KUPANG, HN – Pemerintah Kabupaten Kupang akan memberikan tambahan modal inti berupa aset atau Inbreng senilai Rp115 miliar kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTT atau Bank NTT.
Penyertaan modal ini secara simbolis ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama atau MoU antara Pemerintah Kabupaten Kupang dan Bank NTT, Jumat 15 Desember 2023.
Bupati Kupang, Korinus Masneno mengatakan, kerjasama yang dilakukan fokus optimalisasi pengelolaan barang milik daerah, tentang penyertaan modal berupa aset atau Inbreng ke Bank NTT.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Kupang dengan pola inbreng yang sudah direncanakan untuk kerjasama dengan Bank NTT tentu memiliki dasar. Salah satu dasarnya melakukan MoU dengan Bank NTT.
“Inbreng ini kita sudah hitung. Ada beberapa lokasi yang kita rencanakan. Perkiraan saya dan sesuai hasil hitung appraisal, apabila ini kita kerjasamakan, maka saham Pemkab Kupang di Bank NTT bertambah Rp115 miliar,” ujar Korinus.
Dia menjelaskan, dengan penambahan saham sebesar Rp115 miliar, maka Pemerintah Kabupaten Kupang berpotensi menjadi pemegang saham pengendali Bank NTT.
“Ini bukan ambisi, tapi kita punya konsep. Daripada aset kita sewakan hanya Rp40 juta satu tahun dan makin hancur, kenapa kita tidak inbreng saja,” ungkapnya.
Inbreng, kata Masneno, merupakan salah satu pola pengelolaan kekayaan atau aset daerah yang dipisahkan ke perusahaan milik daerah seperti Bank NTT.
“Kalau dengan cara dan pola seperti ini, maka Pemkab Kupang bisa menjadi pemegang saham mayoritas di Bank NTT,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Kupang merupakan salah satu daerah dengan saham terbesar kedua setelah Pemprov NTT, yakni Rp125 miliar.
“Ketika saya masuk saat itu, saham kita di Bank NTT masih Rp98 miliar. Tetapi hari ini, saham di Bank NTT sudah mencapai Rp125 miliar,” tandasnya.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, menyampaikan apresiasi atas komitmen luar biasa dari Pemkab Kupang untuk meningkatkan setoran modal ke Bank NTT.
Menurut dia, Inbreng merupakan salah satu langkah cerdas dari Pemerintah Kabupaten Kupang untuk penguatan modal inti dari Bank NTT.
“Sehingga aktivitas makin kuat, dan ruang usaha untuk kita ekspansi berbagai aktivitas layanan di perbankan juga makin kuat, karena ditopang modal yang kuat. Tentu ini menjadi akselerasi yang baik,” ungkapnya.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Kupang menjadi pemegang saham terbesar kedua setelah Pemprov NTT di Bank NTT.
Harry berharap deviden yang dihasilkan dapat mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memberikan manfaat optimal bagi pembangunan daerah.
“Atas nama semua pengurus, saya sampaikan hormat dan apresiasi kepada Pemkab Kupang, karena sampai saat ini menjadi pemegang saham terbesar kedua di Bank NTT,” pungkasnya.***