DPRD Minta Gubernur Kaltim Hargai Proses Penetapan NTT dan NTB Tuan Rumah PON 2028

Komisi V DPRD NTT, Agustinus Nahak menilai pernyataan Gubernur Kalimantan Timur tidak menghargai proses panjang penetapan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai tuan rumah resmi PON 2028.

Agus Nahak (Foto: HitsIDN)

KUPANG, HN – Pernyataan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudi Mas’ud yang menawarkan provinsinya menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 menuai kritik dari DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gubebrnur Rudi Mas’ud dianggap mengabaikan keputusan resmi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang telah menetapkan NTT dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai tuan rumah PON 2028.

Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (DPRD NTT), Agustinus Nahak mengaku kecewa atas sikap Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudi Mas’ud.

BACA JUGA:  DPP Demokrat Daftar ke KPU Pusat, DPC Manggarai Gelar Baksos

“Saya sangat menyesalkan seorang gubernur bisa membuat pernyataan seperti itu. PON bukan digelar satu atau dua tahun terakhir. Proses penetapan NTT dan NTB sebagai tuan rumah sudah melalui proses dan pertimbangan panjang,” ujar Agus Nahak, Selasa 22 April 2025.

Menurut dia, PON bukan sekadar ajang olahraga untuk memperebutkan medali, tetapi juga merupakan momentum silaturahmi antar anak-anak bangsa dari Sabang sampai Merauke.

BACA JUGA:  REI NTT Sambut Baik Program Tiga Juta Rumah Prabowo untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Karena itu, kata dia, NTT dan NTB melihat perhelatan PON sebagai peluang mempererat persaudaraan kebangsaan serta memperkenalkan daerah-daerah wisata kepada publik nasional.

“Bayangkan jika salah satu cabang olahraga digelar di perbatasan RI-RDTL. Kapan lagi orang Jakarta, Aceh, atau Papua bisa melihat langsung kehidupan di tapal batas negara?,” ungkap Agus.

BACA JUGA:  Fraksi PAN Ingatkan Pemerintah Jalankan Program Sesuai RPJMD

Agus yang juga politisi Partai Golkar itu mengingatkan Gubernur Kaltim untuk tidak membangun narasi yang bisa menimbulkan kesan bahwa NTT dan NTB tidak layak menjadi tuan rumah PON.

“Jangan lantas membuat pernyataan seolah NTT dan NTB tidak layak. Itu bentuk ketidakadilan narasi. Saya minta Pak Gubernur Kaltim menghargai proses dan keputusan yang telah dibuat bersama,” tandasnya.***

error: Content is protected !!