KUPANG, HN – Danone Indonesia perkuat dukungan untuk menangani masalah stunting dan penyediaan akses air bersih untuk masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni mengatakan, Danone Aqua sudah hadir di NTT sejak dua dekade lalu lewat program pengadaan akses air bersih.
“Mungkin masih ingat dulu pernah tayang iklan dengan program sosial Danone Aqua yang terkenal dengan penggalan kalimat, Sekarang, sumber air su dekat,” ujar Ratih, Selasa 10 Juni 2025.
Menurut dia, program air bersih itu berhenti di tahun 2015. Namun, tahun 2020 Danone Indonesia hadir lagi dengan program pencegahan stunting di NTT.
“Lokasi intervensi utubada di Kabupaten Kupang sebanyak 20 desa dan diperluas lagi ke Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD),” ungkapnya.
Ratih menyebut, Danone Indonesia berkomitmen mendukung berbagai program kegiatan di NTT, baik melalui penyaluran bantuan, kemitraan, maupun CSR yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pelaksanaan program stunting, kegiatan yang dilakukan berupa edukasi, pelatihan, membangun akses nutrisi, serta pembentukan Tim Monitoring Stunting Desa dengan dukungan Dinas Kesehatan,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, ada juga dukungan Saringan Air Minum Aman untuk rumah tangga, sekolah, fasilitas umum, yang secara simbolis akan diserahkan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut penanganan stunting di NTT dibutuhkan kolaborasi banyak pihak.
“Mohon dukungan untuk didata desa-desa mana saja yang sudah mendapat intervensi dari rekan-rekan Danone. Penting bagi kita untuk saling berbagi tanggung jawab dan tugas, agar intervensi bisa lebih merata dan tidak tumpang tindih,” jelasnya.
Menurut Gubernur Melki Laka Lena, pengentasan stunting di Nusa Tenggara Timur tidak bisa terlepas dari pembangunan infrastruktur yakni sanitasi dan air.
Kepala Dinas (Kadis) PUPR NTT, Benyamin Nahak mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT bisa berkolaborasi dengan Danone untuk penyediaan air minum aman di Oenaek.
“Karena meskipun terdapat potensi sumber air yakni embung (tampungan air hujan), pemanfaatannya belum optimal untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” jelasnya.
Danone, kata dia, dapat berkontribusi dalam penyediaan teknologi pengolahan air (filtrasi, distribusi, dsb.) Skema kolaboratif antara Pemerintah Provinsi NTT, Danone, dan masyarakat dengan prinsip keberlanjutan dan kemandirian bisa dijadikan pilot project.
Turut hadir, Manager Public Affairs dan Sustainability General Secretary Danone Indonesia, Lucia Nawaningtyas.***