KUPANG, HALUANNTT.COM – Masyarakat Kota Kupang, yang tergabung dalam Aliansi Peduli Kemanusiaan, menggelar aksi deminstrasi di depan Kantor Gubernur NTT. Mereka menuntut Gubernur Viktor Laiskodat, untuk memberi atensi serius terhadap kasus pembunuhan Astri dan anaknya Lael Maccabee.
Pantauan media, massa aksi tiba di Kantor Gubernur NTT pukul 10:15 Wita. Mereka membawa serta atribut keranda mayat berwarna hitam, sebagai simbol matinya keadilan di bumi Flobamorata.
Tidak hanya keranda, massa aksi juga membawa sejumlah poster dan panflet yang berisi tuntutan mereka. Aksi itu merupakan jilid ke IV, karena mereka menilai ada sejumlah kejanggalan dalam proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan penyidik Polda NTT.
“Kami membawa dua keranda mayat sebagai simbol jenazah Astri dan anaknya Lael Maccabee, sehingga dapat menggugah hati dari Gubernur, DPRD dan Kapolda NTT,” ujar Koordinator Umum Aksi, Christo Kolimun dalam orasinya, Senin 10 Januari 2022.
Dia menegaskan, hari ini sebenarnya DPRD NTT memanggil Kejati dan Kapolda NTT untuk menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait kasus pembunuhan Astri dan Lael, yang ditemukan tewas di lokasi SPAM Kali Dendeng akhir Agustus lalu.
“Tetapi RDP itu gagal dilaksanakan karena Kapolda NTT lagi sibuk pertemuan dengan DPR RI. Kami hanya minta keadilan itu harus ditegakan secara transparan dan adil,” tegas Christo Kolimun.
Ia bahkan menduga, RDP itu bukan dibatalkan. Tetapi dilakukan di tempat lain secara sembunyi-sembunyi oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) NTT, Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT, serta Kapolda NTT.
“Saya tidak percaya. Jangan sampai ada udang dibalik batu, atau RDP dilakukan secara sembunyi. Kenapa dibatalkan. Dimana wibawa DPRD NTT. Masa seorang Kapolda bisa batalkan RDP itu,” terangnya.
Untuk diketahui, usai menggelar aksi demonstrasi di Kantor Gubernur NTT, massa aksi akan melanjutkan aksinya ke Kantor DPRD dan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) NTT. (*)