KUPANG, HALUANNTT.COM – Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar prarekonstruksi pembunuhan Astri Evita Manafe dan anaknya Lael Maccabee, di lapangan Polda NTT, Kamis 16 Desember 2021.
Prarekonstruksi dilakukan petugas dengan membawa tersangka RB yang merupakan pelaku pembunuhan. Korban Astri dan Anaknya Lael diketahui dihabisi pelaku RB didalam mobil jenis Rush hitam, dengan cara dicekik.
Pantauan media, prarekonstruksi diamankan oleh puluhan polisi. Proses prarekonstruksi itu dimulai sejak pagi hari, dan memakan waktu cukup lama. Setidaknya ada 21 adegan yang diperagakan RB saat melakukan aksi pembunuhan.
Salah satu adegan yang diperagakan RB adalah melakukan aksi pembunuhan Astri dan Lael di dalam mobil, hingga mengisi kedua jenaza dalam kantong plastik ukuran besar berwarna hitam.
Kuasa Hukum Keluarga Korban, Antonius Steven Bangun, mengatakan, dari 21 adegan yang diperagakan tersangka RB dinilai masih sangat janggal. Karena tersangka tidak mungkin melakukan pembunuhan sendiri, tanpa melibatkan pihak lain.
“Memang masih sangat janggal. Sehingga kita menunggu rekonstruksi sesungguhnya, untuk mengetahui hasil selanjutnya yang jauh lebih jelas,” ujar Steven kepada wartawan, usai menyaksikan prarekonstruksi di halaman Polda NTT.
Dia menjelaskan, sebagai kuasa hukum dan keluarga, mereka sangat berharap kepada pihak kepolisian Polda NTT untuk segera mengungkap kasus pembunuhan itu secara jelas dan transparan.
“Kita tetap percaya kepada pihak kepolisian, karena dari hasil ini pasti ada pengembangan lagi, terkait siapa-siapa saja pelaku yang terlibat,” ungkapnya.
Kuasa Hukum dari LBH Surya NTT, Hery Batileo, mengatakan, 21 adegan yang diperagakan tersangka RB belum dapat dilihat sepenuhnya benar. Sehingga penyidik wajib bekerja keras agar keluarga korban mendapatkan keadilan.
Menurutnya, sebagai kuasa hukum yang mewakili keluarga korbanĀ masih mempercayai kinerja pihak kepolisian yang profesional, untuk betul-betul mengungkap kasus ini secara transparan.
“Karena keluarga juga berharap agar kasus ini segera dituntaskan secepatnya. Tetapi ini belum final, jadi masih ragu untuk tentutkan tersangka lain. Sehingga penyidik diharapkan bisa membuka kasus ini secara transparan,” jelasnya.
Meski demikian, Hery menegaskan bahwa, kasus pembunuhan itu tidak hanya dilakukan oleh satu orang pelaku. Karena, korban merupakan seorang olahragawan, sehingga ketika dicekik RB, pasti korban akan melakukan perlawanan.
“Korban ini kan olahragawan. Masa pada saat dicekik pelaku dia tidak ada perlawanan. Jadi tabir ini yang harus segera dibuka oleh penyidik,” tegasnya.
Senada, Jack Manafe, yang merupakan kakak kandung korban, menegaskan bahwa, adegan yang diperagakan belum dilakukan secara maksimal. Sehingga penyidik harus tetap berhati-hati dalam memperhatikan gerakan yang dilakukan tersangka RB.
“Karena, apakah benar, pembunuhan itu dia lakukan sendiri. Dan tentunya, harus juga dikaitkan dengan bukti fisik dari kedua jenaza,” jasnya.
Dia menerangkan, pihaknya sangat yakin, bahwa penyidik sudah mengetahui dan mengantongi bukti fisik kedua jenaza. Dan yang dilakukan tersangka dalam rekonstruksi harus sinkron dengan keadaan jenaza.
“Karen kami sangat ragu saat eksekusinya. Karena adegan yang diperagakan itu hanya mencekik, tidak ada adegan lain,” terang Jack Manafe.
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda NTT, Ekowidodo, usai prarekonstruksi, mengatakan, tujuan prarekonstruksi adalah untuk melihat penyesuaian, sehingga tidak kesulitan saat pelaksanaan rekonstruksi sesungguhnya.
“Prarekonstruksi ini tujuannya adalah untuk melihat penyesuaian, agar saat pelaksanaan rekonstruksi yang sesungguhnya di TKP tidak ada kesulitan dan hambatan,” jelasnya.
Dia menerangkan, adegan yang dieragakan tersangka RB dalam prarekonstruksi sebanyak 21 adegan, yang perlu diketahui oleh masyarakat.
“Biar tidak terjadi opini liar yang berkembang di masyarakat. Dan tahap selanjutnya kita akan ekspos dulu ke Kejaksaan, setelah itu dilakukan rekonstruksi lagi,” pungkasnya. (*)