Bunda Julie Bertekad Ciptakan Modeling dan Desainer Baru dari NTT

Ketua Deranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat/Foto: Elas Jawamara.

KUPANG, HN – Obsesi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Julie Sutrisno Laiskodat untuk memperkenalkan lebih luas tenun ikat budaya warisan leluhur NTT akhirnya terwujud.

Tenun ikat hasil kerajinan tangan masyarakat yang bercorak khas NTT itu berhasil memukau ratusan tamu undangan pencinta dan pelaku desain mode Indonesia, dalam ajang Indonesia Fashion Week 2022 Tresure of Magnificent Borneo di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumad 15 April 2022.

Berkat upaya dan kerja keras dari Bunda Julie, sebanyak 14 putra putri NTT berhasil diboyong untuk memamerkan karya seni, yang merupakan kekayaan intelektual dari masyarakat NTT.

Melihat capaian itu, bunda Jule mengaku bangga dan gembira. Namun ia tidak mengurut dada dengan capaian luar biasa yang diperoleh Dekranasda NTT.

Bunda Julie justru masih memiliki tekad besar, untuk tetap bekerja sama dengan seluruh Ketua Dekranasda, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan kelompok tenun ikat di NTT untuk terus berjuang melahirkan modeling dan para desainer baru asal NTT.

“Saya terobsesi untuk mencetak desainer-desainer muda dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),” ujar bunda Julie kepada wartawan di Stand Dekranasda NTT saat berlangsungnya ajang Indonesia Indonesia Fashion Week 2022.

Menurut bunda Julie, kekayaan intelektual masyarakat NTT dapat dikenal dunia, jika warisan para lelulur itu tetap dijaga dan dilestarikan secara baik.

BACA JUGA:  Dari Invasi Rusia ke Ukraina, Hingga Robohnya Stamford Bridge London

“Sehingga melalui Dekranasda, saya selalu memberikan bantuan secara pribadi, berikan modal dan benang, serta memasarkan karya seni itu melalui para desainer muda ke tingkat nasiona dan internasional melalui ajang fashion show,” ungkap bunda Julie.

Isteri Gubernur Viktor Laiskodat itu juga menantang kaum muda NTT untuk berani berkreasi menciptakan karya-karya mode baru dan modern, karena ia ingin putera puteri NTT menjadi model dan desainer tangguh yang mampu mengelolah kain tenun ikat NTT.

“Saya harap, nanti suatu saat para desainer muda NTT akan mampu bersaing dengan para desainer nasional maupun internasional,” harapnya.

Gebrakan Bunda Julie ini bukan hanya menegaskan bahwa dirinya seorang pencinta dan pelaku seni budaya tradisional dan modern, tetapi sekaligus membawa generasi muda NTT memasuki sebuah era baru dunia desain yang sudah bertahun-tahun dianggap sebagai dunia yang asing.

Untuk mencapai cita-cita itu, Bunda Julie gencar mendorong seluruh Dekranasda NTT untuk mengalokasikan anggaran sejak tahun 2019 sampai saat ini.

Anggaran itu dimanfaatkan untuk membiayai mentor nasional yang datang ke NTT untuk memberikan pendidikan dan pelatihan membentuk pola dan menjahit mode busana. Para mentor nasional itu, yaitu Defrico Audy, Maya Ratih dan Temma Prasetio.

Bagi Bunda Julie, anak muda NTT memiliki bakat, kemampuan dan talenta luar biasa, hanya selama ini mereka belum diberi ruang dan didukung dengan pendidikan dan pelatihan yang memadai.

BACA JUGA:  Fraksi PAN Ingatkan Pemerintah Jalankan Program Sesuai RPJMD

“Buktinya, setelah diberikan kesempatan oleh tim Dekranasda NTT melalui tangan para mentor nasional, Defrico Audy, Maya Ratih dan Temma Prasetio, ternyata mereka juga mampu berkreasi dan berinonavasi mengukir karya mode-mode yang sangat bagus,” jelasnya.

Bunda Julie menambahkan, ia memiliki tekad untuk berusaha membuat kebaikan, dengan mengsplore seluruh kekayaan intelektual masyarakat NTT, karena mengingat jabatan yang diembannnya tidak kekal selamanya.

“Tujuannya adalah untuk masyarakat NTT, khususnya kaum wanita dan anak muda bisa mandiri di masa depan. Kali ini baru 14 orang desainer lokal dari NTT. Ke depan harus bertambah lagi desainer-desainer muda kita,” demikian letupan tulus suara hati Bunda Julie dalam obrolan dengan media.

Untuk diketahui, selain menampilkan para model dan desainer di panggung cat walk, Dekranasda NTT juga memamerkan dan menjual sarung-sarung tenun, selendang, baju, jaket, jas, tas, dompet dan beragam kerajinan tangan ciri khas NTT.

Kehadiran Stand Dekranasda NTT tampak menarik perhatian. Banyak para pengunjung yang merasa tertarik juga berbelanja busana dan cendramata.

Nama Bunda Julie Kian Populer

Nama Bunda Julie sudah sangat populer dan merakyat di persada hati nurani kaum ibu penenun dan kaum muda pencinta tenun ikat, model dan desain di Bumi Flobamora, NTT.

Suara dari ibu-ibu di kampung yang pernah dikunjungi Bunda Julie rata-rata memberikan nuansa segar bagi dunia tenun ikat warisan karya seni para leluhur. Para ibu penenun sangat senang karena Bunda Julie selalu membeli sarung hasil tenunan mereka dalam setiap kunjungannya.

BACA JUGA:  Pemprov NTT Naikan UMP 2022, Ini Besarannya

Pertanyaan kemudian muncul, untuk apa Istri Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (Bunda Julie, red) harus mengeluarkan uang banyak membeli sarung-sarung karya para ibu yang ia temui dalam setiap kunjungannya ke berbagai daeerah di NTT?.

Jawabannya, selain untuk diolah menjadi beragam busana modern, ada pula untuk dipamerkan dan dijual kembali dalam berbagai pameran di tingkat nasional maupun internasional.

Apa yang dilakukan Bunda Julie itu, selain mengangkat nilai budaya unik dan langka karya seni leluhur NTT juga untuk meningkatkan pendapatan ekonomi kaum ibu di NTT.

Salah satu contoh dalam meningkatkan produksi dan ekonomi kaum ibu, Ketua Dekranasda NTT, Bunda Julie ini juga telah melakukan gebrakan besar dengan menyulap gedung Kantor Dekransda NTT di jalan Kuanino Kota Kupang menjadi miniatur budaya tenun ikat NTT.

Setiap mata yang melihat gedung Dekranasda NTT, pasti tercengang, lantaran selama ini gedung itu terlihat seperti bangunan yang tak berguna. Tetapi kini di dalamnya penuh dengan pajangan produk-produk UKM khas NTT, dan secara khusus kain sarung berbagai motif dari seluruh penjuru kabupaten di NTT.***

error: Content is protected !!