Hukrim  

Gelar Aksi Bisu, Masyarakat Minta Kapolri Copot Kabid Humas Polda NTT

Spanduk tuntutan Alinasi Peduli Kemanusiaan/Foto: Istimewah

Kupang, HN – Puluhan masyarakat Kota Kupang, yang tergabung dalam Aliansi Peduli Kemanusiaan, menggelar aksi bisu di Polda NTT sebagai simbol kekecewaan mereka terhadap penanganan kasus pembunuhan Astrid dan anaknya Lael Maccabee.

Mereka membentangkan sejumlah spanduk dan panflet yang berisi kekecewaan mereka terhadap pihak Kepilisian Daerah (Polda) NTT. Aksi itu merupakan aksi jilid ke VII yang dilakukan Aliansi Peduli Kemanusiaan.

Jika aksi sebelumnya mereka berorasi menyampaikan aspirasi, kini aliansi justru melakukan aksi bisu sebagai bentuk protes, karena mereka menilai Polda NTT tak kunjung memberikan kepastian terkait pembunuhan Astrid dan Lael.

BACA JUGA:  Marten Konay Sebut Pernyataan Thobias Mesah Adalah Sebuah Kekeliruan Besar
Panflet tuntutan masa aksi/Foto: Istimewah

Polda NTT harus segera melakukan evaluasi terhadap anggotanya, dengan harapan segera menuntaskan kasus pembunuhan Astrid dan Lael, yang hingga kini berkas perkaranya sudah tiga kali bolak balik Kejaksaan-Polda NTT.

Koordinator aksi, Christo Kolimon, mengatakan, pihaknya sudah melakukan aksi demo berjilid jilid. Dan aksi bisu kali ini merupakan bentuk protes terhadap penanganan kasus pembuhan Astrid dan Lael.

BACA JUGA:  Dukung Kinerja Bank NTT, Pemkot Kupang Sertakan Modal Rp10 Miliar Rupiah

“Sudah berulang kali kami lakukan aksi demo. Dan hari ini kami ingin minta Kapolri untuk mencopot Kabid Humas dan Dikrimum Polda NTT, karena mereka tidak becus tangani kasus ini,” ujar Christo kepada wartawan, Jumat 4 Maret 2022.

Menurutnya, selama mengikuti kasus Penkase, ia menilai Kabid Humas Polda NTT tidak konsisten dalam menyampaikan pernyataannya ke publik.

“Kabid Humas tidak konsisten. Karena pernyataan yang dikeluarkan tidak sesuai semua yang terjadi. Berkas perkara juga sudah tiga kali bolak Jaksa-Polda NTT,” tegasnya.

BACA JUGA:  Tuntaskan Pembunuhan Astrid dan Lael, Adhitya Nasution Dampingi Keluarga Korban

Masa aksi lainnya, dalam pernyataanya menegaskan, aksi bisu yang dilakukan merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap progres penanganan kasus pembunuhan di Penkase.

“Dan ini hal berbeda yang coba kami tampilkan. Dan semua tuntuan sudah kami tuangkan dalam panflet dan spanduk yang di pajangkan sepanjang pagar Polda NTT,” jelasnya.

Untuk diketahui, aksi bisu ini akan belangsung hingga besok, dan akan diroling setiap enam jam. Masa aksi akan bermalam di depan Polda NTT hingga besok.***

error: Content is protected !!