Rayakan Imlek 2025, Fransisco Bessi Ajak Warga Kota Kupang Jaga Toleransi dan Persaudaraan

Ketua PSMTI, Hengki Liyanto (tengah) dan Ketua PSMTI Kota Kupang, Fransisco Beranando Bessi (Foto: Ist)

KUPANG, HN – Warga Tionghoa di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar perayaan tahun baru Imlek 2576, Rabu 9 Januari 2025.

Imlek tahun ini berlangsung meriah dengan semangat kebersamaan. Warga Kota juga Kupang turut berpartisipasi.

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Kupang, Fransisco Bernando Bessi, berharap perayaan Imlek dapat mempererat persaudaraan antarwarga.

“Sio Ular Kayu ini kami harap masyarakat Kota Kupang semakin bertoleransi tinggi, untuk menjaga Kota Kupang yang kita cintai ini,” ujar Fransisco Bessi.

BACA JUGA:  Resmikan Gedung Rektorat dan Aula, Johnny Plate: Unwira Harus Jadi Ujung Tombak Pendidikan di NTT

Direktur CV NAM, Helen Antonius (Foto: Eman Krova)

Direktur CV NAM, Helen Antonius mengatakan, perayaan Imlek telah dilakukan sejak Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menetapkan kebebasan bagi warga Tionghoa untuk merayakan secara terbuka.

“Semenjak Presiden Gus Dur mengatakan kami warga Tionghoa bebas merayakan Imlek, tidak lama kemudian kami langsung memulai tradisi ini,” katanya.

Menurut dia, perayaan Imlek awalya dilakukan dalam skala yang kecil, namun sudah dibuka secara publik, dengan tujuan agar warga etnis Tionghoa bisa lebih mengenal budaya China.

BACA JUGA:  Pokja Perhutanan Sosial Rumuskan Rencana Aksi Bersama 22 KPH di NTT

“Jadi kami sangat bersyukur karena pada waktu itu bisa diberikan kebebasan untuk merayakan hari raya Imlek ini,” jelas Helen.

Imlek, kata dia, bukan hanya menjadi momen berkumpul bagi keluarga besar Tionghoa, tetapi juga dirayakan bersama dengan karyawan dan masyarakat sekitar.

“Setiap tahun, seluruh keluarga besar pasti berkumpul. Makanya untuk karyawan kami juga, mereka adalah bagian dari keluarga,” ungkapnya

BACA JUGA:  Lantik Penjabat Walikota Kupang, Gubernur Viktor Marah Tamu Undangan yang Datang Terlambat

Perayaan Imlek di Kota Kupang bukan sekadar tradisi, tetapi juga menjadi simbol keberagaman, karena dapat dirayakan bersama tanpa melihat perbedaan.

“Pesannya bahwa kita Indonesia, dan kita mau merayakan Imlek ini secara bersama-sama tanpa melihat perbedaan,” jelasnya.

Ia berharap perayaan ini membawa keberkahan bagi semua yang merayakan, baik yang berasal dari etnis Tionghoa maupun masyarakat luas.

“Harapannya kita sama-sama sehat, sejahtera, makmur, dan damai di dalam rumah dan keluarga,” pungkasnya.***

error: Content is protected !!