IAKN Kupang Gelar Seminar, Bekali Generasi Muda Hadapi Tantangan dan Dinamika Hidup

KUPANG, HN – Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, mengadakan seminar Pastoral Konseling dengan tema “Dinamic Youthiviti”, Kamis 27 Juni 2024 pagi.

Acara yang berlangsung di aula kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Perwakilan NTT ini menghadirkan tiga orang narasumber.

Dosen IAKN Kupang, Debby Yunita Mada, yang juga merupakan narasumber dalam seminar ini mengatakan kegiatan tersebut diinisiasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan Kristen IAKN Kupang.

“Jadi kegiatan ini baru pertama kali dilakukan oleh mahasiswa, dan terselenggara berkat hasil swadaya mereka sendiri,” ujar Debby Mada.

Menurut Debby, seminar digelar selama dua hari, sejak tanggal 27 hingga 28 Juni 2024, dimana hari pertama untuk semester VI, sedangkan hari kedua giliran mahasiswa semester IV.

“Tetapi peserta seminar itu ada yang dari semester II dan juga mahasiswa lain di luar Prodi Pastoral dan Konseling,” jelasnya.

Dia menyebut, seminar ini bertujuan untuk mengadakan pertemuan ilmiah seperti workshop dan seminar, dengan fokus pada bagaimana pemuda menghadapi dinamika kehidupan saat ini.

BACA JUGA:  Kawal Persoalan Ketenagakerjaan Jurnalis di NTT, AJI Perkuat Kapasitas Pemimpin Muda Serikat Media

Ada tiga tema yang dibahas, yakni Aku Muda Aku Bisa Memimpin, Perjuanganku dan Masa Depan, serta Pemuda dan Luka Batin.

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari tugas UTS mahasiswa, di mana mereka akan belajar menjadi moderator, MC, dan pembicara, serta belajar untuk bisa menyelenggarakan satu acara.

“Karena mahasiswa semester VI ini juga mau KKN, jadi ini adalah wadah untuk mereka mempersiapkan diri sebelum turun ke masyarakat,” jelasnya.

Para mahasiswa yang akan KKN nantinya ditempatkan di sejumlah tempat, termasuk gereja, kantor lurah dan lembaga pemerintahan lainnya.

“Jadi dengan kegiatan ini, mereka bisa belajar dan ketika ada kegiatan di lokasi KKN, mereka tidak kaku, karena mereka sudah tahu apa yang harus dibuat,” ungkapnya.

Sedangkan untuk seminar hari kedua, Debby menyebut ada mata kuliah Manajemen dan Evaluasi Pastoral Konseling, dimana selama satu semester, mahasiswa membuat program layanan Pastoral Konseling untuk mengatasi masalah klien, yang kemudian dievaluasi.

“Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mahasiswa membutuhkan pelatihan komunikasi dengan klien. Oleh karena itu, di hari kedua kami adakan pelatihan public speaking,” ungkap Debby.

BACA JUGA:  BNN Kota Kupang Gelar Workshop Penguatan Kapasitas Insan Media

Debby berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi formalitas untuk mendapatkan nilai, tetapi juga memaknai peran mereka sebagai pemuda sehingga mereka bisa menghadapi berbagai dinamika kehidupan saat ini.

Narasumber lainnya, Robert Hili menyoroti fenomena saat ini, dimana banyak remaja yang mengalami mengalami luka batin.

Tema saya tentang penyembuhan luka batin remaja, karena saat ini banyak remaja yang mengalaminya,” jelasnya.

Menurut Robert, Luka batin seringkali merupakan akumulasi dari pengalaman masa kecil yang membekas dan memuncak saat mereka beranjak remaja.

“Jadi luka batin itu sebenarnya bukan hal yang pada saat ini dialami, tetapi itu bawaan. Jadi ada hal yang menggores lama, puncaknya itu ketika mereka sudah remaja,” ungkapnya.

Robert menyebut, di Kota Kupang banyak remaja yang mengalami luka batin, tetapi penanganan psikologisnya masih sangat minim.

“Kita belum terbiasa untuk meminta bantuan psikologi. Remaja yang tidak tahu jalan keluarnya seringkali beralih ke perilaku negatif seperti mabuk-mabukan,” terangnya.

BACA JUGA:  HMPS Ekopem Unwira Gelar LKTD, Hadirkan 4 Narasumber Berkompeten

“Sehingga, seminar ini bertujuan untuk membekali mahasiswa agar mereka bisa menularkan ilmu mereka kepada remaja lainnya,” tambah Robert.

Ke depan, IAKN Kupang merencanakan layanan tes psikologi dan layanan konseling untuk deteksi dini masalah psikologis.

“Tes ini diharapkan dapat membantu deteksi dini dan menyediakan layanan psikologi atau konseling bagi yang membutuhkan,” pungkasnya.

Ketua Panitia Kegiatan, Erick Aprian Manggi mengatakan, seminar yang dilaksanakan merupakan bagian dari tugas UAS kampus.

Erick menyebut, seminar yang dihadiri 68 peserta ini bisa terlaksana karena berkat kerja keras dan dukungan dari seluruh anggota panitia.

“Jadi seminar ini boleh berjalan karena berkat dukungan dari semua teman-teman panitia,” jelasnya.

Selain tugas kuliah, tujuan utama dari seminar ini adalah untuk membekali para peserta, yang merupakan calon pemimpin masa depan, untuk bisa menjadi pemimpin yang baik.

“Karena menjadi seorang pemimpin itu bukan saja dilayani, tetapi harus mau juga untuk melayani,” pungkas Erick.***

error: Content is protected !!