KUPANG, HN – Politisi senior Partai Golkar, Melkianus Markus Mekeng menuai kontroversi tajam setelah mengeluarkan ajakan yang mengandung unsur rasisme jelang tahun politik 2024.
Pernyataan Mekeng yang menghubungkan warna kulit dan jenis rambut jelang Pemilu 2024 mendapat reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk DPW NasDem NTT.
Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPW NasDem NTT, Elias Ngguti Jawamara meminta Melki Mekeng untuk bersaing secara sehat.
Menurut Elas, pernyataan Mekeng terkait ajakannya memilih berdasarkan ciri fisik tertentu seperti kulit dan rambut, dianggap mencederai nilai demokrasi dan kesetaraan hak dalam politik.
Dalam pernyataannya, Mekeng mengklaim bahwa rambut keriting dan kulit hitam adalah representasi suku tertentu yang harus dipilih.
Sedangkan rambut lurus dan kulit putih tidak perlu dipilih. Namun, pandangan Melki Mekeng dianggap sebagai praktek rasisme yang merusak harmoni bangsa.
Elas mengaku prihatin karena ajakan berbau rasisme Melki Mekeng seharusnya tidak mendapat tempat dalam arena politik, apalagi jelang tahun politik.
“Sangat disayangkan bila ucapan rasis memenuhi ruang ruang politik. Harusnya pak Mekeng tampilkan kinerja selama jadi anggota DPR RI,” ujar Elas,” Senin 9 Oktober 2023.
Politisi senior yang secara terang-terangan menyuarakan sinyal rasisme di depan publik dinilai sangat berbahaya bagi persatuan bangsa.
Elas menyatakan bahwa sentimen rasisme seperti ini hanya menjadi pilihan bagi politisi yang kurang ide, gagasan, dan kinerja.
“Jangan mengemis simpati elektoral dengan menampilkan sinyal rasisme. Mari bersaing secara sehat untuk menarik simpati rakyat,” ajak Elas.
Untuk itu, dia mengharapkan agar semua kontestan Pemilu Legislatif di NTT tidak mencoba mempraktekkan ajakan rasisme demi meraih suara, dan sebaliknya fokus pada pesan persatuan.
“Mari kedepankan pesan persatuan, tidak usah mengedepan isu isu kesamaan suku dan ras karena rakyat NTT sudah cerdas,” ungkapnya.
Selain itu, dalam pernyataannya, Melki Mekeng juga menyebut berbagai asosiasi negatif terhadap partai besutan Surya Paloh, NasDem.
Terkait dugaan korupsi yang disebutkan, kata Elas, saat ini sedang berproses di lembaga penegakan hukum, dan kader Nasdem menghadapinya dengan sportif.
Elas bahkan menyebut sejarah Melki Mekeng yang pernah diperiksa KPK dalam beberapa kasus, namun kasusnya masih digantung hingga sekarang.
“Pak Mekeng pernah masuk keluar KPK dan diperiksa dalam beberapa kasus. Kalau tidak salah pernah ditetapkan sebagai tersangka? Mohon dijawab Pak Mekeng,” ungkapnya.
Elas menegaskan, praktek rasisme yang sudah dilakukan Melki Mekeng dalam resesnya sebaiknya harus ditanggapi secara serius oleh berbagai pihak
Bawaslu juga diminta bertindak tegas. Meski ajakan rasisme itu tidak diucapkan dalam kampanye terbuka, namun jelas bahwa ucapan itu dimaksudkan untuk mempengaruhi Pileg mendatang dengan sentimen rasisme.
“Karena itu, Bawaslu harus memanggil yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi,” pungkasnya.***