Agama  

Uskup Agung Ende Ajak Umat Saling Menghargai dalam Ajang Pesparani NTT

KUPANG, HN – Uskup Agung Ende, Mgr. Vinsensisus Sensi Potokota, Pr, mengajak seluruh umat untuk saling mendukung dan menghargai dalam hidup bernegara.

Demikian disampaikan Uskup Potokota saat memimpin Misa pembukaan Pesta Paduan Suara Grejani Katolik (Pesparani) di Aula Immaculata Unwira Kupang, Minggu 4 September 2022.

“Jadi ini moderenisasi agama yang ingin kita dorong melalui Pesparani ini. Kita ingin persembahkan yang terbaik dari khasanah iman kita,” ujar Uskup Potokota.

Dalam kotbahnya, Mgr. Potokota mengatakan bahwa sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita patut bersyukur atas berbagai prestasi yang telah ditorehkan negara ini.

“Prestasi-prestasi itu membuat kita optimis bahwa kita mampu, kita bisa maju lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” ujarnya.

BACA JUGA:  Uskup Atambua Larang Upacara Adat Hel Keta Bagi Masyarakat Belu, TTU dan Atambua

Sebagai komunitas, lanjut Uskup Potokota, kita juga dituntut untuk berpartisipasi dalam perkembangan dan kemajuan itu.

Menurutnya, dalam sejarah bangsa sudah terbukti bahwa umat Katolik sebagai salah satu komunitas bangsa punya andil bagi perkembangan bangsa.

Uskup Potokota juga mengajak para peserta Pesparani untuk berkidung dan bermazmur karena bangsa Indonesia selalu ada di mata dan hati Allah.

“Mari kita berkidung dan bermazmur karena bangsa kita Republik Indonesia ada dalam mata dan hati Allah,” ucapnya.

Selain itu Uskup Potokota juga mengajak semua yang hadir untuk berkidung dan bermazmur karena Tuhan telah mempercayakan umat Katolik untuk mengemban tugas panggilan dengan spiritualitas pengorbanan dan penyangkalan diri.

Kata Uskup Potokota, Allah hadir dan berkarya nyata dalam setiap karya anak bangsa.

BACA JUGA:  Wisuda 500 Mahasiswa, Rektor Unwira: Pandemi Covid Bukan Halangan untuk Berprestasi

“Maka, mari kita yang berhimpun di sini, berkidung dan bermazmur semeriah-meriahnya untuk bersyukur atas rahmat Allah itu. Tuhan pasti punya kehendak baik bagi bangsa kita,” katanya.

Uskup Potokota juga mengatakan bahwa berkidung dan bermazmur adalah ungkapan iman atas kehendak Tuhan dalam hidup kita.

Selain itu, sambung Uskup Potokota, berkidung dan bermazmur adalah salah satu tradisi seni dari Gereja Katolik.

“Dalam kidung dan mazmur kita bisa memuji Tuhan, kita bisa mengeluh pada Tuhan, juga mengungkapkan tobat hati kita,” imbuhnya.

Uskup Potokota menegaskan, sebagai komunitas Katolik, kita pantas berkidung dan bermazmur karena Tuhan telah membawa NKRI sehingga kita bisa berprestasi pada usianya yang ke 77.

BACA JUGA:  Pesan dan Berkat Paskah “Urbi et Orbi”

“Sebagai komunitas Katolik kita ingin menegaskan komitmen kita dalam bernegara, untuk merajut kembali keragaman sebagai kekayaan dalam hidup berbangsa dan bernegara,” ajaknya.

“Maka saya percaya dari NTT, ada yang indah untuk Indonesia maju lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” tandasnya.

Untuk diketahui,  Uskup Ende didampingi Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr; dan Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr

Hadir juga puluhan imam konselebran, perayaan Ekaristi (Misa) yang dimulai pada Pukul 15.30 ini berjalan semarak dan meriah.

Tampak para peserta Pesparani dan para undangan hadir dengan mengenakan busana daerah masing-masing. Misa juga diiringi dengan lagu-lagu misa dari berbagai daerah di NTT.***

error: Content is protected !!