Cerita Sukses Dibalik Pria Penyandang Disabilitas

KUPANG, HN – Semangat membara dan pantang menyerah jadi resep manjur kesuksesan pengusaha tunanetra asal Kabupaten Rote Ndao, NTT, Maigel Arifen Dano. Lewat usaha kuliner lokal, Magiel sukses meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Usaha dengan nama ‘Ikan Sei Miji’ digeluti oleh Maigel, yang juga disabilitas tunanetra ini sejak tahun 2021 lalu pasca pandemi Covid-19 mulai melandai di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Produk yang dihasilkan Maigel berupa ikan asap yang sudah diberi bumbu dan dikemas dengan label ‘Ikan Sei Miji’. Produk itu kemudian dipasarkan melalui media sosial, dengan memainkan strategi digital marketing untuk menarik perhatian pelanggan.

“Produk itu kita posting ke sosial media, dan akhirnya booming. Sempat diundang ke acara Kick Andy untuk di interview di Metro Tv pada bulan September 2021 lalu,” ujar Maigel kepada wartawan, Rabu 19 Oktober 2022 sore.

Menurut Maigel, setelah diundang ke Metro Tv, usaha sei ikan yang dilakoni sejak tahun 2021 itu kian populer, sehingga ia kerap menerima orderan luar, seperti dari Papua, Surabaya, Bali dan Jogjakarta.

BACA JUGA:  Xavier Marks Lebarkan Sayap, Buka Kantor Cabang di Kota Kupang

“Selama ini kita sudah kirim keluar NTT menggunakan jasa layanan lion parcel. Pengiriman juga tergantung permintaan. Untuk penghasilan perhari minimal Rp1 juta, dan omzet perbulan bisa puluhan juta,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, pihaknya segera membuka cabang baru usaha ‘Ikan Sei Miji’ di Kota Kupang, untuk mendekatkan layanan pengiriman kepada para customer.

“Karena landasan udara di Rote Ndao masih terganggu, yang berdampak pada pengiriman produk melalui lion parcel jadi terhambat. Prosesnya bisa 2-3 hari. Sehingga kita buka cabang di Kupang untuk mendekatkan layanan,” jelasnya.

Niat Maigel untuk membuka usaha ‘Ikan Sei Miji’ bermula ketika melihat limpahnya ikan di Rote Ndao, namun hanya dipasarkan di wilayah setempat, tanpa berpikir untuk mengolah dan memasarkan ke luar daerah.

“Makanya saya berpikir supaya ikan ini bisa diekspor ke luar, sehingga produk atau menu kuliner lokal juga bisa menembus pasar nasional. Itu motivasi saya,” pungkasnya.

Perjuangan Maigel di Dunia Pendidikan

Perjuangan Maigel Arifen Dano di dunia pendidikan cukup panjang. Pria yang akrab disapa Miji ini awalnya bukan seorang penyandang disabilitas tunanetra.

BACA JUGA:  Marten Taunus Akui Sempat Ditelepon Randy untuk Pinjam Linggis

Ia baru mengalami kebutaan setelah dianiaya gurunya sejak masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2007 silam di Rote Ndao.

“Dulu saya bukan tunanetra. Tetapi setelah kelas III SMA, saya dipukul oleh guru, yang mengakibatkan mata saya jadi buta. Setelah itu saya tidak tahu mau buat apa,” jelasnya.

Bahkan, kata dia, setelah mengalami gangguan mata, pihak sekolah kemudian mengeluarkannya dari sekolah, karena menganggap Migel sudah tidak bisa melanjutkan pendidikannya.

Meski demikian, Maigel tetap optimis dan memiliki semangat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikannya, meski ditengah keterbatasan kondisi fisik yang di alamnya.

“Jadi saat itu saya sempat kabur dari Rote Ndao, untuk mencari sekolah di Kota Kupang. Dan saat itu saya bisa melanjutkan pendidikan di SLB hingga selesai,” terangnya.

Setelah lulus SLB, Maigel melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, meski melalui perjuangan yang cukup panjang. Ia sempat ditolak, karena memiliki keterbatasan pada indra penglihatan.

“Tetapi kelebihan saya itu bisa mengoperasikan komputer dengan aplikasi pembaca layar. Jadi aplikasi itu yang bantu saya bisa kuliah di kampus umum,” tandasnya.

BACA JUGA:  Dukung Kinerja Bank NTT, Pemkot Kupang Sertakan Modal Rp10 Miliar Rupiah

Juara Lomba TIK dari Kementrian Bakti Kominfo

Maigel Arifen Dano, sempat menyabet juara satu lomba TIK untuk difabel, yang diselenggarakan Kementrian Bakti Kominfo tahun 2022.

Menurut Maigel, informasi lomba TIK yang diadakan Kementrian Kominfo diketahui melalui media sosial. Ia kemudian mendaftarkan diri pada bidang digital marketing, sesuai usaha yang digeluti saat ini.

“Akhirnya saya ikut pelatihan secara virtual selama satu bulan. Dan di akhir pelatihan, diadakan kompetisi yang diikuti 1000 peserta dari seluruh Indonesia, dan saya keluar sebagaj juara satu,” ungkapnya.

Setelah menyabet juara satu, Maigel kemudian diminta berangkat ke Jakarta untuk mengikuti lomba tingkat nasional, dengan dua mata lomba yang di ikuti. Diantaranya membuat video iklan tv, dan membuat Bisnis Model Canvas (BMS) dari usaha yang dimiliki.

“Ternyata dari kedua mata lomba itu saya berhasil keluar sebagai juara dan mendapat piala penghargaan Kementerian Bakti Kominfo. Setelah itu saya dijanji oleh pak menteri akan djbawa ke luar negeri untuk dilakukan studi banding,” pungkasnya.***

error: Content is protected !!