KUPANG, HN – Bidang iintelejen Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT), kini gencar melakukan pemeriksaan terkait dugaan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) dalam proyek Pekerjaan embung di Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) senilai Rp4 miliar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan menyebutkan bahwa proyek pekerjaan embung di Noemuti diduga kuat dikerjakan oleh kerabat dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten TTU.
Pasalnya, diduga kuat mulai dari Kepala Dinas PUPR Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) hingga pelaksana proyek (kontraktor) dan konsultan pengawas memiliki hubungan kekerabatan yang erat.
Kajati NTT, Hutama Wisnu, S. H, M. H yang dikonfirmasi wartawan melalui Kasi Penkum dan Humas Kejati NTT, Abdul Hakim, S. H, Rabu (19/10/2022) membenarkan adanya pemeriksaan terhadap proyek pekerjaan embung di Kabupaten TTU.
Menurut Abdul, pemeriksaan terhadap kasus itu telah dilakukan sejak Senin 17 Oktober 2022 lalu. Dimana, Kepala Dinas PUPR kabupaten TTU, Januarius Salem telah diperiksa oleh bidang intelejen Kejati NTT.
“Iya benar. Sudah ada pemeriksaan terhadap Kepala Dinas PUPR Kabupaten TTU, Januarius Salem pada Senin 17 Oktober 2022 lalu oleh bidang intelejen Kejati NTT,” terang Abdul.
Ditambahkan Abdul, pemeriksaan masih terus dilakukan dimana, Rabu (19/10/2022), bidang intelejen kembali memeriksa panitia lelang dalam proyek pekerjaan embung di Kabupaten TTU.
“Untuk hari ini, ada pemeriksaan oleh bidang intelejen Kejati NTT terhadap panitia lelang sejak pagi hingga sore tadi,” ujar Abdul.
Ketika ditanya bahwa dalam proyek itu adanya dugaan KKN yang melibatkan kerabat dekat Kadis PUPR Kabupaten TTU, Abdul Hakim menegaskan bahwa mengenai hal itu kini sedang didalami oleh penyidik intelejen Kejati NTT.
Bahkan, lanjutnya, informasi terkait hal itu telah diinformasikan kepada penyidik (pemeriksa) untuk ditindaklanjuti dan didalami lebih jauh lagi.
“Untuk sementara informasi adanya dugaan KKN dalam proyek itu mengenai ada dugaan kedekatan kekerabatan dengan Kadis PUPR sedang didalami oleh penyidik. Dan, infornasi itu sedang dihimpun serta dilakukan pendalaman lagi,” ungkap Abdul Hakim. (KC/HN).***