KUPANG, HN – Sebanyak 400 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah beralih atau bertransormasi ke era digital.
Gerakan inovasi dan transformasi digital KSP ini terus dilakukan Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, untuk memodernisasi koperasi demi meningkatkan pelayanan bagi anggotanya.
Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi, Philp Bere, mengatakan, dunia sekarang sedang dihadapkan dengan revolusi industri five point zero, yang menjadi sebuah tantangan.
“Sehingga mau tidak mau, semua koperasi kita akan arahkan untuk di digitalisasi. Jangan manual terus,” ujar Philp Bere kepada wartawan, Rabu 7 September 2022.
Menurut Philp, sejak tahun 2020 lalu, Gubernur Viktor Laiskodat menginisiasi sebuah pekerjaan kepada pihaknya untuk segera mendigitalisasi KSP di NTT sebanyak 1000.
“Tetapi dari target itu, sampai dengan saat ini sudah 600 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang sudah terdigitalisai di Provinsi NTT,” jelasnya.
Konsep itu, kata Philp, untuk menjawab visi dan misi gubernur, yang saat ini fokus menggenjot sektor pariwisata sebagai salah satu prime mover ekonomi di NTT. Salah satunya Labuan Bajo.
“Sehingga di Labuan Bajo itu digitalisasi kami jalankan, untuk melayani tamu secara digital disana. Tetapi mereka harus masuk dalam wadah koperasi dulu,” terangnya.
Dia menjelaskan, dengan sitem digitalisasi, para nasabah atau anggota koperasi lebih dimudahkan dalam melakukan akses dan transaksi, baik pinjaman maupun menyetor cicilan.
“Karena orang ini banyak urusan. Jangan hanya mau pinjam atau setor cicilan, mereka harus pergi ke koperasi yang jaraknya mungkin 5-6 km,” terangnya.
“Sebab, pasti ada biaya tidak terduga yang harus mereka keluarkan, seperti biaya transportasi pergi-pulang. Sehingga digital ini sangat membantu,” tambahnya.
Setiap Rapat Anggota Tahunan (RAT), koperasi selalu di imbau untuk segera melakukan kaderisasi terhadap generasi muda atau milenial, untuk masuk menjadi anggota koperasi.
“Bagi milenial, ini merupakan pekerjaan yang mereka senangi. Karena sekarang masih banyak generasi orde baru, yang pada zaman mereka tidak mengenal sistem digital,” ungkap Philp.
Gebrakan untuk mendigitalisasi Koperasi Simpan Pinjam di NTT merupakan salah satu inovasiĀ bagus, yang sedang dilakukan oleh Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT.
“Supaya anggotanya dimudahkan, dan bisa bertransaksi lewat android. Dengan digitalisasi ini, anak muda harus dilibatkan. Kalau tidak, lama-lama koperasi ini tidak ada yang berminat. Karena yang sekarang itu orang tua semua,” tandasnya.
Kepala Seksi Sub Koordinator Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi, Nelciana Yulita Soruh, menjelaskan, penerapan sistem digital di KSP sebenarnya tidak menjadi masalah.
“Tetapi, saat ini kita berada pada era yang moderen, jadi mau tidak mau kita harus beradaptasi danĀ menyesuaikan diri sesuai dengan prubahan zaman,” jelasnya.***