TTS, HN – Mardemus Missa, alumni Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi satu dari 127 kepala desa terpilih yang dilantik Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Egusem Pieter Tahun.
Mardemus Missa, menjadi kepala desa termuda, yang dilantik oleh Bupati Tahun bersama 172 kades lainnya, pada Kamis 11 Agustus 2022.
Dari ratusan Kades yang dilantik, salah satunya sangat mencuri perhatian, yakni Mardemus Missa. Pasalnya, pria kelahiran 23 Maret 1995 ini mendapat kepercayaan rakyat untuk memimpin Desa Nakfunu Periode 2022-2028.
Di usianya yang terbilang muda, Mardemus mampu memenangkan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dengan mengalahkan lima orang pesaingnya. Terutama incumbent yang kembali mencalonkan diri sebagai Kades Nakfutu.
Kontestasi Pilkades yang berlangsung 25 Juli 2022 ini, Mardemus mampu keluar sebagai pemenang dengan perolehan 130 suara, mengungguli Yustus Taneo (incumbent) yang hanya meraih 99 suara.
Sementara dua orang calon lainya, Jeremias Sakan memperoleh 88 suara, disusul Marta Mauboi 51 suara, dan Soni Maut Benu hanya mampu meraih 16 suara dalam kontestasi Pilkades itu.
Usai dilantik, Almumni Fakultas Peternakan Undana Kupang Tahun 2019 ini menjelaskan, ia mencalonkan diri sebagai calon kepala desa, karena memiliki keterpanggilan untuk membangun Desa Nakfutu.
“Salah satunya adalah membangun desa dari potensi yang ada. Seperti pertanian, peternakan dan perikanan. Tetapi akan dimulai dari skala rumah tangga atau skala kecil,” ujar Mardemus kepada wartawan melalui sambungan seluler.
Menurutnya, sistem pertanian dan peternakan di Desa Nakfutu sudah bagus. Namun masih minim pengetahuan dan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan dan mengarah ke nilai jual atau ekonomi (pendapatan, red).
Karena, kata Mardemus, pada umumnya petani hanya fokus untuk stok makanan selama satu tahun yang membutuhkan waktu sekitar 4 bulan full untuk mempersiapkan lahan sampai panen dan sisa 8 bulan hampir tidak ada aktivitas.
“Sebagai kepala desa terpilih yang sudah dipercayakan oleh masyarakat, saya akan memberi contoh dan mengajak petani untuk menanam tanaman holtikultura pada sisa waktu 8 bulan dimulai dari skala rumah tangga,” terangnya.
Masyarakat memiliki antusiasme tinggi untuk bertani, tetapi memiliki kendala pada proses pemasaran. Sehingga ia bertekad untuk mencari dan menyiapkan pasar, untuk menjual hasil pertanian para petani.
“Selain itu, dalam bidang peternakan akan memberi solusi kepada peternak karna selama ini peternak masih belum memahami pola pemeliharaan,” jelasnya.
Dikatakan Mardemus, contohnya pada ternak babi, yang umumnya masyarakat hanya menerapkan pola pemeliharaan secara ekstensif atau dibiarkan begitu saja, sehingga tidak terkontrol akan pakan yang diberikan, yang akan berdampak pada kesehatan ternak.
Disamping itu, ada juga pola pemeliharaan secara intensif, tetapi dalam pemberian pakan masih monoton. Yaitu jagung dan ubi yang hanya memiliki kandungan karbohidrat.
“Saya sebagai Alumni Peternakan akan memberikan pemahaman dan juga contoh kepada peternak untuk kebutuhan ternak yang optimal harus memenuhi semua kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak baik karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Dan, tentu itu berasal dari potensi desa yang ada disekitar kita,” jelasnya.
Selain itu juga meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien serta mengutamakan profesionalisme dalam pelayanan publik yang jujur dan transparan.
Ia berharap kepada masyarakat Desa Nakfutu untuk terus mendukung setiap program kerja yang akan dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Nakfutu.
“Saya harap masyarakat dukung program kerja pemberdayaan masyarakat, terutama partisipasi dalam setiap kegiatan yang akan diadakan demi kemajuan masyarakat yang adil dan makmur,” harap Mardemus.
Mardemus mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa Nakfunu yang telah mempercayainya dan memberi amanah untuk membangun desa selama enam tahun kedepan.***