KKN Tematik Unwira Kupang Diharapkan Bantu Optimalkan Peran BumDes

Peserta KKNT-PPM Unwira Kupang/Foto: Gusty Muda

KUPANG, HALUANNTT.COM – Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, yang dilaksanakan di sejumlah desa, di wilayah Kabupaten Nagekeo, NTT.

Rombongan mahasiwa yang berjumlah 50 orang, beserta dua orang dosen pendamping, Gerardus D. Tukan, S.Pd. M.Si dan Krisantus Satrio Wibowo Pedo, ST. MT, akhirnya tiba di kecamatan Keo Tengah, kabupaten Nagekeo, Kamis, 27 Januari 2022.

Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Mahasiswa KKN Unwira Kupang, Gerardus D. Tukan, S.Pd. M.Si, mengatakan, rombongan peserta KKN ke Pulau Flores harus membutuhkan kesiapan dan mental, karena cuaca yang memang kurang bersahabat.

Menurutnya, angin kencang, disertai gelombang tinggi sempat membuat cemas panitia dan para peserta KKN. Keadaan sempat mencekam, ketika KMP Wilis, yang ditumpangi para peserta KKN bertolak dari pelabuhan Tenau Kupang menuju Pelabuhan Ipi Ende, sebelum ke lokasi KKN di Kabupaten Nagekeo.

“Cuaca saat itu memang kurang baik. Persis seperti laporan BMKG sebelumnya, bahwa gelombang tinggi disertai angin kencang,” ujar Gerardus, melalui siaran pers yang diterima media ini, Sabtu 29 Januari 2022.

Ia menjelaskan, tingginya gelombang laut seakan menguji tekad para lakskar Unwira, untuk tetap berangkat dan tiba di lokasi KKNT PPM, di wilayah Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, sehingga mereka tetap tenang dan enjoy menikmati perjalanan.

“Para peserta terlihat enjoy dan gembira menikmati pelayaran saat itu, meski cuaca buruk, dan cukup menguji adrenalin. Tetapi bagi para peserta, ini merupakan salah satu upaya rintis jalan bagi kampus Unwira untuk melakukan KKN di lokasi yang jauh dari Kupang, yaitu lokasi yang harus ditempuh dengn langgar laut,” jelasnya.

BACA JUGA:  Politani Kupang Sediakan Kuota 1290 Bagi Calon Mahasiswa Baru

“Semuanya berada dalam keadaan cukup segar. Tampak tidak ada satu pun yang membutuhkan penanganan khusus akibat mabuk laut,” jelas Gerady menambahkan.

Setelah tiba di pelabuhan Ipi Ende, peserta KKN beristirahat dan sarapan pagi, untuk memulihkan kondisi fisik, sebelum menempuh perjalanan darat menuju Kabupaten Nagekeo, melintasi ruas jalan Ende-Bajawa, dengan jarak sekitar 70,8 Km itu.

Usai menempuh perjalanan panjang, rombongan KKNT-PPM Unwira Kupang akhirnya tiba di Kantor Camat Keo Tengah, pukul 15.00 Wita dan disambut langsung oleh Camat Keo Tengah, Hilde Mutakasi, SH beserta aparat kecamatan dan lima pimpinan desa yang merupakan desa-desa lokasi KKNT-PPM Unwira.

Camat Keo Tengah, Hilde Mutakasih, SH, dalam sambutannya, mengatakan, KKNT-PPM yang dijalankan Unwira Kupang, di wilayah kecamatannya, dengan tematik penguatan BumDes, telah mnginspirasi pihaknya untuk coba menggalang dan menghidupkan BumDes antar desa.

Menurutnya, wilayah Keo Tengah memiliki potensi dan hasil bumi, sehingga patut dipikir untuk membangun wadah BumDes bersama antar desa, sebagai wadah penguat BumDes, peningkatan ekonomi warga, serta mengoptimalkan potensi hasil bumi daerah.

Hilde menerangkan, setiap desa di Kecamatan Keo Tengah telah berupaya mendirikan BumDes di desanya masing-masing, dan berjuang menjalankan BumDesnya dengan berbagai macam tantangan yang dihadapi.

“Sehingga dengan kehadiran mahasiswa peserta KKN serta kegiatan tematik BumDes yang akan dijalankan, mendorong kita di Kecamatan Keo Tengah untuk perlu mulai berpikir tentang membangun BumDes bersama antar desa,” harap Hilde.

Ia menjelaskan, bulan Februari mendatang, pihaknya akan mengundang kepala desa dan pengelolah BumDes, untuk hadir dan membicarakan upaya mendirikan BumDes antar desa, di Kecamatan Keo Tengah.

