KUPANG, HN – Sekretaris Fraksi Amanat-Sejahtera DPRD NTT, Rusding, S.E, menyebut program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Menurut dia, program ini juga membuka peluang besar bagi petani, nelayan, dan peternak di NTT, dimana hasil mereka dapat terserap dengan baik dalam program makan bergizi gratis yang menyasar anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Saya lihat ada sisi ekonomi yang luar biasa. Artinya hasil dari nelayan, petani dan peternak bisa terserap dengan baik lewat program makan bergizi gratis ini,” ujar Rusding di Kupang, Senin 13 Januari 2025.
Meski demikian, Rusding menyebut perlu memastikan mitra pengelola program ini agar menjalankan tugasnya dengan baik, mengawasi kualitas makanan, dan menjaga harga yang telah ditetapkan.
“Mitra yang mengelola program ini harus kita awasi dengan baik. Jangan sampai harga per porsi Rp15 ribu, tetapi ketika didistribusikan itu harganya tidak sesuai,” jelasnya.
Ia mengingatkan agar pengelola program ini memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Mereka harus memastikan makanan yang diterima masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, adalah makanan yang aman dan bergizi.
“Karena kalau makanan ini bagus tetapi dalam perjalanan kita tidak awasi dengan baik, maka ini sangat berbahaya. Nanti kualitasnya menurun,” terangnya.
Rusding juga mengapresiasi pemerintah pusat yang mengalokasikan dana sebesar Rp71 triliun untuk program makan bergizi gratis di tahun 2025.
Anggaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat NTT terhadap pangan bergizi, seperti protein, susu, dan sayuran yang menjadi bagian dari konsep 4 sehat 5 sempurna.
“Program makan bergizi gratis ini sangat membantu, terutama bagi kita di Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah tertinggal ini, sehingga gizi anak, ibu hamil, ibu menyusui dan balita bisa terpenuhi,” terangnya.
Dia menambahkan, program itu sangat penting mengatasi gizi, khususnya stunting yang masih menjadi persoalan besar di Nusa Tenggara Timur.
“Angka stunting tertinggi di Indonesia ada di NTT, dan ini dimulai dari ibu hamil. Jika kesehatan ibu tidak dijamin dengan makanan bergizi, kemungkinan anak akan mengalami stunting,” tandasnya.***