Ahok ‘Peluru Terkahir PDIP’ Atau ‘Kuda Putih’ yang Sengaja Dimainkan Jokowi?

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kiri) dan Joko Widodo (kanan) (Foto: Ist)

KUPANG, HN – Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok resmi mengundurkan diri Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Sabtu 3 Februari 2024.

Langkah Ahok itu seiring dirinya memilih untuk mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memang membuka peluang untuk ikut mengampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Banyak yang menilai Ahok sengaja disiapkan PDIP sebagai kartu main terakhir untuk Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Pilpres 2024.

“Ahok ini senjata dan peluru terakhir PDIP untuk Ganjar. Jadi ketika PDIP terhimpit, Ahok harus keluar,” ujar Influencer dan Komedian Gianluigi Christoikov dilansir Chanel YouTube AdaPodcats, Selasa 6 Februari 2024.

“Karena dia (Ahok), bisa menyerang siapa saja, termasuk Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran, maupun Presiden Jokowi sekalipun,” tambah Christoikov.

Menurut dia, Ahok merupakan orang dekatnya Presiden Joko Widodo, sehingga dia tahu persis rahasia dari semua calon yang berkompetisi di Pilpres 2024.

BACA JUGA:  Ucapkan Selamat Natal, Mahfud MD Ajak Masyarakat Jaga Toleransi

“Jadi Ahok ini peluru berbahaya yang sudah disiapkan PDIP untuk Ganjar-Mahfud. Dan lagi-lagi, Megawati adalah Queen Maker,” jelasnya.

Dia bahkan menyebut Ahok adalah tombol nuklir yang sangat berbahaya jika disentuh. “Kalau dia disentuh, maka akan berbahaya dan semuanya pasti kena,” terangnya.

Dia menambahkan, jika Ganjar Pranowo dan Mahfud MD terpilih sebagai presiden dan wakil presiden di pemilu nanti, maka Ahok kemungkinan bisa jadi Gubenrur DKI Jakarta.

“Tidak menutup kemungkinan, jika Ganjar-Mahfud menang Pilpres, maka Ahok bakal jadi Gubernur DKI Jakarta,” pungkasnya.

Kuda Putih yang Sengaja Dimainkan Jokowi?

Setelah Ahok mundur dari Komut Pertamina, di media sosial muncul teori yang menyebut bahwa mantan Gubernur DKI itu adalah kuda putih Jokowi.

Di media sosial, banyak yang meyakini bahwa Ahok hanya kuda putih yang sengaja dimainkan Jokowi untuk mengacau PDIP dari dalam.

BACA JUGA:  Rocky Gerung Cap Ganjar Pranowo ‘Angkuh dan Bangsat’ Pasca Debat Capres 2024

Bukan tanpa sebab netizen memunculkan teori yang demikian. Sebab ada beberapa hal yang mungkin terjadi setelah Ahok tegas berdiri di belakang PDIP.

Salah satunya adalah mencegah 01 dan 03 bergabung. Sebab seperti diketahui, beberapa pihak dari 01 di masa lalu tidak sepaham dengan pihak-pihak yang ada di 03.

Salah satunya adalah Ahok dan Anies Bawedan. Masih hangat dalam ingatan tentang kasus penistaan agama yang menimpa Ahok.

Mantan Gubernur DKI itu dilaporkan atas tuduhan penistaan agama jelang Pilkada DKI 2017. Imbasnya, Ahok divonis penjara selama 2 tahun.

Sosok yang paling mendapat keuntungan dalam situasi tersebut adalah Anies Baswedan. South China Morning Post bahkan sempat menulis bahwa kemenagan Anies tak lain karena menumpangi isu agama tersebut.

Laporan tersebut mengatakan bahwa pada Pilkada 6 tahun lalu, Anies menggunakan isu irisan untuk mendapatkan simpati masyarakat.

“Selama pencalonannya sebagai gubernur Jakarta pada tahun 2017, Anies mengalahkan gubernur sementara Basuki Tjahaja Purnama dalam putaran kedua, setelah kalah dalam pemungutan suara awal, dengan mempolitisasi komentar yang dibuat oleh politisi Kristen keturunan Tionghoa yang dianggap menghujat Islam oleh beberapa orang,” tulis SCMP.

BACA JUGA:  Esthon Legowo, Beri Kesempatan Generasi Muda Bertarung di Pilgub NTT

Dengan adanya “sejarah masa lalu” tersebut, netizen yakin bahwa kehadiran Ahok bisa membuat koalisi antara 01 dan 03 kemungkinan kecil bisa terjadi.

Meski demikian, Ahok telah mengatakan bahwa dirinya tidak sedang bermain di dua kaki.

Mantan Komut Pertamina itu menjelaskan bahwa ia tegak lurus ke PDIP lantaran Megawati merupakan salah satu orang yang konsisten memeluk etnis Tionghoa.

“Banyak juga yang bilang, Ahok ini sebenarnya main dua kaki ini. Saya bukan tipe orang main dua kaki, maka setelah saya pertimbangkan, saya lepas status saya sebagai Komut Pertamina (untuk mendukung Ganjar-Mahfud),” kata Ahok di sebuah acara Imlek pada 3 Fabruari 2024 lalu. (BN-HN).***

error: Content is protected !!