Opini  

Intelijen Global dan Kaum Pecandu Surga

Oleh Eduardus Lemanto, Kandidat Doktoral di Department of Social Philosophy of People’s Friendship University of Russia, Moskwa

HALUANNTT – Hati-Hati Agenda Inteligen Dunia Jelang PILPRES 2024! Peringatan ini dilontarkan A.M. Hendropriyono di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (5/7/2022). Peringatan itu datang tepat waktu, kendati ini bukan soal baru. Guru Besar Intelijen ini hanya mau membuka mata dan ingatan kita lagi dan lagi pada para pembongkar operasi intelijen dunia.

David Wise & Thomas Ross dalam THE INVISIBLE GOVERNMENT. John Perkins dalam CONFESSIONS OF AN ECONOMIC HIT MAN. Noam Chomsky dalam WHO RULES THE WORLD? dan THE WASHINGTON CONNECTION AND THE THIRD WORLD FASCISM. Masih banyak lainnya. Siapa mereka? Mereka penggeledah operasi-operasi, saya menyebutnya, Geng Amerikanis (GA).

Sejak Perang Dingin GA adalah kekuatan di balik konflik-konflik sosio-politik, ekonomi dan kultural di negara-negara berkembang dan dunia ketiga. GA, geng politik-ekonomi. Mereka terbentuk dari geng lokal dan geng global. Operasi mereka di daratan Afrika, Timur Tengah (Palestina, Iraq, Afghanistan, Siria, dan lainnya), Amerika Latin dan Asia, termasuk Indonesia, telah menjadi fakta sejarah.

Operasi menghancurkan pemerintahan yang sah, yang membangkang terhadap mereka. Operasi perpecahan dan penghancuran tanpa membawa senjata. Senjata mereka adalah anak-anak bangsa di negara-negara target. Anak-anak bangsa yang sebagiannya ‘buta pada operasi geopolitik’ dan  sebagian lagi ‘membutakan diri’ karena hasrat politik mereka sendiri.

Mulanya konflik biasa. Penguasa vs oposisi. Ini normal. Namun, lambat laun akan jadi abnormal. Oposisi rentan berbelok jadi Geng Amerikanis Lokal (GAL). Mereka kadang disebut geng jajaran sakit hati. Politik mereka emosional. Penuh kedengkian, kemarahan dan balas dendam.

Ingat, orang marah gampang ‘disetir’. Termasuk disetir GA. Dari geng pemarah ini terbentuklah GAL itu. Maka jadilah GAL, kaki-tangan Geng Amerikanis Global (GAG). Dari sinilah awalnya sebuah negara siap dioleng-olengkan seperti mainan. Irak-Siria-Afganistan-Palestina adalah contoh. Mereka pada mulanya perselisihan rejim vs oposisi. Oposisi kemudian berubah jadi GAL dan perang saudara siap dimulai. Begitulah GA beroperasi. Itu nyata. Sejarah mencatatnya!

GAG VS SUKARNO-SUHARTO

Investigasi Perkins, Chomsky, Wise-Ross, dan lainnya membuktikannya. Wise-Ross, dalam INVISIBLE GOVERMENT, membongkar operasi intelijen global PEMERINTAHAN SILUMAN (PS) yang membentuk GAG itu. Mereka merobohkan semua pemerintahan negara-negara di dunia yang tidak tunduk pada kemauan mereka.

BACA JUGA:  Perkara Festival Leva Nuang, Landscape Buruknya Sistem Organisasi Birokrasi Disparekraf Lembata

Jantungnya: CIA. CIA membentuk “Intelligence Community”. Komunitas ini terbentuk dari Dewan Keamanan Nasional, Badan Intelijen Pertahanan, Badan Keamanan Nasional, Intelijen Militer, Intelijen Marinir, Intelijen Angkatan Udara, Biro Intelijen dan Penelitian Departemen Luar Negeri, Komisi Energi Atom, dan Biro Investigasi Federal. Agen-agen swasta juga dipakai. Dari agen bisnis, politik, NGO-NGO hingga media-media.