BACA JUGA:  Politeknik ElBajo Gelar FGD Perumusan Akselerator Daerah dan Peta Kemitraan Pentahelix

“Tanggal 7 Februari 2022 merupakan kesempatan untuk kepala desa dan pengelolah BumDes berkumpul dan membicarakan hal ini. Perserta KKN dan dosen pendamping diundang juga untuk hadir, guna membantu memberikan pikiran dalam rangka memperkuat gagasan ini,” pungkas Hilde.

Usai penerimaan di tingkat kecamatan, kelompok KKN kemudian dibawa ke masing-masing lokasi desa, oleh kepala desa atau pejabat yang ditugaskan untuk menjemput peserta KKN di Kantor Camat Keo Tengah.

Dipuncak pegunungan, letak Desa Lewongera, yang merupakan kawasan lokasi Perang Lejo tahun 1914 untuk mengusir penjajah Belanda, peserta KKN diterima di kantor desa oleh Kepala Desa dan sejumlah aparat desa lainnya.

Kepala Desa Lewanbera, Gabriel So,SH, dalam sambutannya, ia meminta kepada peserta KKN Unwira Kupang, untuk membaur bersama warga desa, untuk membangun Lewangera melalui ilmu yang dimiliki.

“Saya baru dilantik jadi Kepala Desa tujuh hari yang lalu, dan menjadi sangat bersyukur karena kedatangan tamu-tamu istimewa yang akan bantu kami dalam proses pembangunnan desa” ucapnya.

Di Desa Kotowuji Barat, peserta KKN diterima kepala desa dan aparat di kantor desa. Kepala Desa Kotowuji Barat, Eman Embu,S.Pd dalam sambutannya, ia mengajak peserta KKN untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan belajar bersama masyarakat selama menjalani KKN.

“Adik-adik datang bukan hanya untuk belajar dari masyarakat, atau mengajari masyarakat, namun belajar bersama-sama dengan warga di sini. Kondisi itu yang harus kita lakukan untuk dapat memupuk dan menjalin kebersamaan selama adik-adik ada di desa ini,” harap Eman Embu.

Desa Udiworowatu yang menjadi pusat Kecamatan Keo Tengah, kelompok peserta  KKN disambut oleh penjabat kepala desa, Ludgerdus Sale Dandong, S.Hut beserta staf di kantor desa.

BACA JUGA:  Pemprov NTT Dukung Kebijakan Jokowi Satukan Nusantara

Dalam smbutan penerimaan, Ludgerdus menjelaskan bahwa Desa Udiworowatu sedang memiliki beberapa hal yang membutuhkan penguatan dan dampingan, seperti BumDes yang tidak berjalan baik dan staf desa yang perlu diperkuat dalam hal teknologi informasi untuk urusan administrasi desa.

Desa Kotowuji Timur yang berada di puncak perbukitan dan dipenuhi hutan cengkeh sebagai komoditi utama, didatangi 10 peserta KKN yang didampingi dosen Satrio Pedo,ST.MT.

Peserta  diterima oleh Kepala Desa Ambrosius Jumat, sekertaris desa Florianus Goa, dan aparat desa lainnya. Kades Ambros mengharapkan agar para peserta KKN dapat hidup membaur dengan warganya yang di pegunungan, dan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi desanya, dan bersama warga berupaya mewujudkan program pembangunan desa.

Desa Mbaenuamuri, yang lebih umum dikenal dengan nama Maunori atau Mbari, menerima 10 peserta KKN dengan berbagai harapan, bahkan tugas-tugas yang diberkan.

Desa ini terletak di tepi pantai dan menjadi pusat pertemuan warga kecamatan Keo Tengah, sebab di sini terdapat berbagai sarana umum seperti pasar dan bank.

Kepala Desa Mbari, Petrus Sambu Jong dan Sekertaris desa, Florianus Mite,S.IP, menerima peserta KKN dengan harapan agar dapat membaur dengan masyarakat dan bersama warga saling berbagi pengetahuan.

Di hadapan peserta KKN, Kades Petrus Sambu bahkan langsung memberikan tugas kepada salah satu peserta KKN, Udin Muhammad Serajawa, mahasiswa Arsitektur UNWIRA, semester 7, untuk harus menggambar desain pembangunan gedung Masjid Mbaenuamuri dan desain gedung pasar rakyat Mbaenuamuri.

Undin yang juga kebetulan berasal dari desa ini, diberi tugas pula untuk merancang kolam pemandian di desa Udiworowatu. (*)

error: Content is protected !!