Monopoli Alfamart dan Indomaret Ancam Usaha Kecil di NTT

KUPANG, HN – Calon Gubernur NTT, Dr. Fransiskus Xaverius Lara Aba mengaku prihatin terhadap dampak ekonomi yang dihadapi usaha kecil di Provinsi NTT akibat monopoli dari minimarket seperti Alfamart dan Indomaret.

“Karena arus ekonomi sebagian besar usaha kecil sudah di monopoli Alfamart dan Indomaret,” ujar Frans Aba dalam diskusi bersama para tokoh dan masyarakat Suku Tujuh Kampung (Nua Lima Zua) pada tiga  pekan kemarin di Bajawa, Kabupaten Ngada.

Menurut Frans Aba, keberadaan Alfamart dan Indomaret memang memiliki dampak positif, yakni membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

Namun, kata dia, dampak negatifnya adalah perekonomian rakyat kecil menjadi buruk karena pasar dikuasai oleh minimarket seperti Alfamart dan Indomaret.

BACA JUGA:  Frans Aba Menjawab Kerinduan Selalejo Hadirnya Pemimpin NTT

“Kita paham keberadaan minimarket itu membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan memperluas jaringan investor. Tapi usaha kecil dirugikan karena dari produksi, distribusi sampai perdagangannya dikuasai minimarket-minimarket ini. Itu yang jadi soal,” jelasnya.

Doktor Ekonomi Universitas Atma Jaya ini mengatakan, untuk kedepannya, pemerintah harus bisa mengatur minimarket sejenis Alfamart maupun Indomaret, agar tidak memonopoli dan merugikan pengusaha kecil di NTT.

Dan jika dirunut secara baik, wilayah dan situasi Provinsi NTT tidak sebanding kota-kota besar di Pulau Jawa. Sehingga NTT belum bisa menerima kehadiran pengusaha luar seperti Indomaret, Alfamart dan lainnya.

BACA JUGA:  BI Sayangkan Bocornya “Surat Rahasia” Bank NTT

“Dalam konteks dukungan terhadap UMKM lokal, dengan tegas saya ingin menyatakan prihatin terhadap kehadiran beberapa central pembelanjaan minimarket kapital yang makin menjamur. Kita harusnya menolak kehadiran minimarket seperti Indomaret atau Alfamart, dengan regulasi yang tepat dan jelas. Mereka ini kuasai bisnis mulai dari produksi, distribusi, sampai retail. Kalau makin banyak, ya mati usaha kios-kios masyarakat kita. Uang Kita dibawa keluar semua,” tegas Frans Aba.

Frans Aba yakin, kehadiran kedua minimarket waralaba ini akan merusak ekonomi daerah Provinsi NTT dalam jangka panjang. Usaha ritel seperti Indomaret dan Alfamart memang mampu menyebar ke seluruh daerah sampai ke wilayah pedesaan dengan harga barang yang bersaing.

BACA JUGA:  Banyak Anggota Koperasi di NTT Belum Sejahtera

“Kekuatiran saya, masyarakat  akan lebih tertarik untuk mengunjungi toko modern dengan barang-barang lengkap dan harga jual pasti.

Lanjut, jika hal tersebut terjadi, keberadaan minimarket modern akan membuat pelanggan tidak mau lagi mengunjungi warung atau toko kelontong, sehingga pedagang tradisional akan terasingkan.

“Itu dasar penolakan saya, yang sekiranya perlu kita pertimbangkan secara bersama sama untuk melindungi pedagang kecil ataupun UMKM di NTT,” pungkas Frans Aba.***

error: Content is protected !!