Singkatnya, semua hal mereka pakai. PS itu adalah pemerintahan di belakang layar. Nixon, Obama, Trump, Biden dan lainnya adalah pemerintahan depan panggung. PS: pemerintahan belakang panggung. Mereka kuat, solid dan kuasai dunia. INGAT, INDONESIA MENJADI SALAH SATU KORBAN OPERASI PS DI ASIA! Terjungkalnya Sukarno 1967 dan Suharto 1998 juga tidak terlepas dari operasi mereka. Keduanya terjungkal sebagiannya karena mereka mulai ‘keras kepala’ terhadap mereka.

Ingat Allen Pope? Pilot jet tempur B-26 yang dikirim PS ke Maluku untuk membantu PRRI/Permesta. Pesawatnya jatuh. Pope selamat. Tugasnya, membantu para pemberontak dalam melawan Rejim Sukarno. Nixon dan Howard (Dubes AS di Jakarta) membantah, bilang: “Pope prajurit bayaran yang tak terhubung dengan AS. AS Netral dalam Pemberontakan Maluku.” Sukarno jelas dihantam karena GA merasa Indonesia telah dibawanya ke arah lain, bukan ke Barat seperti maunya mereka. Peristiwa Allen Pope itu mesti ditarik ke Geopolitik GA.

Yang harus dipahami adalah GA muncul karena dua faktor: AS muncul menjadi Raja Dunia berideologi demokrasi, dan tantangan adalah Uni Soviet berideologi komunis sebagai tandingan. Tujuan operasinya satu: Siapa pun yang menentang AS cs (penentangan secara ekonomi, politik, bahkan budaya) harus diberangus. Operasi intelijen global tua ini belum mati. Ia masih hidup. Tujuannya sama: menekan Indonesia. Namun, caranya baru. GA kini siap untuk memanfaatkan GAL kembali. Siapa GAL itu kini?

GAL itu kini terbentuk dari anak-anak bangsa sendiri. Kini mereka kaki-tangan GAG. Mereka oportunis. Mereka bahkan bisa brutal. Hidup dan makan-minum di Indonesia. Namun, tak rela dan tak mau diatur oleh tatanan negerinya. Mereka megalomaniak; merasa diri besar sembari mengecilkan sesama anak negeri; menganggap ideologi kelompok mereka paling superior. Sementara filosofi kebangsaan negerinya dianggap inferior. Siapa sesungguhnya mereka dan bagaimana mereka berperilaku?

BACA JUGA:  OPINI: Menakar Presepsi Masyarakat Desa Terhadap Kebijakan Vaksinasi

GAL vs JOKOWI

Mari tempatkan peringatan Hendropriyono itu pada pergulatan negeri menghempas KAUM-KAUM PEDAGANG AGAMA. Operasi Intelijen global GAG berubah seiring berubahnya peta kekuatan global. Cina muncul sebagai perkasa baru. GAG tentu saja tak tinggal diam. Yang perlu diingat adalah posisi ASEAN secara umum, dan Indonesia secara khusus, di tengah duel GA versus Cina. GA hampir pasti tak mau turun tahta. Ia tak rela kehilangan posisi sebagai Raja Dunia. Cina dihantam isu-isu serius. Dari otoritarianisme, pelanggaran HAM hingga soal Islam Uighur.

Ingat, Chomsky sudah ingatkan satu hal: Bahwa isu HAM sudah, sedang dan rentan dipakai GA untuk menggencet negara-negara target operasi intelijen mereka. Tujuannya; mendelegitmasi pemerintahan yang sah. Adakah ‘politik curiga pada Cina’ di Kamboja kebetulan? Ingat pula, politik model ini muncul pasca Kamboja mulai bekerjasama secara dekat dengan Cina, apalagi dieksekusinya proyek Dara Sakor Resort dan Ream Naval Base yang didanai Cina.

Apakah gerakan-gerakan anti-Cina di Indonesia sejak 2000, secara khusus di bawah era Jokowi murni gerakan KAUM RELIGIUS KONSERVATIF? Apakah gelombang dahsyat kecurigaan terhadap investasi Cina di Indonesia murni ‘gerakan ideologis’ kaum penakut globalisasi? Cobalah periksa; mengapa setiap jelang Pemilu komunisme terus digali dari kuburannya?

