KUPANG, HN – Even Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik atau Pesparani II tingkat provinsi dan nasional tahun 2022 diharapkan mampu menghadirkan Indonesia mini di Provinsi Nusa Tengara Timur (NTT).
Ajang Pesparani II tingkat Provinsi NTT dan nasional sebenarnya telah diselenggarakan tahun 2020 lalu. Namun terhambat pandemi Covid-19, sehingga ditunda hingga tahun 2022.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN), Adrianus Meliana, mengatakan, untuk menyukseskan ajang Pesparani di NTT, pihaknya terus berusaha untuk menghadirkan semua provinsi yang ada di Indonesia.
“Kami terus dorong semua provinsi bisa hadir, agar mencerminkan atau menghadirkan Indonesia mini di NTT, dari sisi para kontingen dari 34 provinsi itu,” ujar Adrianus kepada wartawan, Rabu 27 Juli 2022.
Dia menjelaskan, konteks Pesparani II tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan dilakukan dengan menggunakan dua metode, yakni offline dan online, serta menyediakan sejumlah mata lomba yang akan dilombakan.
“Jadi ada 13 mata lomba yang akan dilombakan. lima diantaranya mata lomba paduan suara yang dilakukan dengan model recording. Sementara untuk paduan suara campuran, mazmur dan mata lomba lain dilakukan secara ofline di Kupang,” jelasnya.
Adrianus menerangkan, anggaran yang akan digunakan dalam ajang Pesparani II di Provinsi Nusa Tenggara Timur bersumber dari APBN, APBD dan sumber bantuan lainnya.
“Untuk anggaran, bisa bersumber dari APBN, APBD dan sumber lainnya. Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini kira-kira Rp12,5 miliar rupiah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pembukaan ajang Pesparani II di Provinsi NTT akan dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Sementara penutupan dilakukan Wakil Presiden RI Ma’aruf Amin, di Stadion Oepoi Kota Kupang, NTT.
Ketua Pesparani NTT, Frans Salem, menjelaskan, ajang Pesparani tingkat provinsi sebagai pemansan kontingen NTT sebelum masuk ke Pesparani nasional, yang akan digelar bulan September nanti.
“Ini kita mencari calon yang mewakili Provinsi NTT ke tingkat nasional. Karena juaranya yang akan diikut sertakan ke tingkat nasional,” terang Frans Salem.
Ajang Pesparani tingkat Provinsi NTT juga dijadikan momen untuk melakukan uji coba perlombaan fenyu-fenyu, karena mata lomba tersebut akan dipakai atau dilombakan pada tingkat nasional nanti.
“Sehingga kalau masih ada kekurangan, kita masih punya waktu untuk menyempurnakan. Agar pada tingkat nasional nanti kita sudah lebih mantap lagi,” terangnya.
Selama kegiatan Pesparani, kata Frans Salem, pihaknya akan menyediakan fasilitas bagi para kontingen, mulai dari penginapan, konsumsi, termasuk transportasi lokal dari hotel ke lokasi kegiatan.
“Selama kegiatan di Kota Kupang, semuanya ditanggung oleh panitia. Tentu termasuk penginapan, makan minum dan transportasi. Itu artinya NTT siap selenggarakan even Pesparani,” tandasnya.
Ketua Pesparani NTT, Piter Manuk, pada kesempatan yang sama menjelaskan, dengan mengusung tag line “Dari NTT untuk Nusantara”, pihaknya cukup siap untuk menggelar Peslarani tingkat provinsi maupun nasional.
“Kalau mau tanya Pesparani, kami sudah cukup siap untuk menggelar even ini, baik tingkat provinsi maupun nasional. Dan Pesparani provinsi kali ini lengkap diikuti 22 Kabupaten/Kota di NTT,” jelas Piter Manuk.
Ia menjelaskan, pihaknya memiliki tekad besar, bahwa Pesparani tingkat provinsi menjadi sebuah gladi, untuk menuju Pesparani tingkat nasional bulan September mendatang.
“Sehingga, segala kekurangan, baik secara fisik maupun mekanisme lomba akan disempurnakan sebelum mengikuti lomba tingkat nasional. Karena Pesparani nasional yang sukses akan mendatangkan nama baik dan kehormatan NTT,” pungkasnya.***