FLOTIM, HN – Calon Gubernur NTT Fransiskus Lara Aba dalam kunjungannya ke Flores Timur, diundang untuk menghadiri acara arisan Keluarga Wua Mesuya di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Minggu 13 Agustus 2023.
Acara yang berlangsung di Desa Waioti itu, Frans Aba menemui ikatan keluarga Ende-Lio yang berdomisili di Larantuka. Frans disambut dengan hangat oleh 95 Kepala Keluarga dan anggotanya.
Frans Aba bukan sekadar sebagai anak keturunan Ende-Lio yang ekslusif, tetapi sebagai anak NTT yang inklusif yang bisa berbaur di mana saja dan berpengaruh secara positif untuk lingkungan masyarakat sekitar.
Karolus Kamis Putih, selaku ketua paguyuban, mewakili semua kerabat yang hadir maupun yang tak sempat hadir, menyampaikan ucapan selamat datang, dan apresiasi.
“Terima kasih untuk Pak Frans yang sudah hadir di sini. Acara ini, orang bukan sekadar berkumpul saja tapi momen kami saling menguatkan dan terutama memberi perhatian kepada sesama dalam semangat gelekat (pelayanan). Nah kehadiran Pak Frans ini adalah bagian dari niat baik gelekat,” ungkap Karolus Kamis.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Pak Benediktus Wangge. Beliau menyampaikan bahwa sudah lama tidak ada figur seperti Frans Aba. Jadi ada baiknya Ikatan Keuarga Besar Wua Mesu mennyatakan sikap mendukung Frans Aba.
“Kita nyatakan sikap kita. Kita dukung beliau dengan segala kompetensinya,” kata Benediktus Wangge.
Dalam kesempatan yang sama, Frans diberi ruang untuk berbicara dan menyampaikan beberapa gagasannya tentang pembangunan di NTT. Dan ada pertanyaan yang diajukan salah satu anggota keluarga, Yani Keo.
“Kami sudah banyak mengikuti perkembangan pemberitaan tentang Adik Frans di Medsos. Kira-kira program yang terintegrasi dari hulu ke hilir itu seperti apa supaya jagung yang kami tanam ada dapat pasarnya, juga beban keuangan provinsi yang besar itu bisa diatasi?”.
Akan hal tersebut, Frans menjabarkan dua poin penting bahwa, Pertama, NTT ini memang harus dipimpin dengan lebih serius. Karena tidak sedikit masalah yang harus diselesaikan secara utuh dan tegas.
Masalah utang Provinsi, misalnya mencapai Rp1,3 triliun yang berasal dari dana pemulihan ekonomi (PEN) dengan masa pengembalian hingga 2028. Itu berarti siapapun Gubernur NTT, akan tetap berhadapan langsung dengan soal ini sepanjang 4 tahun pertama kepemimpinannya.
“Nah, kalau soal penanganan dan penyelesaian utang-piutang seperti ini, tidak bisa ditipu bahwa saya memang kompeten untuk itu. Itu pekerjaan saya sehari-hari. Hanya memang saya perlu restu dan dan dukungan dari saudara-saudari semua. Supaya saya bisa hadir dan mengintervensi kebijakan,” kata Frans Aba.
Kedua, untuk program integrasi ekonomi pembangun NTT, masih kurang dan harus dibuat efektif, yakni meningkatkan kualitas manajemen rantai pasok atau supply chain management (SCM) yang secara umum. Kegiatan itu meliputi perencanaan, pengaturan, dan penjadwalan arus produk dari mulai pengadaan hingga didistribusikan kepada konsumen.
Beberapa masalah yang sering muncul dalam konteks rantai pasokan adalah biasanya berhubungan dengan hal-hal berikut, diantaranya manajemen pengadaan barang, pemasok, risiko, pengelolaan hubungan dengan pelanggan serta penentuan tingkat outsourcing.
“Nah kalau ini sudah diperhatikan, jagung akan dapat pasarnya, ubi akan dapat pembelinya, dan ikan tak akan busuk di pasar. Tapi yang terpenting, saya mohon doa dan dukungan bapak, ibu semua, sehingga apa yang rakyat NTT harapkan bisa tercapai,” kata Frans tegas.***