KPPI NTT Gelar Seminar, Dorong Peningkatan Kapasitas Perempuan dalam Dunia Politik

Ketua KPPI NTT, Ana Waha Kolin (Foto: HN)

KUPANG, HN – Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) NTT, menggelar seminar sehari bertajuk “Peningkatan Kapasitas dan Pendidikan Poltik bagi Perempuan NTT” di Hotel Harper Kupang, Senin 25 November 2024 pagi.

Seminar yang dimoderatori Dr. Lanny Koroh ini menghadirkan empat narasumber, diantaranya Ketua DPRD NTT, Emilia Julia Nomleni, Kadis DP3A & KB NTT, Ruth Laiskdodat, Wartawan Senior, Ana Djukana dan Anggota KPID NTT, Megasari Aklis.

Ketua KPPI NTT, Ana Waha Kolin mengatakan, kegiatan seminar sehari itu dihadiri oleh perwakilan perempuan dari 13 partai poltik (Parpol) di NTT. Kegiatan ini juga menjadi persiapan menjelang Musyawarah Daerah (Musda) KPPI NTT yang akan digelar tanggal 22 Desember 2024.

BACA JUGA:  Launching Produk Serai di SMAN 6, Linus Lusi: Ini Buah dari Masuk Sekolah Jam 5:30 Pagi

“Sehingga kegiatan ini menjadi persiapan awal melihat niat dari teman-teman perempuan untuk terlibat langsung dalam Musda, dan bisa terpilih menjadi ketua KPPI NTT yang baru,” ujar Ana Waha Kolin.

Menurut Ana Kolin, Musda nanti akan melibatkan 22 Kabupaten/Kota di NTT, sehingga internal KPPI NTT perlu diperkuat, karena Musda merupakan puncak dari rotasi pengurus organisasi.

KPPI NTT juga selalu aktif melakukan roadshow ke berbagai partai poltik, untuk mengatakan kepada semua elite partai bahwa keterlibatan perempuan dalam dunia poltik saat ini sangat penting.

“Misalnya dalam pencalonan legislatif (Caleg). Karena kalau partai poltik tidak memenuhi kuota 30 persen perempuan, maka otomatis akan ditolak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),” terang Ana Kolin.

BACA JUGA:  Mahasiswa dan Pemuda Waihelan Adonara Gelar Seminar Literasi Digital

Ketika roadshow, kata dia, semua elite partai poltik menyambutnya dengan sangat luar biasa. Mereka menyebut bahwa partai poltik merupakan wadah atau tempat persemaian politisi perempuan.

“Jadi kami lakukan roadshow itu supaya setiap partai politik melihat, betapa pentingnya kehadiran kaum perempuan di setiap partai poltik,” tandasnya.

Kadis DP3A & KB NTT, Ruth Laiskdodat mengatakan, kesenjangan gender di dunia politik merupakan salah satu tantangan yang terus dihadapi masyarakat, khususnya kaum perempuan.

“Perempuan masih tertinggal dalam perpolitikan di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur untuk meningkatkan kapasitas diri mereka,” jelasnya.

BACA JUGA:  Sengketa Lahan Berujung Maut, Empat Pelaku Ditangkap Polisi

Menurut Ruth Laiskdodat, berbicara poltik, saat ini tidak hanya dilakukan oleh para poltiisi atau elite partai, pemerintah dan birokrat. Tetapi di kalangan masyarakat juga semua berbicara tentang politik.

“Misalkan saat ini mereka perdebatkan Paslon mana yang terbaik jadi pemimpin mereka, serta mengkritisi kinerja pemerintah sebelumnya,” ungkapnya.

Dia menyebut, representasi perempuan dalam bidang poltik bisa dikatakan masih sangat jauh dari harapan. Namun dalam skala NTT, patut diapresiasi, karena sudah mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

“Meski demikan, kaum perempuan yang terjun dalam bidang politik masih terbelenggu dengan latar belakang budaya patriarki, meski hingga kini masih ada upaya memperbaiki persoalan tersebut,” tandasnya.***

error: Content is protected !!