KUPANG, HN – Muhibab Budaya Jalur Rempah tiba di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai titik persinggahan ke enam, setelah menempuh perjalanan panjang, mengarungi laut menggunakan kapal legendaris, KRI Dewaruci.
Sebelumnya, para kontingen Laskar Rempah telah melakukan pelayaran, dimulai dari Surabaya, Makasar, Baubau-Buton, Ternate-Tidore, Banda Neira dan singgah di Kota Kupang, sebelum kembali lagi ke Surabaya.
Di Kota Kupang, Laskar Rempah yang tergabung dari 34 Provinsi di Indonesia ini mengunjungi Kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT, untuk belajar menenun, serta melihat budaya dan kekayaan intelektual masyarakat NTT.
Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, yang diwakili Maria fransiska Djogo, sekalu Wakil Ketua Dekranasda NTT, mengatakan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat kaya akan budaya dan kekayaan intelektual, salah satunya tenun.
“Jadi hari ini Laskar Rempah tidak bisa mengunjungi daerah satu per satu, sehingga diharapkan sebagiannya bisa terwakili di Dekranasda NTT. Karena disni kita bisa melihat NTT secara mini, dari stand-stand yang disipakan,” ujar Fransiska saat menerima Laskar Rempah di halaman Dekransda NTT, Minggu 26 Juni 2022.
Menurutnya, seluruh kekayaan intelektual yang terpajang di Kantor Dekranasda NTT merupakan warisan budaya dari para leluhur, yang harus dilestarikan oleh generasi muda.
“Semua ini kekayaan intelektual dari nenek moyang kita. Sehingga kita upayakan agar anak muda mau melanjutkan budaya ini,” jelas Fransiska, yang merupakan isteri dari Wakil Gubernur NTT, Josef Adrianus Nae Soi.
Sejauh ini, kata dia, Dekranasda NTT sudah mengajarkan 1000 orang anak muda, untuk belajar menenun, agar warisan budaya dari para leluhur tetap dilestarikan.
“Kita sudah ajarkan 1000 anak muda untuk belajar menenun. Dan sekarang mereka sudah mendapatkan penghasilan dari hasil tenun yang mereka buat,” terangngnya.
Direktur Pelindungan Kebudayaan, Kemendikbudriatek, Irini Dewi Wanti, SS, M.SP, menjelaskan, kehadirannya di Provinsi NTT bukan hanya sekedar peserta dari Jalur Rempah.
“Karena memang saya ingin sekali mengunjungi NTT, dan mau belajar lebih dalam lagi tentang kekayaan intelektual luar biasa yang dihasilkan oleh masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, tahun 2021 lalu, kekayaan intelektual masyarakat NTT sudah diusulkan penominasiannya untuk disetujui unesco sebagai salah satu warisan budaya dunia. Salah satunya tenun NTT.
“Tetapi tentu harus melalui mekanisme dan prosedur, sehingga prosesnya tidak bisa mendadak. Selain tenun ikat, ada empat warisan budaya lain yang diusulkan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan intelektual yang sangat luar biasa, dimana mereka memiliki para penenun yang hebat dan berbakat.
“Jadi penenun itu bukan pekerja. Mereka adalah seniman dengan talenta dan kemahiran yang khusus dan uar biasa,” pungkasnya.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Pendidikan, Kemendikbudristek, Yudi Wahyudin, SS., M.Hum, menjelaskan, budaya di Provinsi NTT diharapkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain.
“Kita harus tingkatkan talenta dan bakat anak-anak muda, agar secara profesi bisa diakui oleh semua pihak. Sehingga karya yang dihasilkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain,” jelasnya.
Ia berharap kepada semua pihak untuk tidak menganggap tradisi sebagai sesuatu yang primitif. Karena, kata dia, melalui tradisi dan budaya diharapkan mampu menjadi wadah untuk bersatu.
“Jangan anggap tradisi itu hal yang primitif. Karena para leluhur berkarya dan menjaga budaya itu sejak lahir. Jadi melalui budaya diharapkan kita semua bisa bersatu,” tandasnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ina Laiskodat, menyampaikan terima kasih kepada Laskar Rempah, karena sudah berkunjung ke Deranasda NTT.
Menurutnya, kunjungan Laskar Rempah ke Dekranasda NTT akan membawa dampak positif. Karena setelah para Laskar Rempah kembali ke daerah masing-masing, mereka akan menceritakan perjalanan mereka ke NTT.
“Banyak hal yang kita dapat. Setelah mereka dari sini, minimal bisa menceritakan kepada teman, keluarga dan kenalan mereka di daerah masing-masing. Sehingga NTT semakin hari semakin terkenal,” ungkapnya.
Kehadiran Laksar Rempah di NTT juga sangat membantu visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, dimana pariwisata sebagai prime mover atau penggerak ekonomi masyarakat.
“Karena kehadiran Laskar Rempah ini, mereka akan menceritakan alam kita, sehingga semakin banyak orang yang mau datang ke Provinsi NTT,” tandasnya.***