Unwira Kupang Jadi Tuan Rumah ASPAC MER Conference 2022

Rektor Universitas Widya Mandira Kupang, Dr. Philipus Tule, SVD (tengah) bersama Peneliti ASPAC MER/Foto: Haluan NTT

KUPANG, HN – Universitas Katolik Widya Madira Kupang dipercaya sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan kegiatan konferensi internasional Asia Pacific Conference (ASPAC) MER International Symposium Tahun 2022.

Kegiatan berlangsung lima hari, sejak tanggal 22 – 25 Juni 2022 mendatang, di Aula Gedung Rektorat Unwira Kupang, dengan mengusung tema “Cristian Mission In The Postmodern and Post-Truth Society”.

Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Dr. Philipus Tule, SVD, mengatakan, kegiatan tersebut sejatinya sudah dilaksanakan sebanyak enam kali di sejumlah negara setiap empat tahun sekali.

“Sebenarnya sudah enam kali kita selenggarakan setiap empat tahun sekali secara bergilir. Mulai dari India, Fiipina, dan kali ini Unwira dipercaya menjadi tuan rumah,” ujar Pater Philipus Tule kepada wartawan, Rabu 22 Juni 2022.

Menurutnya, setiap kegiatan symposium yang diselenggarakan pasti menghasilkan buku dengan berbagai macam tema. Kali ini, pihaknya akan mengkaji dari perspektif misiologi atau karya misi, dimana tugas gereja atau serikat religius adalah menjalankan dan membawa kabar gembira di berbagai bidang.

BACA JUGA:  Mahasiswa Demo Tuntut Rektor Undana Siapkan Fasilitas Pendidikan yang Layak

“Yang berkumpul ini adalah para ahli dari berbagai macam bidang. Seperti komunikasi, budaya, antropologi, dan misiologi. Selain itu ada juga praktisi yang bekerja di paroki,” jelasnya.

Ia menjelaskan, kegiatan symposium merupakan satu kesempatan besar untuk berkumpul dan berbagi pengalaman, karena akan menghimpun peneliti, pendidik, dosen, serta para mahasiswa senior filsafat dan teologi, yang dapat memahami bahasa inggris secara baik.

“Disini kesempatan orang berkumpul dan berbagi pengalaman. Karena di era sekarang misi mendapat banyak tangangan, ada radikalisme, agama, kemiskinan, dan macam-macam,” ungkap Pater Philipus Tule.

Di era modern, kata Pater Rektor, pola pikir harus terbuka untuk bisa menerima perbedaan, baik budaya maupun agama, sesuai dengan ajaran dari konsilifatikan kedua. Karena gereja dan SVD saat ini sudah meninggalkan moto “Tidak Ada Keselamatan di Luar Gereja”.

BACA JUGA:  BMS Kupang Berkomitmen Mengembangkan Karakter Peserta Didik

“Sekarang sudah ditinggalkan, dan mulai hidup dengan sikap yang baru. Karena pengertian misi jaman dahulu itu berbeda,” ungkapnya.

Sementara Sekretaris Umum SVD Roma, Dr. Stanis T. Lazar SVD, menjelaskan, ASPAC MER memiliki tujuan utama untuk membangun visi dan misi di bidang pendidikan.

“Kegiatan ini biasanya kami libatkan orang-orang di dunia pendidikan, dengan tujuan untuk menjawab tantangan yang sering dihadapi masyarakat,” jelasnya.

Koordinator ASPAC MER dan Direktur Lembaga Riset Kebudayaan Sanskriti-NEI, Guwati, India, Dr. Jose K. Jacob, SVD, pada kesempatan yang sama menerangkan, ASPAC MER, pihaknya ingin menjembatani perbedaan budaya ditengah masyarakat.

Selain itu, kata dia, ASPAC MER juga bertujuan untuk perkenalkan dan menggabungkan peneliti senior atau tekemuka, dengan peneliti baru atau pemula.

“Jadi untuk memperkenalkan atau mempererat hubungan antara peneliti senior dengan peneliti muda. Pada dasarnya adalah untuk menggabungkan orang dari berbagai macam pekerjaan, terutama di bidang pendidikan,” terangnya.

BACA JUGA:  OPINI: Menakar Presepsi Masyarakat Desa Terhadap Kebijakan Vaksinasi

Prof. Direktur Institute of Indian Cultural Prof. Dr. Sebastian M. Michael, mengatakan, dalam symposium yang diselenggarakan, pihaknya ingin agar generasi muda bisa memahami isu sosial dan antropologi, salah satunya di bidang politik.

“Saat ini kita melihat sistem kekuasaan sudah bergeser. Sehingga, semoga dengan hasil penelitian nanti bisa menjadi pengetahuan baru bagi mereka,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, di era post modern, segala sesuatu harus dijelaskan secara ilmiah atau menggunakan rasionalitas. Ini merupakan sebuah tantangan yang akan dijawab melalui Symposium Internasional tersebut.

“Dalam era modern ini, masalah yang kerap muncul harus bisa diselesaikan secara rasional. Makanya kami coba memahami misi dari pendidikan di dunia jaman sekarang,” tandasnya.

Untuk diketahui, ASPAC (Asian- Pasific) MER (Mission, Education and Research) merupakan sebuah organisasi Kristen milik Kongregrasi SVD (Societas Verbi Divini), yang bergerak dalam bidang Misi, Pendidikan, dan Penelitian.***

error: Content is protected !!