Dukung Program Kerja Pemerintah, Bank NTT Luncurkan Aplikasi ‘B Pung Petani’

KUPANG, HN – Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT terus melakukan inovasi, untuk memberikan layanan berkualitas bagi masyarakat, khususnya para petani di Provinsi NTT.

Bank yang merupakan kebanggaan masyarakat NTT dengan moto Melayani Lebih Sungguh ini, kembali menghadirkan inovasi digital berupa aplikasi B Pung Petani untuk mempermudah akses layanan masyarakat.

Aplikasi itu akan terkoneksi dengan dinas-dinas terkait, seperti Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan Perdangan (Perindag) NTT.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengatakan, dengan kehadiran aplikasi B Pung Petani Bank NTT, semua Kepala Dinas (Kadis) wajib melaporkan atau menginput data di dinasnya melalui aplikasi tersebut.

“Jadi semua Kepala Dinas wajib melaporkan setiap hari terkait pengadaan pasar melalui aplikasi B Pung Petani. Wajib kasi tahu. Kadis harus tahu pasarnya seperti apa, dan bupati harus awasi,” ujar Gubernur Laiskodat, Jumat 12 Agustus 2022.

Menurut Gubernur Laiskodat, aplikasi B Pung Petani memiliki cara kerja yang hampir sama persis seperti otak manusia. Dimana semuanya harus bisa tersambung atau teroneksi secara baik.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Resmikan Politeknik Ben Mboi di Belu, NTT

“Hari ini Bank NTT luncurkan B Pung Petani, dan semua sistemnya harus terkoneksi dengan baik. Sambungan itu sama seperti kerja otak manusia,” ungkapnya.

Di sektor pertanian, kata dia, masyarakat masih mengelukan hal yang sama, yaitu kelangkaan dan mahalnya harga tomat, lombok dan bawang di Provinsi NTT, khusunya Kota Kupang.

“Saya kunker ke salah satu daerah di Timor, ternyata mereka melakukan panen yang luar biasa. Tetapi Kota Kupang justru kekurangan cabe,” jelasnya.

“Jadi di Kota Kupang ini kalau tidak paham betul-betul pasarnya itu susah. Harus ada hubungan interaksi dan kolaborasi antar daerah,” jelas Viktor menambahkan.

Sehingga perlu adanya langkah-langkah ekstreme untuk menanggulangi masalah yang ada, karena Provinsi NTT sangat miskin di segala bidang.

“Miskin dari manusianya. Bukan alamnya. Kalau alam NTT kaya. Jadi sekarang kita perlu bangun kecerdasan di banyak hal,” ungkapnya.

BACA JUGA:  6000 Pelaku UMKM Sudah Menggunakan Layanan Digitalisasi Bank NTT

Ia menambahkan, setelah pertemuan yang dilakukan bersama para bupati, diharapkan tidak lagi ada pengeluan terkait cabe, lombok, bawang dan masalah lainnya. Karena akan memalukan diri kita sendiri.

“Masa bupati tidak bisa tanam cabe, lombok dan bawang. Itu kan sangat memalukan. Saya harap pulang dari sini, tomat, cabe, bawang, ikanĀ  tongkol, dan ikan kembung itu tidak ada lagi pengeluan,” tandasnya.

Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho, menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan aplikasi B Pung Petani, sesuai rekomendasi BI dan gubernur, untuk langkah atau solusi terhadap kondisiĀ  inflasi di NTT.

“Penugasan itu kami sudah siapkan aplikasinya, yang akan menjadi ekosistem untuk menghubungkan petani, peternak, wira usaha, offtaker, transportasi pengiriman, masyarakat, konsumen, daerah, serta stake holder lainnya,” jelasnya.

Menurutnya, bagi petani yang ingin menanam bisa langsung mengakses aplikasi untuk melihat luas lahan yang akan ditanam, jenis komoditinya, jenis bibit, pupuk, serta lama jangka waktu panennya.

BACA JUGA:  Dirut Bank NTT Apresiasi Kinerja Pemkot Kupang

“Kalender tanam ini sangat diperlukan untuk secara terkonsolidasi dengan dinas pertanian. Kemudian ada ketersediaan pasar, media ini juga menjadi informasi untuk industri itu,” terangnya.

Selain itu, dapat menekan nilai tukar petani untuk akses pasar, serta memotong jalur distribusi. Bagi offtaker, harus ada kepastian pasar. Sementara untuk masyarakat dapat tercipta stabilitas harga yang berkualitas.

“Sementara untuk daerah itu ada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta penurunan jumlah kemiskinan yang ada di daerah NTT,” jelasnya.

Bagi stake holder lain seperti Bank Indonesia dan instansi lainnya, tentu mendapat data yang valid tentang pelaku usaha dan akses informasi pertanian, pengendalian kebijakan, tumbuhnya induatri baru atau pemberian modal bagi petani.

“Aplikasi ini sangat cotumize, bekerja sama dengan dinas pertanian NTT. Nanti tenaga-tenaga di setiap instansi dapat menginput data melalui smart phone. Kalau secara dasboard dapat dilihat pada apilkasi di mobile banking yang kami siap untuk memfasilitasi,” pungkasnya.***

error: Content is protected !!