KUPANG, HALUANNTT.COM – Kasus pembunuhan Astri Evita Manafe dan anaknya Lael Maccabee masih menyisakan misteri dan tanda tanya bagi keluarga, maupun masyarakat Kota Kupang. Pasalnya, keluarga korban menduga kuat, ada keterlibatan pihak lain, termasuk isteri tersangka, Ira Ua.
Saudara kandung Astri, Jack Manafe, mengatakan, penyelidikan yang dilakukan penyidik Polda NTT dinilai sangat janggal. Karena, berdasarkan bukti dan petunjuk yang ada, terdapat indikasi perencanaan, yang diduga kuat melibatkan Ira Ua, yang adalah isteri dari tersangka Randy Badjideh.
“Karena berdasarkan fakta dan keterangan yang sudah kami berikan kepada penyidik tingkat Polsek waktu itu bahwa, motif pembunuhan berasal dari kecemburuan. Karena Astri dianggap sebagai ancaman serius bagi pelaku,” ujar Jack Manafe, Selasa 8 Desember 2021.
Menurutnya, pihak keluarga dapat memberikan bukti. Karena sebelum kejadian, tepat pada tanggal 6 Juli 2021, Ira Ua, yang merupakan isteri Randy Badijeh, sempat mengirimkan pesan via massanger, dan memintanya berbicara kepada Astri, agar tidak lagi mengganggu suaminya.
Selain itu, Ira Ua juga menyampaikan kepada Jack Manafe, yang merupakan saudara korban, bahwa ia akan berusaha melarang suaminya Randy Badijeh untuk tidak mengganggu Astri, yang adalah mantan pacar Randy, sejak masih SMA.
“Jadi sebelum dia sampaikan semuanya kepada saya, diduga ada kemungkinan, Ira Ua sudah melakukan ancaman kepada Astri, karena berdasarkan chat yang beredar, nomor itu adalah milik korban,” jelas Jack Manafe.
Dia menjelaskan, ketika Astri dan Lael pergi meninggalkan rumah saat itu, pihaknya hanya berpikir bahwa, Astri pergi ke rumahnya Randy untuk menyelesikan persoalannya, tanpa menduga bahwa ia sudah masuk dalam jebakan yang sudah direncanakan para pelaku.
“Bukti-bukti ini yang menguatkan kami bahwa pembunuhan Astri dan Lael sudah direncanakan, dan pasti melibatkan orang lain. Karena saksi yang diperiksa telah memberikan keterangan. Dan penyidik tingkat Polsek sudah tahu. Tetapi kenapa penanganannya terkesan lambat,” tegasnya.
Usai menghabisi nyawa kedua korban, Randy berhasil menipu sejumlah orang untuk menggali lubang, dengan alasan mengubur seekor anjing ras besar milik bosnya, sehingga lubang yang digali harus memiliki ukuran yang besar.
Ia menerangkan, pada saat proses penggalian lubang, Randy juga ikut terlibat. Dimana sebelum kerabatnya tiba di lokasi, ia merupakan orang pertama yang tiba di TKP dan sedang menggali lubang tersebut.
“Mereka pergi ke TKP dengan motor. Jadi mungkin kedua jenaza di simpan di dalam mobil, setelah gali lubang, baru mereka bawa kedua jenaza ke lokasi untuk di kuburkan. Sehingga kami merasa kasus ini seolah-olah ditutupi,” jelasnya.
Usai menjalankan akasinya, kata Jack, Randy tampak santai, dan tidak merasa bersalah. Karena sejak Astri dan Lael di eksekusi hingga ditemukan, Ia tidak meminta maaf,kepada keluarga korban, bahkan ia tidak meninggalkan Kota Kupang.
“Berarti dalam kasus ini, ia merasa puas ketika menghabisi nyawa Astri dan Lael. Meski sudah ada pengakuan bahwa dia pelaku utama, tetapi tidak minta maaf. Ini yang kami rasakan sungguh sangat luar biasa,” tandasnya. (*)