OESAO, HN – Calon Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, menggelar kampanye perdana di Desa Oesao, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu 25 September 2024 sore.
Kampanye ini sekaligus menjadi ajang ‘belanja masalah’ di mana Johni Asadoma menerima keluhan langsung dari masyarakat, terutama para petani di wilayah setempat.
Ketua komisariat daerah jaringan petani nasional NTT, Kostanji Sambera mengatakan, Oesao merupakan salah satu daerah penghasil bawang merah yang cukup banyak.
Namun, kata dia, tantangan utama yang dihadapi para petani adalah minimnya akses pasar untuk menjual hasil panen mereka.
“Kami mau jual kemana? Padahal bawang yang kami panen disini bisa mencapai ratusan ton,” ujar Kostanji Sambera.
Menurut dia, para petani selama ini hanya mengandalkan tengkulak yang membeli hasil panen mereka untuk dikirim ke luar NTT, salah satunya ke Papua.
“Yang kami tahu, mereka ambil bawang disini dan kirim ke Papua. Baru-baru mereka bawa ratusan ton bawang dari sini ke Papua. Jadi tentu kami disini banyak sekali pergumulan,” jelasnya.
Selain pasar, masalah lain yang dihadapi petani adalah irigasi yang belum optimal. Dari 4 ribu hektar lahan, saluran irigasi yang berfungsi hanya 5 persen.
“Itu sangat menyulitkan kami untuk membagi dan mengatur aliran air. Jadi saat ini, kami petani sudah tiga tahun tidak tanam,” ungkapnya.
Mereka berharap, jika Melki Laka Lena dan Johni Asadoma terpilih, mereka dapat memperhatikan nasib petani di Oesao, khususnya dalam memperbaiki irigasi dan menciptakan akses pasar yang lebih baik.
“Kita sangat berharap kalau pak Melki dan pak Johni jadi, tolong perhatikan kami disini,” tandasnya.
Calon Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma mengatakan, masyarakat Kabupaten Kupang, khususnya Oesao adalah 90 persen berprofesi sebagai petani yang sangat membutuhkan bibit, air dan pupuk.
“Jadi kebutuhan petani disini pasti akan kita lakukan, mulai bibit, pupuk, dan memperbaiki irigasi air untuk para petani,” jelas Johni Asadoma.
Selain itu, mantan Kapolda NTT ini juga siap perbaiki infrastruktur jalan dan keluhan masyarakat terkait pacuan kuda yang hingga kini tidak lagi digunakan.
Namun demikian, Johni Asadoma menyebut untuk membangun daerah, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Menurut dia, anggaran Rp5,5 triliun untuk NTT selama ini belum cukup.
“Jadi kita butuh uang lebih banyak lagi. Untuk itu, kita butuh jaringan ke pemerintah pusat, dalam hal ini presiden dan DPR RI,” jelasnya.
Dia menegaskan, anggaran untuk satu daerah akan ditentukan oleh dua institusi, yakni eksekutif (pemerintah) dan legislatif (DPR RI).
“Kalau dua institusi ini sudah kita pegang, maka anggaran akan mengalir kesini lebih besar. Jadi bapa mama tidak perlu ragu mendukung MELKI-JOHNI karena ada jaminan untuk membangun NTT lebih maju di semua sektor,” tandasnya.***