batu pertama pembangunan gedung baru Gereja Sion Oeli’i di Desa Oenaek, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pembangunan gedung baru Gereja Sion Oeli’i adalah untuk menggantikan bangunan gedung gereja lama yang amburk akibat amukan badai siklon tropis seroja beberapa waktu lalu.
Usai meletakan batu pertama pembangunan gereja, Jerry Manfe mengatakan, masyarakat Desa Oenaek, khususnya jemaat Tubutuan sangat terpukul karena rumah ibadat mereka harus rusak dihantam badai seroja.
“Masyarakat sangat terpukul dengan kondisi ini. Tetapi kita yakin dan percaya bahwa Tuhan itu luar biasa. Sehingga hari ini kita bisa letakan batu pertama pembangunan gereja ini,” ujarnya kepada wartawan, Jumat 2 Juli 2021.
Menurutnya, setiap doa yang dipanjatkan masyarakat jemaat Tubutuan telah di dengar dan dikabulkan oleh Tuhan.
“Karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Apapun kesulitan yang dihadapi, Tuhan kita maha kaya dan akan menjawab kesulitan kita indah pada waktunya,” jelas Jerry Manafe.
Dia menjelaskan, pembangunan Gereja Sion Oeli’i harus dikerjakan dengan baik, sehingga hasilnya juga maksimal dan memuaskan. Karena gereja merupakan rumah Tuhan.
“Saya minta kepada jemaat dan panitia pembangunan untuk mengerjakan gereja dengan baik. Karena lokasi gereja ini berada di ketinggian, sehingga mulai fanderen, tiang beton dan atapnya harus kuat dan kokoh,” terangnya.
Dia menambahkan, pasca badai seroja, terdapat ratusan gereja yang rusak, sehingga Pemerintah Kabupaten Kupang belum bisa mengintervensi lebih jauh untuk membantu pembangunan gereja yang rusak.
“Pemda tidak bisa berpikir sendiri. Sehingga kita tentu membuka diri untuk mendapatkan dukungan dari yayasan maupun pihak lain yang ingin membantu,” imbuhnya.
Ketua Panitia Pembangunan, Eben Aplugi mengatakan, ambruknya Gereja Sion Oeli’i karena badai seroja mengakibatkan rusaknya sejumlah alat musik dan fasilitas gereja lainnya.
“Tetapi hari ini saya sampaikan terima kasih kepada para donatur dan yayasan yang telah bersedia membantu dengan menyalurkan donasi untuk membangun gereja ini,” jelas Eben Aplugi.
Kata Eben, masyarakat Desa Oenaek sangat antusias menyambut pembangunan gedung baru Gereja Sion Oeli’i untuk menggantikan gedung lama yang telah rusak akibat badai seroja.
“Jujur, kami sangat menyambut baik. Karena kami punya keinginan untuk membangun kembali rumah Tuhan seperti semula. Itu harapan kami,” ungkapnya.
Menurutnya, proses pembngunan gereja merupakan swadaya dari masyarakat desa setempat dan para donatur, tanpa adanya intervensi dari pihak Pemerintah Kabupaten Kupang.
Pasca badai seroja, pihaknya langsung menemui Bupati Kabupaten Kupang, Korinus Maseneno untuk menyampaikan keluhan dan meminta intervensi pemerintah dalam membangun kembali gedung gereja.
“Dalam pertemuan itu, bupati telah bersedia untuk membantu proses pembangunan gereja. Tetapi hingga sekarang, belum ada bantuan yang datang dari Pemkab Kupang,” ungkapnya.
Dengan demikian, pihaknya berharap respon cepat dari Pemkab Kupang untuk membantu proses pembangunan gereja Sion Oeli’i, yang ditargetkan akan selesai dalam jangka waktu 3 bulan itu.
“Tentu kami seluruh jemaat sangat membutuhkan perhatian dan respon cepat dari Pemerintah Kabupaten Kupang,” pungkas Eben.
Sementara Pendeta Gereja Sion Oeli’i, Yeni Tuhaheo, yang mewakili seluruh jemaat mengatakan, pihaknya sangat bersyukur dan bersukacita, karena masih banyak orang baik yang mau peduli dan membatu pembngunan gereja.
“Kami berayukur dan berterima kasih kepada Tuhan, kalau bukan Tuhan, tidak mungkin hari ini kita bersama untuk beribadat dan memulai peletakan batu pertama,” jelas Pendeta Yeni.
Dia menjelaskan, pasca ambruknya gedung Gereja Sion Oeli’i, pihknya bersama 178 jemaat harus menjalani ibadat dan kebaktian di salah satu gedung sekolah Desa Oenaek.
Namun, kata dia, gedung sekolah yang digunakan sebagai tempat ibadat hanya bertahan selama dua minggu, karena para siswa harus menggunakan gedung untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN)
“Selanjutnya, ada jemaat yang memberikan lahan kosongnya untuk membangun tenda darurat sebagai tempat ibadat kami. Dan sampai sekarang masih ibadat disitu,” ucapnya.
Dengan pembangunan gedung gereja baru, dirinya berharap agara semangat dari seluruh jemaat untuk beribadah memuliahkan Tuhan semakin besar.
Dia menambahkan, anggaran yang digunakan untuk membangun gereja merupakan sumbangan dari sejumlah donatur dan masyarakat desa setempat.
“Setahu saya, sumbangan 20 persen dari jemaat, dan 80 persen dari para donatur. Untuk sementara, dari pemerintah belum,” tandasnya.
Untuk diketahui, sebelum meletakan batu pertama pembangunan gereja, Wakil Bupati Kabupaten Kupang, Jerry Manafe menyerahkan bantuan tunai sejumlah Rp.35 juta dari yayasan Kitabisa.com kepada Ketua Panitia Pembangunan Eben Aplugi. (*)