GA (GAG-GAL) belum mati. Bisa dikatakan gerakan-gerakan ganjil anak bangsa berpusat di sana. Semuanya terencana. Mereka tak jauh. Mereka tinggal ada di antara kita. Mereka tidak menyusup ala intelijen tua. Mereka hanya menyamar jadi anak bangsa. Mereka jagoan politik. Fasih bicara demokrasi, HAM, dan lainnya. Mereka sangat mungkin terkait agenda intelijen global GA.

Mari kita periksa satu kaum: Kaum penganut ideologi-ideologi sempalan religius ekstremis yang ‘bersahabat karib’ dengan GAL. Mereka tidak mewakili agama. Hanya mewakili hasrat politik GAL. Mungkinkah KAUM PECANDU SURGA (KPS) dimanfaatkan Intelijen global GA dan GAL? Mereka bukanlah mereka sesungguhnya. Di balik mereka ada “invisible agents”. Negara harus segera gunakan mikroskop dan makroskop untuk melihat gelagat persahabatan KPS dan GAL.

BACA JUGA:  Vaksinisasi Sebagai Ajang Komersialisasi

Oleh GAL, KPS diubah menjadi gerakan ‘berkaki 1000’ dan kaum ‘berkepala dolar’.  Sebagai gerakan berkaki 1000, mereka berkembang biak hingga ribuan guna menggerogoti negeri. Makin banyak mereka muncul, makin negara dibuat repot, warga dan ruang publik terus menerus diisi dengan keresahan. Mereka beranak pinak. Kaki-tangan mereka berlipat ganda. KPS bisa jadi hanyalah pagar betis GAL yang masih gemar dark deals dan backdoor deals gaya ORBA dalam bisnis mereka.

Mereka tak mau diatur oleh negara, khususnya tak terima diatur rejim yang tengah berkuasa, apalagi “Rejim Indonesianis”. Diatur negara adalah kerugian sekaligus permasalahan bagi mereka. Ingat, GAL ini sebenarnya adalah kelas elit ekonomi-politik konservatif. Para penikmat model bisnis mafia tua. Tangan mereka tak perlu ‘berdarah’. Ada kaki-tangan tangan anak bangsa yang siap melayani keinginan mereka. Mereka pandai berkotbah mengenai ‘AGAMA, DEMOKRASI, HAM, KEBEBASAN DAN MARTABAT’ sambil menyemai dan membesarkan PARA PEROMPAK DARI DALAM. Ini tentu bukan metode baru. Tak ada rahasia lagi.

Para perompak itu paling nyata kini adalah ‘DOMBA-DOMBA SEMPALAN AGAMIS’ yang terus membesar menjadi ‘MACAN-MACAN RADIKALIS-EKSTREMIS’. Mereka dinafasi oleh kekuatan dahsyat. Tulang mereka uang. Nafas dan nyawa mereka ideologi ekstrim. Ini paduan yang menjadikan mereka kelompok-kelompok berani mati.

Rumus hidup mereka sederhana: ENGGAN MATI KARENA LAPAR. BERANI MATI KARENA KEYAKINAN. Intelijen global GA sangat paham betul rumus hidup KAUM PECANDU SURGA ini. Intelijen global GA sangat berpengalaman memanfaatkan mereka. Mereka dijadikan sebagai instrumen penekan negara. Negara dibikin kagok, ragu, canggung dan bahkan tak berdaya di depan agama. Negara dibikin serba salah di hadapan agama. Agama jadi “untouchable zone”. Negara tak boleh lengah, apalagi kalah. Bacalah fenomena ini secermat mungkin!

NEGARA TAK BOLEH RAGU MENINDAK, SEBELUM BADAI PENGHANCUR BANGSA MENYAPU INDONESIA JADI PUING-PUING AKIBAT SAPUAN AGENDA INTELIJEN GLOBAL YANG MEMANFAATKAN KAUM-KAUM PENCANDU SURGA.***

error: Content is protected !!