Kupang, HN – Bouyant Montessory School (BMS) kini memasuki usia ketiga tahun, sejak pertama kali didirikan tahun 2019 silam. Saat ini, BMS hadir di Kota Kupang sebagai salah satu lembaga pendidikan yang sangat konsen terhadap pengembangan karater peserta didik.
Kepala Sekolah Buoyant Montessori School Kupang, Aprianoet Selfani, S.Pd, mengatakan, dalam peringatan 3 tahun sekolah, ia berharap, BMS Kupang mampu menjadi sebuah wadah untuk mengembangkan karater siswa.
“Di ulang tahun ketiga sekolah ini, kami harap kedepan BMS Kupang bisa menjadi wadah mengembangkan anak dengan karakter pancasila, berbudi pekerti, dan siap terjun ke dunia kerja atau real life,” ujar Aprianoet kepada wartawan, Rabu 30 Maret 2022.
Menurutnya, sejak awal BMS Kupang didirkan yayasan Cahaya Generasi Bangsa, pihaknya memang sudah berkomitmen untuk menciptakan suasana sekolah yang nyaman, serta ramah terhadap anak.
“Salah satunya itu pembentukan karakter anak, dan anti buling. Karena hanya hal pisitif yang kita bagikan kepada para anak. Mulai aturan dasar, seperti membuka sepatu, menutup pintu dan lainnya,” jelas Arpianoet.
Ia menjelaskan, pengetahuan dasar itu harus ditanamkan sejak dini terhadap para peserta didik. Apalagi ditengah situasi pandemi dan era online, serta pembebasan penggunaan gadget seperti saat ini.
“Jadi hal-hal dasar itu harus diketahui anak-anak. Jangan sampai mereka lupa terhadap hal positif yang harusnya mereka ketahui. Dan kami BMS bersama yayasan berkomitmen untuk tetap pada track, yaitu anak-anak harus berkarakter pancasila,” terangnya.
Tiga tahun hadir di Kota Kupang, Bouyant Montessory School (BMS) kian populer, dan mengalami peningkatan yang sangat pesat. Banyak orang tua wali datang dan mendaftarkan anaknnya sebagai siswa, atau bagian dari BMS Kupang.
“Dari tahun pertama hingga tahun ketiga ini, BMS memang mengalami peningkatan yang sangat pesat. Dalam artian, kami sampai menolak peserta didik lain,” jelasnya.
“Karena kami menerima anak sesuai kebutuhan kelas dan juga pendampingan para guru, supaya proses belajar lebih maksimal terhadap anak-anak,” jelas Aprianoet menambahkan.
Ia menambahkan, yang membedakan Bouyant Montessory School dan sekolah lain di Kota Kupang adalah, BMS lebih fokus terhadap pengembangan karakter peserta didik.
“Jadi kami fokus pengembangan karakter dulu baru akademik. Karena ketika karakter sudah dibentuk, maka anak-anak akan sangat gampang mendengar arahan guru, dan lebih betanggungjawab,” pungkasnya.
Selaku Kepala Sekolah, pihaknya memiliki cita-cita dan komitmen besar, untuk terus memacu kemampuan peserta didik sehingga memeiliki mental dan kualitas yang bisa diandalkan saat terjun ke dunia kerja.
“Kami mempunyai cita-cita besar, yaitu fly hier, artinya anak-anak terus kita pacu untuk terbang tinggi. Itu komitmen yang selalu kita pegang,” tandasnya.
Ketua Yayasan Cahaya Generasi Bangsa, David Fulbertus, mengatakan, untuk mendukung kelancaran proses belajar siswa, pohaknya akan membenahi fasilitas sekolah, kapasitas guru, untuk meningkatkan kualitas belajar disekolah, demi menciptakan generasi unggul kedepan.
“Untuk progres rencana pembangunan sekolah sudah tahap akhir desain. Kita harapkan tahun ini kita sudah bisa mulai membangun dan semoga bisa diselesaikan pada tahun 2024 mendatang,” jelasnya.
Sementara Ketua Panitia (Kepan), Rita Blegur, mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan Bouyant Montessory School Kupang, adalah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) sekolah ketiga.
Ia menjelaskan, tema yang diusung dalam HUT ketiga sekolah kali ini adalah “Reach The Bright Future”, dengan melaksanakan sejumlah rangkaian kegiatan yang sudah direncanakan.
“Kegiatan yang diadakan hari ini berupa pengenalan sejarah sekolah sejak tahun 2019-2022, games, potong kue, tiup lilin, foto bersama, sambutan kepala sekolah dan doa bersama,” jelasnya.
Rita menambahkan, rangkaian kegiatan HUT sekolah digelar dalam bentuk virtual dan offline, dimana peserta bisa mengikuti kegiatan dari rumah via online.
“Orang tua siswa mengikuti secara virtual dari rumah. Sementara para guru, staf dan yayasan hadir dan mengikti secara offline di sekolah,” pungkasnya.***