KUPANG, HALUANNTT.COM – Lorensius, SH. SIK, oknum polisi yang melarang wartawan melakukan peliputan rekonstruksi kasus pembunuhan Astri dan anaknya Lael Maccabee, secara terbuka meminta maaf dihadapan para jurnalis.
Permintaan maaf disampaikan Lorensius, selaku Kanit Jatanras Polda NTT, usai Forum Wartawan, menggelar aksi damai di depan Markas Polda (Mapolda) NTT, Rabu 22 Desember 2021 siang.
“Saya secara pribadi meminta maaf atas terjadinya peristiwa ini. Saya tidak ada maksud mendiskreditkan atau menghalangi kerja jurnalis. Sama sekali tidak ada,” ujar Lorensius dihadapan para jurnalis.
Menurutnya, peristiwa yang terjadi kemarin di TKP, pihaknya hanya melarang masyarakat untuk merekam atau mengambil video. Sementara para jurnalis tidak dilarang, karena tugas jurnalis adalah mencari dan mempublikasikan informasi kepada masyarakat.
“Di lapangan kemarin, saat itu didalam police line hanya ada petugas. Sementara diluar police line ada wartawan dan masyarakat. Kalau khusus masyarakat kami larang,” jelasnya.
Dia menjaskan, ia tidak bisa membedakan mana wartawan dan masyarakat. Sehingga wartawan yang melakukan peliputan saat rekonstruksi kemarin dikira masyarakat biasa. Sehingga ia melarangnya untuk tidak merekam atau memvideokan.
“Kita memang larang untuk memvideokan. Jadi saya pikir wartawan kemarin itu masyarakat. Dan ketika saya bertanya bahwa ‘kaka siapa’, posisi saya agak jauh, sehingga tidak mendengar bahwa dia adalah watawan Pos Kupang,” terangnya.
Meski demikian, ia sekali lagi meminta maaf kepada wartawan, dan tidak bermaksud untuk menghalang-halangi keja jurnalistik. Menurtnya, usai kejadian, pihaknya langsung ke redaksi Pos Kupang untuk menyampaikan permohonan maaf.
“Pada intinya saya tetap minta maaf atas peristiwa ini. Tadi malam saya dan pak Kabid Humas sempat datang ke Pos Kupang untuk mengklarifikasi video larangan itu,” tandasnya.
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Rishian Krisna B. SH. SIK. MH, juga menyampaikan permohonan maaf, dan berjanji bahwa, peristiwa serupa tidak akan terulang lagi di kemudian hari, karena Polda dan wartawan adalah mitra.
“Kami minta maaf, dan sampai kapanpun, Polda merupakan mitra yang baik dengan rekan-rekan wartawan,” jelas Kombes Pol Rishian Krisna. (*)