KUPANG, HN – Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan tiga juta unit rumah per tahun untuk masyrakat berpenghasilan rendah.
Program ini menjadi salah satu prioritas Prabowo selama lima tahun ke depan untuk memberikan akses tempat tinggal layak huni bagi masyarakat.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) NTT, Bobby Pitoby, menyambut baik rencana pembangunan tiga juta rumah Presiden Prabowo.
Dia menilai langkah ini akan membantu mengatasi backlog perumahan yang masih tinggi di Indonesia. “Jadi ini adalah program mulia dari pak Prabowo,” ujar Bobby, Rabu 22 Januari 2025.
Bobby menjelaskan, program ini akan mencakup pembangunan satu juta unit rumah di perkotaan melalui skema seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA).
Sementara itu, dua juta unit lainnya akan difokuskan pada perdesaan, khususnya rumah tidak layak huni (RTLH) bagi keluarga miskin dan berpenghasilan sangat rendah.
Namun, kata dia, pembangunan dua juta unit rumah di wilayah perdesaan masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah.
“Jika masyarakat sudah memiliki lahan tetapi belum memiliki rumah, pemerintah bisa bekerja sama dengan developer untuk membangun rumah dengan cicilan yang jauh lebih murah,” jelas Bobby.
Bobby menambahkan, pemerintah akan menggandeng developer lokal untuk membangun perumahan yang ada di perdesaan.
“Program ini memang tidak boleh pakai developer nasional. Supaya ekonomi di daerah bisa berputar dan berjalan dengan baik,” tandasnya.***