KUPANG, HN – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) NTT, menunjukan sikap terbuka untuk menerima semua figur yang mendaftar sebagai Bakal Calon Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Frans Aba merupakan orang pertama yang datang dan melamar ke partai berlambang banteng ini. Frans dinilai layak untuk bertarung dalam kontestasi Pilgub 2024.
Frans Aba, tiba bersama rombongan tim dan keluarga di Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi NTT, Rabu 1 Mei 2024 sekitar pukul 10.15 Wita.
Ketua DPD PDIP NTT, Emilia Julia Nomleni, tampak senyum, saat menyambut kedatangan Frans Aba di markas partai besutan Megawati ini.
Calon Gubernur NTT, Fransiskus Xaverius Lara Aba mengatakan, dalam genealogi perjuangan bangsa, PDIP seperti tiang bendera revolusi Soekarno, dan semuanya bernaung di bawah kibaran semangatnya.
“Denyut nadi PDIP itu seirama dengan pidato-pidato perjuangan Bung Karno yang melampaui sekat, menembus batas, dan merobohkan prasangka,” ujar Frans Aba.
Menurut dia, PDIP merupakan partai yang sudah melewati badai, diancam banyak kekuasaan. Tetapi tidak pernah menyerah, tiada juga lelah, terutama ketika menjadi oposisi yang menguji dan mengoreksi tiap sistem pemerintahan.
“Kenapa demikian? Karena, jati diri PDI-P adalah Marhaenisme yang memperjuangkan nilai kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Itu berarti, bergabung ke PDIP sama juga bergabung menjadi pejuang kedaulatan rakyat,” ungkapnya.
Hari ini, kata dia, bertepatan dengan hari buruh atau May Day, yang adalah cerminan kehidupan negara demokratis, yaitu suatu momen peringatan yang memberi ruang serentak merayakan kebebasan berserikat dan berkumpul serta kebebasan untuk menyampaikan aspirasi.
“Jadi bukan tidak mungkin bahwa PDI-P juga adalah cerminan kehidupan berdemokrasi dan lebih dari itu sering menjadi corong suara kebebasan berpendapat. PDIP adalah pengeras suara bagi aspirasi masyarakat,” ungkapnya.
Frans Aba mengaku datang ke ke partai banteng karena memiliki maksud yang sama dengan tujuan eksistensi dari PDIP, yaitu menyatukan suara, mengeraskan tekad, terutama merayakan demokrasi.
“Bersama PDIP saya ingin tumbuh dari bawah, ingin merangkul yang marginal, ingin terluka bersama masyarakat sambil terus menyuarakan yang terbungkam, memperjuangkan nasib yang terluka dan menderita. Dalam bahasa yang ringkas, menjadikan rakyat sebagai subyek utama pembangunan,” tandasnya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi PDIP NTT, Viktor Mado Watun mengatakan, proses pendaftaran yang dilakukan merupakan tahap awal.
Menurut dia, pihaknya sadar, karena PDIP hanya meraih 9 kursi, sehingga siapapun figur yang berproses dan didorong nanti harus membutuhkan koalisi.
“Karena minimal 13 kursi baru bisa ajukan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur. Sehingga kalau pak Frans sudah daftar di 4 partai, maka proses komunikasi harus tetap berjalan,” jelasnya.
PDIP, kata dia, merupakan partai yang terbuka, sehingga semua figur yang mendaftar diberikan ruang dan hak yang sama, baik kader internal maupun non kader.
Selain itu, PDIP juga akan melakukan survei terhadap semua figur yang sudah mendaftar, sebelum semua berkas dikirim ke DPP untuk diproses lebih lanjut.
“Jadi para figur yang daftar, nanti akan dipanggil untuk sama sama kita urungan membiayai survei, sehingga kita tidak mencalonkan orang yang salah,” tandasnya.***