KUPANG, HN – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menerima bantuan alat diagnostik Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP) untuk mendeteksi virus Demam Babi Afrika (ASF) di NTT.
Alat LAMP merupakan bantuan dari Pemerintah Australia melalui Partnership for Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) NTT, dan Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP).
Hadir menyerahkan bantuan, Direktur Program AIHSP Jhon Leigh, CEO PRISMA Nina Fitz Simons dan Lulu sebagai DFAT Australia. Bantuan diterima Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi di Ruang Rapat Gubernur NTT, Selasa 7 Februari 2023.
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi mengucapkan terima kasih kepada PRISMA, yang sudah membantu NTT dengan menyerahkan alat pendeteksi virus ASF.
“Saya sangat berterima kasih kepada PRISMA yang sudah memberikan alat ini untuk NTT,” ujar Wakil Gubernur NTT Josef Adrianus Nae Soi.
Dia menjelaskan, dengan bantuan alat diagnostik Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP), diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, khusunya peternak babi.
“Dengan alat ini saya harap bisa mengobati kecemasan masyarakat akan keganasan virus ASF ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaat,” terangnya.
Direktur Program AIHSP, John Leigh mengatakan, PRISMA dan AIHSP melakukan kegiatan peningkatan kapasitas atau bimbingan teknis, lokakarya dan Training of Trainers (ToT), dengan sasaran petugas lapangan veteriner dan teknisi laboratorium.
“Selain membantu produsen ternak, dampak dari penggunaan LAMP juga diharapkan dapat memberikan dorongan ekonomi bagi pelaku pasar yang terlibat dalam perdagangan ternak dan produk turunannya” ujar Jhon Leigh.
Menurutnya, penanganan ASF di Provinsi NTT membutuhkan kerjasama multi pihak, sehingga Pemerintah Australia menyadari bahwa ASF membawa kerugian besar bagi NTT baik secara ekonomi maupun budaya.
“Jadi dengan penyerahan alat deteksi virus ASF (LAMP) ini sekaligus untuk membangun kapasitas petugas lapangan dan teknisi laboratorium kami mendukung Pemerintah NTT dalam memulihkan sektor peternakan babi secara cepat,” terangnya.
Sementara CEO PRISMA, Nina Fitz Simons mengaku sangat bahagia karena petani skala kecil dan pengusaha yang terlibat di sektor babi akan mendapatkan akses terhadap fasilistas pengujian penyakit hewan yang tersedia di Pulau Sumba, Flores dan Timor.
“Hal ini akan membuat ternak petani aman dan pendapatannya terlindungi, selagi sektor babi ini pulih dari Virus Demam Babi Afrika (ASF)” tandasnya.***