KUPANG, HN – Warga eks Timor Timur (Timtim) yang berdomisili di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) segera mendapatkan bantuan 52.000 unit rumah dari pemerintah.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Komunikasi Pejuang Timor Timur, Eurico Gutteres mengatakan, bantuan rumah itu diperoleh setelah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara tanggal 12 Agustus 2022 lalu.
“Saya minta rumah itu waktu di undang Presiden Joko Widodo ke Istana Negera untuk menerima penghargaan Bintang Jasa Utama,” ujar Eurico Gutteres kepada wartawan di Kupang, Senin 28 November 2022.
Menurut Eurico, saat berbincang dengan Presiden Joko Widodo, ia mengusulkan 52.000 unit rumah, dengan rincian sebanyak 27.000 rumah direnovasi, dan 25.000 rumah akan dibangun baru.
“Kepada presiden saya minta rumah sebanyak 52.000 unit. Sehingga warga yang masih tinggal diatas tanah bermasalah itu bisa terselesaikan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, Presiden Joko Widodo juga berpesan, agar bantuan rumah yang akan dibangun itu tidak mengabaikan masyarakat lokal di Kabupaten Kupang, yang memang belum memiliki hunian.
“Presiden juga mengingatkan agar jangan abaikan warga lokal NTT. Dan saya katakan waktu itu bahwa mereka adalah saudara kami,” terang Eurico Gutteres.
Ia menerangkan, seluruh proses tender dan administrasinya sudah diselesaikan, sehingga bulan Juni 2023 mendatang pembangunan fisik rumah segera dilakukan.
“Bulan Januari nanti akan segera dibangun secara fisik dengan rumah tipe 36 untuk masyarakat di 4 desa. Lokasinya di belakang pasar Lili dengan luas 92,69 hektar,” jelasnya.
“Diatas lahan itu akan dibangun rumah sebanyak 2100 unit. 729 unit untuk warga lokal, dan sisanya untuk warga eks Timor Timor di Kabupaten Kupang,” tambahnya.
Selain Kabupaten Kupang, kata Eurico Gutteres, ada sejumlah daerah juga yang mendapat bantuan rumah dari pemerintah, namun masih terkendala lahan.
“Seperti di Kota Kupang 500 unit, Alor 500, Soe 1500, TTU 2000, Atambua-Belu 3000, Malaka 2000 dan Sumba 1000 unit rumah. Semuanya masih terkendala lahan,” jelasnya.
Soal kendala lahan, Eurico sudah bersurat ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) maupun Pemda untuk menyiapkan lahan, baik itu lahan milik Pemprov, Pemda maupun lahan warga.
“Jadi kita sedang negosiasi lahan yang bisa datang dari pemerintah daerah maupun provinsi untuk membangun rumah bagi warga,” ungkapnya.
Ia menambahkan, setelah proses pembangunan rumah selesai baru dilanjutkan dengan renovasi rumah yang berjumlah 27.000 unit tersebut.
“Setelah pembangunan baru kita masuk tahap renovasi. Proses renovasi dilakukan kepada rumah siapa saja,” tandasnya.***