Tiga Kabupaten-Kota di NTT Berhasil Eliminasi Penyakit Malaria

Seminar Kesehatan oleh Stikes Maranatha di Hotel Neo by Aston Kupang, Selasa 26 April 2022/Foto: Haluan NTT.

KUPANG, HN – Sebanyak tiga Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mengeliminasi penyakit malaria di daerahnya masing-masing. Ketiga daerah itu yakni Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, dan Kota Kupang.

Dari ketiga wilayah itu, Kabupaten Manggarai berhasil mencapai eliminasi malaria pada tahun 2019, sementara Kabupaten Matim atau Manggarai Timur dan Kota Kupang berhasil eliminasi Malaria pada tahun 2020 lalu.

Konsultan Malaria NTT, Dece Meri Pay, S.KM, M.Kes, mengatakan, selain tiga daerah yang berhasil mengeliminasi malaria, masih ada sejumlah daerah di wilayah Provinsi NTT dengan endemis yang rendah, sedang dan tinggi.

“Endemis tinggi malaria masih terkonsentrasi di Pulau Sumba,” ujar Dece Meri saat memberikan materi dalam Seminar Kesehatan yang digelar Stikes Maranatha, di Hotel Neo by Aston Kupang, Selasa 26 April 2022.

Menurut Dece Meri, yang menjadi tantangan saat ini adalah pengendalian vektor. Sehingga masalah penyakit malaria harus segera diselesaikan secara kolabiratif dan lintas sektor.

BACA JUGA:  Diresmikan Jokowi, Pantai Kelapa Lima Diharapkan Jadi Magnet Wisatawan

“Malaria ini penyakit yang sangat bahaya dan manular. Karena bisa dengan cepat menyebar, sehingga mata rantai penyebaran malaria harus diputus, agar kita bisa mengeliminasi kasus ini,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, malaria merupakan salah satu penyakit yang sangat membahayakan nyawa manusia, sehingga endemi itu sudah menjadi perhatian dunia.

“Namun hingga saat ini belum ada satu alat tunggal yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi kita harus berkolaborasi meningkatkan uregensi demi mengakhiri masalah ini. Karena untuk mengeliminasi kasus ini dibutuhkan waktu 36 bulan,” pintanya.

Ia menambahkan, daerah yang sudah berhasil eliminasi malaria di wilayahnya, diharapkan agar mampu menjaga tren positifnya, sehingga bisa terhindar dari penyebaran kasus malaria.

BACA JUGA:  Pemprov NTT Dorong Vaksinasi COVID-19 Dipercepat

“Artinya harus dijaga dengan baik, sehingga penyakit ini tidak lagi menyebar. Karena malaria ini sangat gampang menular. Apalagi dengan mobilisasi penduduk yang keluar masuk daerahnya. Maka itu akan sangat berpengaruh,” tandasnya.

Untuk diketahui, Stikes Maranatha menggelar Seminar Kesehatan dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia (HMS) yang jatuh pada tanggal 25 April lalu.

Kegiatan yang mengusung tema Interprofessional Collaboratinon Menuju NTT Bebas Malaria’ ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Dalam seminar itu, para narasumber memberikan materi terkait bahaya malaria, hingga langakah-langkah strategis yang harus dilakukan, untuk mencegah penularan malaira di Provinsi NTT.

Berikut narasumber yang diundang untuk membawakan materi dalam Seminar Kesehatan yang diselenggarakan Stikes Maranatha:

1. dr. Frans Taolin, SP.A, selaku Ketua KOMDA PP KIPI Provinsi NTT, membawakan materi dengan tema, Update diagnosis dan tata laksana pengelolaan malaria.

BACA JUGA:  Cegah Penularan COVID, RSUD Johanes Kupang Tiadakan Jam Besuk Pasien

2. Aemilianus Mau, S. Kep. Ns., M.Kep, selaku Ketua DPW PPNI NTT dalam materinya menyampaikan peran Persatuan Perawan Nasional Indonesia (PPNI) dalam mendukung eliminasi malaria di NTT.

3. Pius Selsa., S.Kep.,Ns., M.Sc, selaku Sekretaris Jurusan Keperawatan Poltekes Kupang, membawakan materi peran perawat dalam mendukung eliminasi malaria di NTT.

4. Dece Meri Pay, S.KM, M.Kes, selaku Konsultan Malaria Provinsi NTT, memberikan materi dengan tema situasi malaria di NTT dan kolaborasi interdisiplin dalam eliminasi malaria.

5. Andreas Fa, A.Md, Kep, Kabid F2 Sumba Tengah, membawakan materi dengan tema upaya menurunkan endemisitas malaria di Kabupaten Sumba Tengah.

6. Fersy Y. Loek, Mahasiswi AJ Stikes Maranatha Kupang, memberikan materi dengan tema evidencebase upaya eliminasi malaria.***

error: Content is protected !!