Selendang Amarasi, Tanda Mata Nono untuk Nadiem Makarim

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim (kiri) dan Cesar Archangels Hendrik Meo Tnunay (kanan) (Foto: Ist)

KUPANG, HN – Cesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau yang lebih dikenal dengan Nono merupakan siswa SD Inpres Buraen 2, yang berhasil menjuarai kompetisi matematika tingkat Internasional.

Bahkan, bocah berusia 7 tahun asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mampu mengalahkan 7.000 siswa dari berbagai negara di dunia.

Kali ini, Nono berkesempatan untuk bertemu dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.

Saat menemui Nadiem Makarim, ibunda Nono, Nuryati Seran mengalungi Nadiem Makarim dengan selendang adat bermotif Amarasi, NTT, sebagai bentuk penghargaan dan tanda mata dari Nono.

BACA JUGA:  PKM Unwira Kupang Ajarkan Pendidikan Kewirausahaan Bagi Siswa SMA Kristen Pandhega Jaya

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, seorang anak akan menjadi cerdas, jika menyenangi apa yang dia lakukan. Makanya sekarang banyak game-game edukatif yang diciptakan.

“Seperti menonton konten edukatif juga sangat berdampak bagi anak, asalkan anak berminat dan tidak dipaksa. Karena kalau anak itu dipaksa, maka beda lagi itu,” ujar Nadiem Makarim, dilansir dari YouTube Official iNews, Senin 30 Januari 2023.

BACA JUGA:  Pemprov NTT Apresiasi Kontribusi Nyata Bank NTT untuk Atlet PON XX Papua

Dia menjelaskan, banyak sekali anak yang cerdas dan berbakat di lingkungan sekolah, namun tidak diketahui.

“Makanya saya datang kesini biar semua anak Indonesia kenal sama nono, supaya mereka termotivasi,” jelasnya.

Menurut Nadiem Makarim, kementrian akan membantu dengan program pelatihan, agar Nono bisa naik ke level selanjutnya. “Kami siap mendukung itu,” tegasnya.

Selain itu, kementrian juga akan memberikan hadiah berupa beasiswa untuk Nono, sebagai bentu dukungan bagi putra putri bangsa Indonesia yang berprestasi.

BACA JUGA:  Gubernur VBL Tepati Janji, Jalan Menuju Kampung Uskup Ruteng Diaspal

“Kalau butuh beasiswa, kita akan bantu lewat LPDP. Kita selalu dukung anak-anak kita. Apalagi dari Nusa Tenggara Timur,” ungkapnya.

Sementara ibunda Nono, Nuryati Seran menjelaskan bahwa anaknya Nono memang menyukai mata pelajaran matematika sejak usia 4 tahun, dan dia tidak pernah dipaksa untuk belajar.

“Nono ini benar-benar menikmati matematika sejak usia 4 tahun, dan kami tidak pernah paksa dia. Kami hanya arahkan dan memberikan disiplin yang baik kepada dia,” pungkasnya.***

error: Content is protected !!