Kupang, HN – Nahdlatul Ulama (NU) Nusa Tenggara Timur secara resmi membuka Konferensi Wilayah (Konferwil) ke 10 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan Konferwil dibuka secara resmi oleh Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat di Asrama Haji Kupang, Kelurahan Maulafa, Kota Kupang, Sabtu 3 September 2021.
Gubernur Laiskodat, dalam sambutannya mengatakan, organisasi NU bukan saja organisasi keagamaan, tetapi merupakan salah satu organisasi kebangsaan, yang patut dimiliki oleh seluruh anak bangsa.
“NU bukan hanya milik kelompok. Tetapi milik bangsa. Karena orang-orang didalam NU mempunyai satu kesamaan, yaitu berpikir untuk bangsa. Buktinya, saat saudara kita beragama Konghucu merayakan hari raya imlek karena berkat petinggi NU, alm K. H. Abdulrahman Wahid,” jelas Gubernur Laiskodat.
Dia menyebut, kehadirannya dalam membuka Konferwil NU NTT bukan hanya satu kewajiban sebagai gubernur. Tetapi untuk menunjukan rasa terima kasih kepada para ulama yang telah menjadi fondasi pendiri seluruh nilai kebangsaan.
“Maka dari itu organisasi NU tidak boleh hanya dijaga oleh saudara-saudara kita yang beragama islam, tetapi oleh kita semua karena orgnisasi ini milik kita bersama,” terangnya.
Selain itu, Gubernur meminta seluruh masyarakat NTT untuk berhenti melihat kemiskinan sebagai sesuatu yang telah memenjarakan cara berpikir, bertindak dan cara bertutur kata, dan harus terlahir bebas untuk melihat masa depan kedepan.
“Karena jika kita hanya melihat semata-mata dari sisi kemiskinan provinsi ini, maka kita tidak akan keluar dari kemiskinan ini. Tetapi kita harus menjadi orang-orang besar dengan cara berpikir yang besar agar kita bisa keluar dari kemiskinan,” tegasnya.
Menurutnya, perubahan tidak memerlukan banyak orang yang terlibat. Karena sebanyak apapun orang yang terlibat tetapi tidak dilakukan dengan militan, maka upaya untuk perbubahan akan sia-sia.
Namun, kata dia, jika dilakukan dengan militansi, pengetahuan serta keyakinan, maka perubahan akan segera terlihat di Provinsi NTT.
“Oleh karena itu, saya terus mendorong agar kita tidak hidup hanya untuk mwnerima nasib kita. Tetapi kita harus menentukan nasib kita, dan berkeyakinan bahwa NTT memiliki masa depan yang luar biasa,” tandasnya. (*)