KUPANG, HN – Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 Nusa Tenggara Timur melepas sebanyak 262 mahasiswa untuk menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di 17 sekolah mitra di Kota Kupang. Kegiatan ini diawali pembekalan yang digelar di Aula El Tari, Kantor Gubernur NTT, Senin 28 Juli 2025 pagi.
PPL ini menjadi bagian dari proses pendidikan profesi guru. Mahasiswa berasal dari lima program studi, yakni Pendidikan Sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR), serta Bimbingan Konseling (BK).
Rektor UPG 1945 NTT, Uly Jonathan Riwu Kaho, menjelaskan PPL merupakan tahap awal bagi para mahasiswa menguji diri di lapangan setelah enam hingga tujuh semester mengikuti pembelajaran di kelas.
“Kami harap pengalaman ini memberi nilai tambah saat mereka menyelesaikan studi. Mahasiswa harus menjaga nama baik UPG, tampil kreatif, inovatif, dan berkontribusi nyata di sekolah,” ujar Uly Riwu Kaho.
Dia menegaskan, mahasiswa wajib menjaga marwah lembaga serta menunjukkan karakter dan integritas sebagai calon pendidik profesional.
“Mahasiswa itu cermin kampus. Jaga nama baik UPG dan tampilkan karakter yang kreatif serta inovatif. Jangan hanya belajar, tetapi juga berkontribusi nyata di sekolah-sekolah,” jelasnya.
Uly juga menyampaikan rencana ke depan untuk memperluas lokasi PPL hingga ke daerah perbatasan Kota Kupang, yakni di wilayah Kupang Timur dan Kupang Barat.
Dia mengingatkan interaksi di dunia pendidikan berbeda dengan dinamika di kampus. Karena itu, mahasiswa diharapkan mawas diri, mampu beradaptasi, dan mengambil hal baik yang bisa dibawa kembali ke kampus sebagai bekal pengembangan diri.
“Lapangan itu nyata. Dinamika peserta didik, situasi sekolah, dan tuntutan guru menuntut mahasiswa untuk lebih matang. Semoga PPL menjadi refleksi yang membentuk karakter mereka sebagai pendidik,” tandasnya.
Kepala UPT PPL UPG 45 NTT, Carles Nyoman menyebut seluruh mahasiswa akan ditempatkan di 17 sekolah mitra. PPL ini, kata dia, bukan sekadar formalitas akademik, tapi latihan awal membentuk karier profesional.
“Mereka calon guru. Kami ingin mereka mengalami interaksi nyata di dunia pendidikan, mulai dari dinamika peserta didik hingga manajemen sekolah,” ungkap Carles.
Pihak kampus, lanjut Carles, turut menanamkan semangat pengabdian sebagaimana diwariskan oleh Ketua Badan Pengurus Harian (BPH), Dr. Semuel Haning, yakni untuk selalu memberikan yang terbaik bagi almamater.
Dia menambahkan, lima program studi itu mencakup Sejarah 51 mahasiswa, Bahasa Indonesia 58, Bahasa Inggris 32, Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) 32, serta Bimbingan Konseling (BK) 39 mahasiswa.***

