KUPANG, HN – Hadirnya Fransiskus Xaverius Lara Aba atau akrab disapa Frans Aba, dalam percaturan politik NTT sebagai calon gubernur dalam beberapa pekan ini, menjadi perbincangan hangat dan fenomenal.
Bukan karena Frans Aba sebagai ‘pendatang baru’ yang hadir diantara sejumlah politisi NTT, tetapi lebih dari itu, Frans Aba adalah figur muda yang memiliki kapasitas mumpuni, sahaja, berperangai baik dan berani menyatakan diri sebagai calon Gubernur NTT 2024.
“Frans Aba ini figur anak muda yang luar biasa. Dia punya kapasitas, sahaja dan berperangai baik. Jaman milenial sekarang memang figur muda itu perlu tampil. Melihat figur yang ada, dia cocok untuk menjadi Gubernur NTT ke depan,” ungkap Maria Ngora, S. Ag diakui Ibu-ibu warga Kota Kupang lainnya, saat Deklarasi Gotong Royong Frans Aba dua bulan kemarin.
“Saya bangga. Frans ini berani maju gubernur bukan jadi DPR dulu baru maju gubernur. Agak beda dengan politisi lain,” tambah Maria Ngora.
Lanjutnya, jika diamati dari sikap dan tuturnya, Frans Aba merupakan figur muda yang sangat menghormati warga NTT, baik suku, ras dan golongan. Hidup toleransinya nampak terlihat dari kehadiran sejumlah orang dari berbagai kalangan pasca deklarasi Gotong Royong Frans Aba For Gubernur NTT 2024.
“Frans Aba betul-betul sangat menghormati orang NTT. Saya melihat kehadiran para alim ulama, tokoh dari Katolik, Protestan, Hindu dan Budha, juga perwakilan dari komunitas lainnya. Saya yakin bahwa dia menjadi figur yang terbaik kaum muda di jaman ini, untuk memimpin NTT yang lebih baik,” kata mantan Kepala Sekolah Dasar Inpres Perumnas 1 Kota Kupang ini.
Selain itu, Frans Aba dalam setiap pembicaraannya, selalu merujuk pada data dan rekam jejak kepemimpinan Gubernur-gubernur NTT sebelumnya. Dari data tersebut, Frans Aba bisa mulai membangun, memperbaiki dan melanjutkan pembangunan NTT yang belum tercapai.
“Memang seorang pemimpin, dia harus mengetahui data. Dari data itu, dia bisa tahu apa yang dia harus buat untuk bangun NTT. Dari beberapa masa, mulai Gubernur ElTari sampai dengan masanya Pak Frans Lebu Raya dan Viktor, dia mengikuti dengan baik. Dan disitulah menjadi titik pijak untuk dia menyempurnakan yang belum disempurnakan. Jadi Frans Aba ini cocok untuk menjadi Gubernur NTT,” ungkap Maria Ngora.
Nor Lobo tetua suku lingkaran Nua Lima Zua (Suku Tujuh Kampung) Kota Bajawa, Kabupaten Ngada mengatakan, Frans Aba memiliki aura menjadi Gubernur NTT. Tidak hanya itu tetapi memiliki semangat dan gagasan yang berbeda membangun NTT. Dan lebih penting Frans Aba tidak punya utang politik atau ‘boneka’ orang-orang tertentu.
“Pak Frans tidak punya utang politik atau jadi ‘bonekanya’ orang tertentu. Beliau punya aura, semangat, dan terutama gagasan yang berbeda tetapi tegas dan jelas. Jangan seperti yang lain ‘Mali nga mange nenga we’e, mali nga boo nenga gholo yang artinya kalau lapar mulai mendekat, tapi kalau sudah kenyang akan menghilang atau mundur perlahan,” ungkapnya.
Kata Nor Lobo, keluarga Nua Lima Zua mendoakan dan mendukung Frans Aba sebagai Gubernur NTT. Bahwa Frans Aba adalah anak yang baik, muda, energik, berpengalaman dan karismatik.
“Kami sekeluarga dan satu rumpun yang mewakili Ngada, siap menjadi lilin-lilin kecil yang mendoakan dan mendukung Pak Frans jadi Gubernur NTT. Apalagi yang kurang dari Pak Frans? Semua sudah dimiliki dan beliau pantas jadi pemimpin kami,” kata Nor Lobo.
Dikatakannya, mendengar dan menyimak pikiran-pikiran Frans Aba saat deklarasi dan sosialisasi di beberapa kampung, sudah saatnya Frans Aba memimpin NTT.
Jangan sampai NTT dipimpin oleh orang-orang yang sama, beda nama tetapi berbuat yang sama.
“Kita lihat persoalan di Besipae misalnya menjadi bukti, banyak rakyat NTT yang masih menderita dan tidak sedikit yang menangis. Sudah saatnya Frans Aba pimpin NTT,” ungkapnya.
Begitu juga Tokoh Masyarakat Baldus Keo mengungkapkan perasaannya. Dirinya dan keluarga sangat bahagia bisa bertemu Frans Aba calon Gubernur NTT.
“Kami bahagia bisa bertemu Pak Frans Aba. Beliau hadir langsung di rumah, bukan di ballroom hotel. Pak Frans hadir langsung sebagai pemimpin yang dekat sebagai keluarga semua masyarakat. Kami hadir ini tentu meninggalkan banyak tugas dan kesibukan. Itu semua demi Pak Frans Aba. Kami hadir berarti kami dukung,” ungkap Baldus Keo.
Sementara komunitas sopir rental di Kabupaten Flores Timur yang tergabung dalam Garda Nagi Rentcar (GNR) akhirnya menjumpai calon Gubernur NTT Fransiskus Xaverius Lara Aba mengungkapkan kekesalan dan harapannya.
“Dari dulu sama saja. Apa yang kami dapat dan rasakan. Kami sopir tidak butuh pemimpin atau Gubernur NTT yang cerdas. Kami butuh pemimpin yang bijaksana, yang pekah dan peduli pada nasib rakyat NTT,” ungkap Yulius David Tadon, Sekretaris GNR mewakili sejumlah sopir rental, pekan kemarin.
Kata Yulius, yang terpenting untuk pemimpin atau Gubernur NTT 2024 adalah menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat NTT. Dan itu sesuai dengan amanat dari Sila ke-5 Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
“Pemimpin itu yang paling penting melaksanakan keadilan sosial. Kalau itu sudah dibuat, berarti Sila Pertama dan Sila lainnya dengan sendiri terwujud. Kalau tidak, maka sama saja. Dan pemimpin yang tidak bisa melakukan keadilan sosial bagi kami rakyat ini, berarti itu bukan pemimpin dan itu namanya kurang ajar,” kata Yulius.
Yulius mengatakan, dalam masa-masa politik saat ini, rakyat harus diberikan pemahaman, pencerahan dan pendidikan politik, agar bisa mengerti untuk menentukan pilihan pemimpin yang benar.
“Jangan omong seperti pemimpin yang lalu karena siapa pun gubernur, kami sopir tetap jadi sopir. Kami tidak butuh jadi apa, yang penting itu kebijakan dan programnya untuk kami. Sehingga anak-anak kami bisa beasiswa, biaya pendidikan bisa dijangkau, kesehatan dan kebutuhan lainnya bisa terpenuhi,” jelas Yulius.
Dan masih banyak warga NTT lainnya yang mengungkapkan hal senada. Mereka berharap, NTT memiliki pemimpin baru ditahun 2024. Pemimpin yang tidak saja cerdas tetapi bijaksana, menghormati warga NTT, berperangai baik dan bukan jadi boneka orang tertentu.***