KUPANG, HN – Kepala Kantor Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kupang, Hendrik K. A, pertanyakan selisih data manifest dengan jumlah korban KM Express Cantika 77.
Menurut Hendrik, KM Cantika bertolak dari pelabuhan Tenau Kupang menuju Alor dengan membawa 177 orang, yang terdiri dari 167 penumpang dan 20 orang ABK.
“Itu yang terdaftar berdasarkan manifest penumpang. Tetapi yang dilaporkan tidak sesuai. Kenapa ada ketidak cocokan antara data manifest dengan yang terjadi?,” tanya Hendrik saat memberikan keterangan di kantor BPBD NTT, Rabu 26 Oktober 2022.
Ia menjelaskan, memang setelah kapal bertolak meninggalkan dermaga, tanggung jawab sepenuhnya berada pada awak kapal, terutama nahkoda. Namun kenapa data manifestnya berbeda.
“Jadi, sesuai kewenangan, biarkan kami memeriksa nahkoda, ABK, pemilik kapal dan penjaga tiket. Kenapa ini bisa terjadi, dan data manifestnya tidak cocok dengan yang terjadi,” ungkapnya.
Ia menegaskan, jika terdapat oknum-oknum yang coba bermain dalam kasus terbakarnya KM Cantika, harus dihukum sesuai perbuatannya. Artinya penegakan hukum harus dilakukan.
“Bila ada oknum yang terlibat didalamnya, maka harus dikenakan sanksi. Karena ini menyangkut nyawa manusia,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk sementara biarkan tim investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki dan menginvestigasi kebakaran KM Cantika 77.
Sementara Kepala Cabang (Kacab) PT. Pelayaran Dharma Indah KM Express Cantika 77, Syeren Patricia, menyebut total penumpang riil yang tertera pada manifest upload sistem penjualan tiket di loket KM Cantika berjumlah 226 orang.
Menurut Syeren, jumlah 167 yang tertera pada manifest awal terdapat kesalahan teknis pada penjualan tiket, karena saat itu hanya ada satu operator yang berfungsi.
Sementara operator yang satunya mengalami kendala karena gangguan (error, red), sehingga penjualan tiketnya dilakukan secara manual.
“Jadi ketika mendengar berita kapalnya terbakar, kami tidak lanjut mengupload ke sistem penjualan tiket kami. Setelah evakuasi, baru besoknya kami masukan namanya ke data base manifest penjualan tiket kami. Jadi yang membeli tiket secara riil itu 226 orang, dan manifestnya ada,” jelas Syeren.
Ia menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui adanya kelebihan penumpang di KM Cantika, karena dalam manifest riil, pembelian tiket hanya terdapat 226 orang yang tertera dalam sistem penjualan tiket.
“Kalau yang non riil, saya tidak tahu. Karena penumpang yang masuk ke pelabuhan itu ada petugas yang melakukan pemeriksaan, apakah mereka benar penumpang atau tidak. Jadi kalau untuk mereka bisa lolos, saya kurang tau,” jelasnya.
Meski demikian, kata Syeren, pihaknya tetap bertanggung jawab, dan bersedia untuk memulangkan jenazah maupun korban kapal Express Cantika 77 lainnya ke Kabupaten Alor.
“Kami siapkan armada untuk pengantaran, baik penumpang, jenazah dan korban rawat inap yang mau ikut pulang silahkan. Kami juga siapkan santunan duka untuk korban yang meninggal dunia,” tandasnya.***