Kupang, HN – Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore,MM,MH, mengapresiasi tenun ikat motif sepe sebagai ikon baru kebanggaan Kota Kupang.
Motif sepe telah mendapat pengakuan secara nasional berupa sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), di masa kepemimpinannya sebagai Wali Kota Kupang.
Demikian disampaikan Jeriko saat membuka Festival Sepe Tahun 2022 yang digelar Dinas Pariwisata Kota Kupang bersama dengan Dekrenasda Kota Kupang di Taman Wisata Kuliner Pantai Koepan, Kelurahan LLBK, Sabtu 9 April 2022.
Hadirnya motif sepe telah membuat Kota Kupang sejajar dengan daerah lain yang sudah lebih dahulu dikenal motif tenun ikatnya, seperti Sumba, Manggarai dan Ende.
Menurutnya perjuangan untuk mendapatkan hak cipta motif sepe yang diprakarsai oleh Ketua Dekrenasda Kota Kupang, Ny. Hilda Riwu Kore Manafe, tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang panjang.
“Dengan terbitnya sertifikat hak kekayaan intelektual ini memberi jaminan agar motif ini tidak ditiru dan diklaim oleh sembarang orang. Namun dia juga mengingatkan agar hak cipta itu tidak membuat motif sepe terlalu eksklusif, sehingga tidak bisa dikembangkan oleh ibu-ibu rumah tangga di Kota Kupang untuk pemberdayaan ekonomi,” jelasnya.
Diakuinya saat ini masih sedikit orang yang tahu teknik menenun motif sepe. Dengan Festival Sepe yang pertama kali digelar tahun ini, Pemerintah Kota Kupang ingin menginformasikan kepada warga bahwa telah ada motif tenun ikat yang menjadi ciri khas Kota Kupang, yakni motif sepe, sekaligus mengajak warga Kota Kupang untuk menggunakan tenun ikat motif sepe serta mempromosikannya sehingga makin dikenal luas.
Wali Kota juga berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah memberikan dukungan atas upaya mempopulerkan motif sepe dengan membangun galeri untuk mempromosikan motif-motif terbaik.
Ia mengaku bangga dengan kegiatan Festival Sepe yang digelar di lokasi wisata kuliner Pantai Koepan, Kelurahan LLBK yang baru selesai dibangun dan juga bakal menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Kupang.
Kepada warga Kota Kupang, Jeriko mengimbau untuk bersama menjaga dan merawat tempat tersebut, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merusak fasilitas yang telah dipasang di sana.
“Pemerintah Kota Kupang akan bekerja sama dengan Pemerintah Pusat untuk menata tempat tersebut lebih baik lagi, sehingga bisa dinikmati warga dan dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi,” terangnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Kupang, Josefina M.D. Gheta, ST, MM, selaku panitia penyelenggara Festival Sepe menjelaskan maksud dan tujuan rangkaian kegiatan dalam Festival SEPE ini adalah selain untuk mempromosikan tenun ikat motif sepe sebagai ciri khas Kota Kupang, juga memberikan motivasi bagi para penenun yang ada di Kota Kupang agar lebih produktif.
“Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk menarik minat kunjungan wisatawan lokal maupun manca negara di Kota Kupang, serta meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan para penenun yang ada di Kota Kupang,” jelasnya.
Sebelum acara puncak yang dibuka oleh Wali Kota Kupang, panitia juga menggelar talkshow yang menghadirkan nara sumber Ketua Dekrenasda Kota Kupang yang berbicara tentang tenun ikat motif sepe. Hadir pula nara sumber dari Kantor Kemenkumham Provinsi NTT dengan materi aturan tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta Kadis Pariwisata Kota Kupang yang berbicara tentanf pengembangan pariwisata Kota Kupang.
Dalam Festival tersebut Wali Kota juga berkesempatan menyerahkan piala dan hadiah kepada para pemenang lomba tenun motif sepe. Wali Kota dan para tamu juga disuguhkan dengan peragaan fashion show motif sepe oleh para model muda Kota Kupang. Usai membuka Festival Sepe, Wali Kota dan Ketua Dekrenasda bersama Sekda dan para undangan yang hadir dipandu untuk meninjau stand-stand pameran di lokasi festival.
Hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPD RI sekaligus Ketua Dekrenasda Kota Kupang, Ny. Hilda Riwu Kore Manafe, Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy P. Funay didampingi Ketua Dharma Wanita Kota Kupang, Ny. Louise Marlinda Funay-Pellokila, pimpinan Bank Indonesia Perwakilan NTT, para Asisten Sekda, para pimpinan perangkat daerah, camat dan lurah serta para pelaku seni dan ekonomi kreatif Kota Kupang.***