Dari Invasi Rusia ke Ukraina, Hingga Robohnya Stamford Bridge London

Ilustrasi

Invasi skala besar Rusia pada Ukraina (24/02/2022) telah meluluhlantakkan sebagian kota-kota besar di Ukraina. Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan ada sekitar sekitar 136 nyawa masyarakat Ukraina meninggal dunia, meski Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengungkapkan bahwa korban yang meninggal dunia sudah mencapai 352 orang dari pihak Ukraina.

Sudah sepekan, invasi Rusia masih terus berlanjut. Kota Kiev kini menjadi sasaran amukan misil-misil Rusia. Kiev telah berubah menjadi kota perang. Gedung-gedung bertingkat roboh dan jalanan dipenuhi bangkai kendaraan roda empat dan juga kendaraan perang. Ledakan terdengar dimana-mana, kepulan asap menjadi latar yang tidak asing di langit Kiev.

Dampak perang merambah ke seluruh Dunia. Uni Eropa bahkan menjatuhkan sanksi Ekonomi terhadap Rusia. Hampir seluruh transaksi perbankan Rusia dibekukan sebagai bentuk protes terhadap arogansi sikap Vladimir Putin yang telah menyerukan dan melakukan invasi militer terhadap Ukraina. Aksi unjuk rasa mengutuk invasi Rusia ke Ukraina terjadi dimana-mana, termasuk juga di Ibukota Rusia Moskow.

Tidak sampai disitu, sidang Majelis Umum PBB Sesi Khusus Darurat (Emergency Special Session) pada Rabu (02/03/2022) di Washington, ada 141 negara yang mengecam invasi Rusia ke Ukraina dan hanya 5 negara yang tidak menyetujui resolusi PBB sementara 35 negara tidak memberikan suara dalam voting yang ditayangkan secara live di kanal YouTube PBB.

Di dunia maya, perang antara Rusia dan Ukraina menjadi trending topik di berbagai media massa. Intervensi militer Rusia di Ukraina menjadi google trends yang bertumbuh pesat di mesin pencarian google (Sumber: Google Trends) bahkan tagar War World Three nangkring di berbagai media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter, pun termasuk tagar Stop War.

BACA JUGA:  Kuasa Hukum Tersangka RB Sampaikan Duka Cita Kepada Mendiang Asrid dan Lael

Efek Invasi Rusia ke Ukraina

Perang yang berkecamuk di Ukraina memberi banyak efek samping yang merugikan secara global. Perusahan-perusahan penerbangan, perbankan, juga ekspor dan impor berbagai komoditas antara Rusia dan negara-negara luar menjadi mogok dan bahkan diberhentikan.

Rusia sebagai salah satu negara terbesar yang menguasai pasar dunia, kini hanya bisa mengecam balik berbagai sanksi yang dijatuhkan terhadapnya dan menilai itu sebagai keputusan yang ilegal. Alhasil Rusia pun melakukan pembatasan wilayah udara Rusia terhadap penerbangan negara-negara yang memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

“Wilayah udara Rusia adalah salah satu yang paling mahal di dunia (untuk overflight) dan maskapai membayar mahal kepada pemerintah Rusia untuk menggunakannya,” kata analisis penerbangan Alex Macheras melalui Tweeter.

Dengan demikian dampak terhadap pembatasan penerbangan di wilayah udara Rusia ini akan sangat merugikan penerbangan yang melalui wilayah udara Rusia (termasuk overflight) karena maskapai-maskapai penerbangan akan membutuhkan waktu lebih, apalagi seperti penerbangan dari Inggris menuju Korea,Cina dan Jepang. Begitu juga sebaliknya.

Selain transportasi udara, efek invasi Rusia ke Ukraina juga menjalar hingga ke perbankan. Bank Dunia pada Rabu (02/03/2022) telah menghentikan semua program di Rusia termasuk Belarusia dan mengalihkan dana berlimpah ke Ukraina.

BACA JUGA:  NTT Diminta Waspadai Potensi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

Presiden Bank Dunia David Malpass bersama Ketua IMF Kristalina Georgieva mengatakan akan memberikan miliaran dolar dana tambahan ke Ukraina mengingat dampak yang sangat signifikan dari peperangan ini.

Terima Kasih Mr. Roman Abramovich

Dampak Invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Rusia dan Ukraina tetapi juga menjalar hingga ke dunia olahraga. Perhelatan final liga Champions yang sedianya dilakukan di St. Petersburg, Rusia dipindahkan ke Stade de France Paris Prancis seperti yang dilansir pada situs resmi UEFA.

Federation Internationale de Volleyball (FIVB) juga mengeluarkan pernyataan resmi dan mengambil sikap tegas terhadap Rusia yang menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Voli Putra 2022. Sikap tegas ini diambil setelah sebelumnya BWF (Badminton World Federation), FIFA dan UEFA mengambil sikap tegas sebagai implikasi invasi Rusia ke Ukraina.

Buntut dari berbagai kecaman terhadap Rusia yang belakangan semakin menjadi-jadi memanasi situasi global dengan mempersiapkan amunisi nuklir, di London The Roman Emperor yang telah membangun kerajaan sepak bola Chelsea Football Club selama 20 tahun, mengalami tekanan hebat dari berbagai kebijakan politik pemerintah Inggris juga FA.

Miliarder keturunan Yahudi asal Rusia itu diserang habis-habisan oleh otoritas Kerajaan Inggris yang menuduh Roman Abramovich sebagai tangan kanan presiden Rusia, Vladimir Putin. Chrys Bryant, anggota parlemen Partai Buruh di Inggris mengatakan bahwa Abramovich tidak boleh memiliki klub sepak bola di Inggris, bahkan Chrys menyarankan agar Inggris menyita semua aset Abramovich di Inggris (Sportsbible, 25/02/2022).

BACA JUGA:  Hasil Visum Ditemukan Banyak Luka Memar, Keluarga Minta Jenazah Astrid dan Lael Diotopsi Ulang

Diketahui Chelsea Football Club, dibeli oleh taipan asal Rusia pada 2003 lalu. Selama hampir 20 tahun, Abramovich sangat loyal terhadap Chelsea. Gelontoran dana triliunan dihabiskan oleh lelaki yang selalu terlihat calm ini untuk membawa Chelsea FC berjaya di kancah persepakbolaan dunia.

Puncaknya baru beberapa bulan yang lalu Chelsea FC di bawah bendera The Roman Emperor, berhasil merebut Piala Dunia Antarklub pada bulan Februari 2022 lalu. Semua trophy telah telah diraih Chelsea FC selama dimiliki oleh Roman Abramovich. Roman Abramovich telah sukses besar di Negeri Ratu Elizabeth selama kurang lebih Dua dekade.

Klub sepak bola Chelsea FC yang bermarkas di Stamford Bridge London, kini harus berpisah dengan Roman Abramovich. Invasi Rusia ke Ukraina telah merobohkan kejayaan The Roman Emperor di Stamford Bridge, London.

Melalui situs resmi Chelsea Football Club pukul 02:06 dinihari waktu Indonesia (03/03/2022), Roman Abramovich secara resmi memberi pernyataan telah mengambil keputusan menjual klub yang sudah dibangunnya dengan sejak 2003 itu.

Dalam pernyataan itu Roman Abramovich juga menyampaikan bahwa telah mendirikan Yayasan Amal untuk membantu korban perang di Ukraina. Terimakasih Mr. Roman Abramovich.***

error: Content is protected !!