Semuel Haning Dilantik Jadi Ketua BPH PGRI NTT Periode 2022-2027

Acara pelantikan dan pengukuhan didahului dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) yang dibacakan oleh Wakil Rektor I UPG 1945 NTT, Uly J. Riwu Kaho, SP, M.Si.

KUPANG, HN – Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 Provinsi Nusa Tenggara Timur semakin legitimate dengan kepengurusan baru, dimana Dr. Semuel Haning, SH, MH dilantik jadi Ketua Badan Penyelenggara Harian (BPH) PGRI NTT periode 2022-2027.

Pelantikan yang digelar di Aula El Tari, Kantor Gubernur NTT ini dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Pusat, Prof. Dr. Unifah Rosydi, M.Pd, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, Rektor UPG 1945, serta para dosen, pegawai dan mahasiswa.

Acara pelantikan dan pengukuhan didahului dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) yang dibacakan oleh Wakil Rektor I UPG 1945 NTT, Uly J. Riwu Kaho, SP, M.Si.

Gubernur NTT, VIktor Bungtilu Laiskodat, yang hadir saat itu mengatakan, PGRI merupakan organisasi yang telah melahirkan banyak guru, dan mengajarkan Indonesia sebagai amanat pembukaan konstitusi vital untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

BACA JUGA:  Sambut HUT RI ke-77, Disdikbud Kota Kupang Gelar Aneka Lomba

“Guru memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa, melalui pengetahuan yang ditransfer kepada siswanya,” ujar Gubernur Viktor Laiskodat dalam sambutannya di Aula El Tari, Selasa 2 Agustus 2022.

Sebagai orang nomor satu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Gubernur Viktor Laiskodat mengaku bangga bisa berdiri dihadapan para pendidik yang memiliki kontribusi besar dalam mencerdaskan anak bangsa.

Ia mengajak para dosen atau pendidik untuk sama-sama mencari dan mendesain model pendidikan yang bagus, sehingga pengetahuan yang ditransfer kepada siswa memiliki kualitas yang bagus.

“Jadi anak NTT itu tidak bodok. Hanya yang mentransfer pengetahuan itu tidak memiliki kualitas yang baik. Makanya saya tolak mengatakan bahwa anak NTT itu bodok,” ungkap Gubernur Laiskodat.

Lembaga pendidikan PGRI dan UPG 1945, kata dia, wajib menerapkan sistem pendidikan dengan cara baru, mengingat dunia sudah berubah pesat dan tidak lagi mengenal orang bergelar doktor, tetapi tidak memiliki kreatifitas apapun.

BACA JUGA:  Bantah Mesum di Sekolah, Kepsek Florince: Saya Punya Bukti dan Saksi

“Seorang doktor harus punya kreatif minority di tengah masyarakat. Jadi mahasiswa harus punya kemauan, selesai kuliah mau jadi apa. Karena dunia sekarang sudah maju. Kita di NTT banyak doktor perikanan, tetapi budidaya ikan saja tidak ada,” ungkapnya.

Gubernur Laiskodat kemudian mendorong para mahasiswa UPG 1945 untuk tidak saja menyandang gelar sebagai sarjana, tetapi harus mampu menjadi manusia intelektual yang memiliki kreatifitas menciptakan sesuatu untuk dinikmati diri sendiri dan orang lain.

“Jadi saya harap mahasiswa yang tamat dari UPG 1945 ini jangan hanya pikul ijazah lalu pergi antri menghantar lamaran di kantor-kantor. Karena NTT memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan,” jelasnya.

BACA JUGA:  Tuntut Keadilan, Massa Aksi Pikul Keranda Mayat ke Kantor Gubernur, DPRD dan Polda NTT

Dengan potensi yang dimiliki NTT, Gubernur Viktor Laiskodat meminta UPG 1945 untuk menyiapkan pakan lobster berupa kerang sebanyak 5 juta, sehingga Provinsi NTT berpeluang besar menjadi daerah ekspor lobster ke luar daerah.

“Sekolah ini harus siapkan kerang, dan kami siapkan budidaya lobster. Kalau kita punya 5 juta kerang, maka lobster kita berpeluang hidup, dan NTT jadi daerah ekspor lobster ke daerah lain,” tandasnya.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Pusat, Prof. Dr. Unifah Rosydi, M.Pd, mengatakan, Gubernur NTT, VIktor Bungtilu Laiskodat merupakan orang hebat yang mampu membangun NTT, dan memberikan motivasi bagi mahasiswa UPG 1945.

“Bahwa di Kampus UPG 1945 ini merupakan wadah masa depan untuk memajukan NTT semakin cerdas dan berkarakter, seperti yang diharapkan bapak gubernur,” jelasnya.***

error: Content is protected !!