KUPANG, HN – Menyongsong hari puncak panca windu, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang menggelar sosialisasi dan lomba cipta menu pangan lokal serta parade budaya, yang digelar di Aula St. Maria Immaculata, Rabu (21/9/2022).
Lomba cipta menu pangan lokal berbahan dasar ubi ini dimulai dengan sosialisasi oleh tiga narasumber diantaranya : Ursula Gaa Lio, S.Ip, pensiunan staf Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTT sekaligus mantan ketua WKRI, Jeni Juniar Purbani Bhasari, SE. M, Par yang adalah staf Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT dan mantan kepala SMKN 3 Kota Kupang, juga Maria Silvia R, Salongo, SE, yang adalah anggota Dharma Wanita Provinsi NTT. Ketiga narasumber ini juga sekaligus menjadi juri dalam lomba cipta menu pangan lokal tersebut.
Mantan staf Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Ursula Gaa Lio, S.Ip mengapresiasi hasil karya dari semua mahasiswa/mahasiswi yang mengambil bagian dalam lomba cipta menu pangan lokal.
“Para mahasiswa sangat luar biasa saya mengapresiasi sekali. Dari yang tidak berlatar belakang pendidikan masak-memasak, tetapi mampu mengolah pangan lokal berbahan dasar ubi kayu,” kata ibu Ursula.
Emiliana Martuti Lawalu selaku ketua divisi bakti sosial Panitia Perayaan Panca Windu menjelaskan. “Kegiatan yang digelar hari ini merupakan program dari seksi bakti sosial. Tujuan digelarnya sosialisasi dan lomba cipta menu dengan mengangkat tema pangan lokal adalah untuk mengajak konsumen khususnya para mahasiswa agar mencintai pangan lokal,” katanya.
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan ini menjelaskan bahwa, kegiatan sosialisasi ditujukan kepada mahasiswa sebagai generasi muda yang kreatif. Selain itu, panitia juga berharap, mahasiswa mempunyai kreatifitas untuk mengolah pangan lokal sehingga dapat menghasilkan sajian makanan dengan cita rasa dan tampilan yang berbeda dari biasanya.
Kegiatan ini terpantau ramai karena disambut dengan sangat antusias oleh beberapa Program Studi yang berpartisipasi dengan mengutus perwakilan mereka untuk mengikuti lomba cipta menu. Prodi yang hadir antara lain, Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Ilmu Pemerintahan, Ekonomi Pembangunan, MIPA Kimia, MIPA Biologi, Bahasa Inggris, Manajemen, Hukum dan Matematika.
Usai lomba, para juri lalu memberikan penilaian. Di mana hasilnya adalah, untuk Lomba cipta menu pangan lokal berbahan dasar ubi dimenangkan oleh Prodi Manajemen sebagai juara satu (1), dan juara dua (2) diraih oleh Prodi Ilmu Pemerintahan dan juara tiga (3) dirahi Prodi Ekonomi Pembangunan.
Setelah lomba cipta menu pangan berbahan dasar ubi, kemeriahan menyongsong Panca Windu Unwira dilanjutkan dengan parade budaya lokal. Untuk lomba ini diikuti oleh 20 tim. Mereka merupakan perwakilan dari masing-masing program studi.
Semua peserta parade datang dengan memakai pakaian adat khas setiap daerah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurut kepala divisi acara Panca Windu Unwira, Ernesta Uba Wohon, acara parade budaya ini digelar dengan tujuan untuk membangkitakan semangat cinta budaya lokal sekaligus menunjukan dukungan terhadap budaya dan adat-istiadat di NTT.
“Alasan parade budaya ini digelar ialah untuk mewujudkan visi misi Unwira yang berakar pada budaya. Disamping itu juga untuk membangkitkan semangat mahasiswa agar mencintai budaya-budaya lokal yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Selain itu juga sebagai momentum untuk menunjukan dukungan terhadap pelestarian adat-istiadat dan kearifan budaya lokal yang saat ini di era moderen, kian pudar,” ungkap Dosen Fakultas Hukum sekaligus Anggota Pansel Bawaslu Provinsi NTT ini.
Kegiatan ini berlangsung dengan semarak. Semua tim menampilkan pakaian adat khas budaya mereka dengan sangat baik. Para penonton dibuat sumringah karena acara parade budaya ini.
Acara kemudian dilanjutkan dengan dengan misa Triduum yang dihadiri oleh Pater Rektor Unwira Pater Dr. Philipus Tule, SVD, Pater Ketua YAPENKAR, Yulius Yansinto, SVD, Para pegawai, dosen dan mahasiswa Unwira. Misa dimulai pukul 04.00 Wita, di aula St. Hendrikus. Misa dipimpin Oleh Pater Jhon Salu, SVD.
Dalam kotbanya Pater Jhon mengajak seluruh civitas akademika untuk mengabdi di Unwira dengan penuh rasa syukur. “Kita sudah menerima Unwira sebagai tempat perutusan maka dalam usia Panca Windu ini kita mesti bertekad terus mengabdi di Unwira dengan penuh rasa syukur. Yaitu dengan satu tekad, menjadikan Unwira Menara Ilmu Pengetahuan”.
Usai misa Triduum kegiatan ditutup dengan penampilan tarian Jai formasi 40 hasil kreasi panitia. Tarian jai oni dibawakan oleh gabungan tim, yaitu para Frater Fakultas Filsafat, para dosen dan mahasiswa Ekonomi, serta Prodi lainnya.
Tarian ini membentuk formasi 40 untuk menyimbolkan usia 40 tahun Unwira. Tarian yang dipentaskan di pelataran halaman patung St. Arnoldus Yansen, gedung Rektorat Unwira ini berlangsung meriah dan semarak.***