KUPANG, HN – Ditengah hiruk-pikuk politik yang penuh dinamika, Emanuel Melkiades Laka Lena yang adalah calon gubernur NTT ini memiliki cerita lain yang mungkin belum banyak diketahui publik.
Di balik kilau karir politiknya sebagai anggota DPR RI, ada cerita Melki yang berakar dari masa lalunya di Seminari Pius XII Kisol, lembaga dimana prinsip dan karakter Melki dibentuk.
Dr. Nobertus Jegalus, mantan guru Melki di Seminari Kisol, mengenang masa-masa itu dengan jelas, semasa Melki menempuh pendidikan di sekolah yang berlokasi di Kelurahan Tanah Rata, Kota Komba, Manggarai Timur itu.
Dia berkisah, Melki bukan orang asing baginya. Ia mengenal Melki tidak saja sudah menjadi pejabat publik (DPR RI). Tetapi, dirinya mengenal Melki sejak masih duduk di bangku SMP dan SMA Seminari Kisol.
“Pak Melki ini saya kenal sejak dia masih berada di Seminari Kisol. Bukan saya kenal ketika sudah jadi pejabat publik,” kata Jegalus, Selasa 13 Agustus 2024 siang.
Nobertus Jegalus yang mengenal Melki sejak remaja itu menggambarkan Melki Laka Lena sebagai sosok atau figur yang memiliki integritas luar biasa dalam tiga aspek penting.
Pertama, integritas intelektual. Melki memiliki keterlibatan penuh terhadap kebenaran. Dia selalu konsisten dengan prinsip bahwa jika sesuatu salah, maka itu salah, dan jika benar, maka benar.
Integritas intelektual ini tercermin dari keteguhan Melki dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran.
Kedua, Melki dikenal memiliki integritas moral. Meski tidak lagi berada di jalur seminaris, Melki tetap memegang teguh nilai-nilai moral yang mendasari prinsipnya sebagai seorang politisi.
“Artinya pak Melki ini tahu betul apa yang baik dan apa yang buruk,” ujar Jegalus.
Integritas moral ini menegaskan bahwa Melki tidak hanya berpikir tentang keuntungan pribadi, tetapi juga tentang dampak dari setiap keputusan yang dia terhadap masyarakat.
Ketiga, Jegalus menyoroti integritas religius Melki. Sebagai seorang Katolik, Jegalus menyebut Melki selalu memegang teguh ajaran kejujuran dan keadilan.
“Jadi saya yakin ini adalah salah satu faktor kenapa dia mendapat kepercayaan sebagai anggota DPR RI dan calon gubernur dari rakyat,” jelasnya.
Jegalus menyebut, sebagai guru yang telah lama mengenal Melki, ia yakin dengan kapasitas dan integritas yang dimiliki, Melki mampu menjadi nahkoda baru untuk memimpin NTT lima tahun kedepan.
Keyakinan Jegalus bukan hanya angan-angan semata, melainkan hasil dari pengamatan terhadap sepak terjang Melki dari masa ke masa.
“Karena saya selalu mengikuti dan tahu betul sepak terjang pak Melki dari dulu sampai sekarang,” ungkap Jegalus.
Menurut Jegalus, dalam kontestasi Pilgub NTT, Melki memiliki keunggulan dan peluang yang sangat besar, jika dibandingkan dengan calon atau figur lain yang akan menjadi rivalnya.
“Karena pak Melki ini adalah anggota, sekaligus Ketua DPD I Golkar Provinsi NTT. Ini keunggulan luar biasa yang dimiliki pak Melki,” jelasnya.
Keunggulan kedua, kata Jegalus, adalah Melki Laka Lena pernah bertarung dalam kontestasi Pilgub NTT beberapa waktu silam dengan usianya yang masih relatif muda.
“Dia sudah menjadi calon, jadi sudah tahu dimana letak kekurangan dan apa yang harus dilakukan kedepan,” ungkap Jegalus.
Selain itu, Nobertus Jegalus menyebut Melki memiliki basis dukungan kelas menengah keatas, dan memiliki relasi baik dengan berbagai institusi, termasuk gereja.
Dia juga menyebut duet Melki Laka Lena bersama Johni Asadoma yang maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur NTT adalah pilihan yang tepat.
“Pak Melki dan Johni Asadoma ini memiliki peluang besar di Pilgub NTT. Jadi duet Melki-Johni ini pilihan yang sangat tepat,” tandasnya.***