KUPANG, HN – Rumah Sakit (RS) Siloam Kupang bersama Dokter Spesialis Bedah Indonesia menggelar Pemutaran Film 3D dan Edukasi Kesehatan Otak Untuk Masyarakat Umum dan Medis.
Film berjudul “Kehebatan Otak Manusia dan Penyakit yang Mengancam” ini diputar di Studio 1 Bioskop Cinepolis Lippo Plaza Kupang, Sabtu 13 Juli 2024 sore.
Direktur RS Siloam Kupang yang diwakili Dokter Putri mengatakan, melalui film ini masyarakat diberikan edukasi tentang kesehatan otak langsung dari pakarnya.
“Film berdurasi satu jam ini tidak akan membosankan. Tetapi kita akan takjub dengan kesehatan otak maupun anatomi dan fisiologis otak,” ujar dr. Putri.
Menurut dia, melalui film edukasi tersebut diharapkan bisa menjadi salah satu pilar untuk memberikan penanganan lebih baik untuk masyarakat NTT.
“Karena kami di RS Siloam juga memiliki tiga orang dokter bedah saraf, dan ketiganya ini berada di NTT,” ungkap Putri.
Para dokter, kata dia, ditunjang oleh tim keperawatan dan medis yang mumpuni, serta memiliki peralatan medis yang cukup canggih.
“Jadi film ini salah satu mimpi kita, sehingga layanan kesehatan otak di NTT bisa berkembang semakin baik kedepan,” jelasnya.
Dengan begitu, semua pasien bisa langsung dilayani di Kota Kupang atau NTT, tanpa harus dirujuk ke luar pulau, atau ke luar negeri.
Dokter spesialis bedah otak, Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp. Bs. Ph.D yang hadir sebagai narasumber menyebut proses bedah otak memang sangat sulit.
“Sehingga orang kalau mau bedah otak, itu harus ada temanya. Tidak bisa melakukan sendirian,” ujar dr. Eka Wahjoepramono.
Melalui film itu, masyarakat dipertontonkan, bahwa sejak tahun 1992, ia sudah melakukan bedah otak pertama kalinya di Indonesia.
“Fiilm ini kita melihat bahwa sejak tahun 1992, kita mulai bedah otak pertama di Indonesia. Karena kita berpikir, masa orang indonesia harus ke luar negeri untuk berobat,” jelasnya.
Dia berharap bedah otak ini bisa diterapkan di NTT, sehingga pasien tidak perlu lagi rujuk ke Jakarta atau ke luar negeri untuk berobat.
“Karena kita tidak mau pasien harus berobat ke Jakarta atau ke luar negeri terus. NTT itu bisa,” pungkas Dokter Eka.
Setelah pemutaran film, diadakan tanya jawab atau diskusi bersama empat dokter bedah, yakni Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono Sp. BS, K, P.hD, dr. Donny Argie, Sp.BS, dr. Elric Brahm Malelak, Sp.BS dan dr. Yustinus Robby B. Gondowardjojo.***