KUPANG, HN – Resto Rindu Minang dan Ayam Lalapan, resmi hadir di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Resto yang terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan, Kayu Putih, Kota Kupang ini dibuka pada Rabu 10 Juli 2024 pagi.
Owner Resto Rindu Kupang, Herry Kotta mengatakan, usai peresmian, mereka mengundang ratusan janda dan anak yatim untuk menikmati hidangan gratis.
“Motivasi saya sederhana. Karena saya pernah tidak makan tiga hari tiga malam. Jadi saya buka rumah makan ini untuk bagi berkat,” ujar Herry Kotta.
Menurut dia, undangan untuk para janda dan anak yatim piatu dibagi dalam beberapa sesi, yaitu pukul 4 sore ada 40 orang, pukul 5 sore 40 orang, pukul 6 sore 40 orang dan pukul 7 malam 40 orang.
“Jadi total keseluruhan ada 160 orang. Kita akan bagi berkat dengan mereka,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Resto Rindu Minang merupakan rumah makan yang menawarkan konsep prasmanan, dengan menyajikan aneka menu masakan khas Padang.
Pengunjung dapat memilih berbagai lauk favorit mereka, seperti rendang, gulai kepala ikan, telur, paru, dendeng, ayam pop, ayam serundeng, ayam gulai dan aneka menu lainnya.
“Jadi ada 39 menu yang ditawarkan. Tetapi yang menjadi menu andalan itu gulai kepala ikan, ayam pop dan ayam serundeng,” ujar Owner Resto Rindu Minang, Herry Kotta.
Menurut Herry, perbedaan Resto Rindu Minang dengan warung Padang lain di Kota Kupang adalah terletak pada kekhasan rasa Minang.
“Cita rasa Minang itu tidak boleh hilang. Jadi kami datangkan chiefnya langsung dari daerah Minang,” ungkap Herry.
Dia menyebut, kalau sekedar membuat rendang, semua orang pasti bisa. Tetapi untuk rasa rendang yang asli dan khas, tidak semua orang bisa.
Resto Rindu Minang rencananya dibuka 24 jam, namun mereka masih mempertimbangkan, karena tenaga kerja yang direkrut saat ini baru 10 orang.
“Sekarang kami baru rekrut 10 orang tenaga kerja. Jadi misalkan jadi dibuka 24 jam, maka kami akan rekrut tambah tenaga kerja,” jelasnya.
Kehadiran Resto Rindu Minang setidaknya sudah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Kota Kupang.
“Jadi ini bentuk bagaimana kita ciptakan lapangan kerja. Paling tidak, tingkat pengangguran di Kota Kupang sudah kita kurangi,” pungkasnya.***