KUPANG, HN – Sebanyak 10 anak dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) segera diberangkatkan ke Negara Jepang untuk bekerja sebagai Tenaga Kesehatan atau Nakes.
Mereka merupakan lulusan kesehatan dan tenaga medis Provinsi NTT, namun tidak memiliki kesempatan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara atau ASN.
Sebagian dari mereka juga merupakan tenaga honorer di sejumlah Rumah Sakit dan Puskesmas, tetapi kontrak mereka tidak lagi diperpanjang.
Peluang kerja bagi Tenaga Kesehatan atau Nakes di Negara Jepang terbilang cukup besar dan sangat menjamin. Para Nakes yang akan dikontrak 5 tahun kerja ini bakal menerima gaji yang fantastis, yakni Rp20 hingga Rp25 Juta rupiah.
Deputi Finance dan Partnership Lembaga Pelatihan Kerja atau LPK Musubu, Yofani Maria Francis Yuki, mengatakan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan Negara Jepang, untuk mempersiapkan tenaga kerja di sektor kesehatan.
“Jadi kita siapkan 10 anak dari NTT. Mereka adalah tenaga kerja medis, yang akan diberangkatkan ke Jepang untuk jadi tenaga perawat disana,” ujar Yofani kepada wartawan, Senin 9 Januari 2023.
Menurut Vonny, yang juga salah satu Kader Partai NasDem ini bahwa, LPK Musubu merupakan jembatan untuk memfasilitasi anak-anak NTT yang ingin berkarir sebagai Nakes di Jepang.
“LPK Musubu ini sebagai jembatan. Jadi kami bisa mengirim tenaga kerja ke Jepang, karena kami punya agen resmi untuk melatih dan menempatkan mereka sebagai Nakes di Jepang,” jelasnya.
Dia menjelaskan, kesempatan kerja yang ditawarkan pemerintah Jepang adalah memberikan kesempatan kerja bagi lulusan D3 maupun S1 kesehatan.
“Jadi kesempatan yang diberikan Pemerintah Jepang itu untuk mereka yang dari sekolah perawat. Sehingga kita akan melatih mereka untuk memenuhi syarat kerja Pemerintah Jepang,” ungkapnya.
“Pendidikan minimal D3 keperawatan danĀ S1, yang memiliki Ners dan STR. Tetapi persyaratan minimalnya adalah anak NTT yang memiliki dasar keperawatan. Anak yang saya bawa ini ada 6 dari Potekes Kupang, dan 4 orang dari Nagekeo,” tambahnya.
Setelah dilakukan interview dan dinyatakan lulus, para Nakes akan dibawa ke Bali untuk dilakukan persiapan dan pelatihan selama satu tahun, sebelum diberangkatkan ke Jepang untuk bekerja.
“Setelah itu mereka akan di interview. Kalau lolos akan dibawa ke Bali untuk dilakukan persiapan, seperti kemampuan bahasa Jepang dan mengikuti ujian nasional bahasa Jepang,” jelasnya.
“Setelah Pelatihan, mereka akan mendapat sertifikasi, baru diurus visa kerjanya. Kemudian mereka akan diberangkatkan ke Jepang untuk bekerja. Disana, mereka akan mendapat gaji dan insentif yang sama seperti tenaga kerja di Jepang,” tambahnya.
Untuk proses pendaftaran, kata dia, dibutuhkan biaya sebesar Rp65 juta rupiah, sebagai biaya kursus, penginapan, dan biaya hidup selama menjalani masa pelatihan dan pendidikan di Bali.
“Tetapi setengahnya ditanggung Pemerintah Jepang, dan sisanya ditanggung secara mandiri,” jelas Vonny yang akan mencalonkan diri sebagai Caleg Provinsi NTT Dapil Maumere, Ende, Nagekeo dan Bajawa ini.
Meski demikian, kata Vonny, untuk meringankan beban para calon Nakes, LPK Musubu, PT. Abian Corporation Jepang dan KSP Kopdit Pintu Air sudah menjalin kerjasama, guna menyiapkan tenaga kesehatan profesional yang akan dikirim ke Jepang.
“Jadi sudah ada kerjasama dengan Kopdit Pintu Air. Kami beri jaminan, sehingga Pintu Air memberikan biaya selama pendidikan, sampai mereka dikirim ke Jepang. Dan bulan ketiga belas mereka mulai cicil Rp2 juta per bulan,” terangnya.
Selain itu, para Nakes juga diwajibkan untuk menabung uang di Kopdit Pintu Air sebesar Rp5 juta perbulan.
“Supaya mereka merantau itu ada hasilnya. Itulah kepana Pintu Air sangat mendukung anak-anak ini dengan memberikan pinjaman,” tandasnya.***